Petugas kepolisian berjaga saat melakukan pengamanan dan sterilisasi di sela Misa Jumat Agung rangkaian Hari Raya Paskah di Gereja Immanuel, Jakarta, Jamat (2/4/2021). | Prayogi/Republika.

Kabar Utama

Presiden: Tenang dan Waspada Aksi Teror

Presiden meminta masyarakat agar tetap tenang dalam menanggapi sejumlah aksi teror

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan peningkatan kewaspadaan terkait penyerangan yang dikaitkan dengan terorisme balakangan ini. Meski begitu, Presiden juga meminta masyarakat tetap tenang menanggapi insiden tersebut.

"Dan kita semuanya bersatu melawan terorisme. Saya juga telah memerintahkan kepada Kapolri, Panglima TNI, dan kepala BIN untuk meningkatkan kewaspadaan. Saya tegaskan sekali lagi, tidak ada tempat bagi terorisme di Tanah Air," kata Jokowi, di Tangerang Selatan, Kamis (1/4). 

Jokowi juga meminta seluruh masyarakat agar tetap tenang dalam menanggapi sejumlah aksi terorisme yang terjadi belakangan. "Tapi juga waspada dan menjaga persatuan. Dan kita semuanya bersatu melawan terorisme. Saya tegaskan lagi tidak ada tempat bagi terorisme di Tanah Air," kata Presiden. 

Sementara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, intelijen TNI terus berkoordinasi dengan intelijen Polri untuk melaksanakan deteksi dini dan cegah dini dari kerawanan tindakan teror.  “TNI dan Polri menggelar kekuatan di titik-titik terpilih di seluruh Indonesia mulai malam hari ini, baik di gereja, tempat-tempat keramaian maupun objek vital nasional. Kegiatan itu akan dilaksanakan secara terpilih dan terus menerus,” uja dia saat memeriksa pengamanan gabungan TNI-Polri di Gereja Katedral, Jakarta, kemarin. 

Sejak Kamis (1/4) malam, Hadi menyatakan, sudah digelar 5.590 anggota TNI dan Polri di beberapa titik yang dianggap diperkuat pengamanannya. Hadi berharap, apa yang dilaksanakan oleh TNI dan Polri itu dapat memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat. Dia ingin ibadah maupun kegiatan lainnya dapat berjalan aman dan lancar.

Indonesia diramaikan dua serangan dalam sepekan pada akhir Maret lalu. Pada Ahad (28/3) pagi, sepasang suami istri meledakkan diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Sebanyak 20 korban luka dari kejadian tersebut. Kedua pelaku, menurut kepolisian, adalah anggota Jamaah Anshorut Daulah (JAD) dan terkait dengan pengeboman katedral di Jolo, Filipina pada Januari 2019.

Pada Rabu (31/3) sore, seorang wanita menerobos ke halaman Bareskrim Polri dan terlihat menodongkan pistol. Tak berapa lama, penyerang yang disebut kepolisian bertindak sendirian itu ditembak mati.

photo
Petugas kepolisian berjaga saat melakukan pengamanan dan sterilisasi di sela Misa Jumat Agung rangkaian Hari Raya Paskah di Gereja Immanuel, Jakarta, Jamat (2/4/2021). - (Prayogi/Republika.)

Sejak penyerangan di Makassar, aparat kepolisian telah melakukan sejumlah penangkapan. Hingga Jumat (2/4) malam, polisi telah menangkap 31 orang yang diduga terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Sebanyak 16 di antaranya ditangkap di Makassar, selanjutnya lima ditangkap di Jakarta, dan lima lainnya di Bima, Nusa Tenggara Barat. Tiga orang juga ditangkap di Bandung, Jawa Barat serta dua di Tulungagung dan Nganjuk Jawa Timur.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memberikan jaminannya bahwa kepolisian akan mengamankan perayaan Jumat Agung dan Kenaikan Isa Almasih pada Ahad (4/4). "Kami memastikan ibadah di wilayah yang mayoritas Nasrani dan banyak terdapat gereja," kata Sigit saat menyambangi gereja-gereja di Sulawesi Utara, Kamis (1/4).

Polri juga akan melakukan audit pengamanan di Mabes Polri dan markas kepolisian seluruh wilayah. "Masalah pengamanan kita lihat dari hasil audit apabila ditemukan kekurangan kelemahan ini akan kita perbaiki ya. Mudah-mudahan hari ini sudah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen Rusdi Hartono.

Audit juga dilakukan untuk menelusuri bagaimana senjata api yang dibawa pelaku bisa lolos masuk ke Mabes Polri. "Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah di pinggang atau di mana ya dan itu kenyataan memang lolos dari penjagaan. Ini sedang diaudit masalah pengamanan kita," kata Rudi.

photo
Sejumlah anggota kepolisian memeriksa tas yang dibawa pengunjung di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/4/2021). Polda Metro Jaya memperketat akses masuk dengan melakukan pemeriksaan barang bawaan pengunjung untuk mengantisipasi ancaman teror pasca penyerangan di Mabes Polri. - (Republika/Putra M. Akbar)

Di Jakarta, 150 personel aparat gabungan, termasuk tim penjinak bom dari Gegana disiagakan melakukan pengamanan ibadah Jumat Agung di Katedral Jakarta, Jumat (2/4). Para petugas akan berjaga selama 24 jam untuk memastikan keamanan rangkaian perayaan Paskah 2021.

Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom mengatakan, dalam pengamanan kali ini pihaknya menempatkan petugas di enam titik. Tiga titik berada di samping gereja, basement Masjid Istiqlal untuk tempat parkir jemaat, pintu Al-Fatah Masjid Istiqlal, dan pintu 4 Katedral.

Direktorat Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Metro Jaya juga menyiapkan mesin sinar-X dan pendeteksi logam untuk memindai jemaat yang akan ibadah di Gereja Katedral. "Ada kendaraan rantis dari TNI, dari Brimob juga disiapkan satu (unit)," ujarnya. 

Petugas polisi di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) juga patroli di daerah perbatasan antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan, kemarin. Polisi bersenjata lengkap dan memakai rompi antipeluru melakukan pemeriksaan pengendara roda dua dan roda empat.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Kolaka Utara Kompol Irbar menyatakan, tindakan ini untuk mempersempit gerak aksi terorisme.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat