Ribuan umat Islam memadati halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin untuk melaksanakan malam peribadatan Nisfu Sya'ban menjelang datangnya Ramadhan beberapa waktu lalu.. | ANTARA

Khazanah

Memahami Amalan pada Malam Nisfu Sya'ban 

Nisfu Sya'ban adalah momentum untuk memaksimalkan ibadah.

OLEH UMAR MUKHTAR 

Nisfu Sya'ban yang jatuh pada Ahad (28/3) malam telah dilewati kaum Muslimin. Meski demikian, sebagian masyarakat Muslim masih mempersoalkan ihwal hukum melaksanakan amalan ibadah pada malam tersebut. 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sholahudin al-Aiyub menjelaskan, terdapat hadis yang menyebut bahwa di pertengahan bulan Sya'ban, Allah SWT melihat amalan hamba-Nya dan Allah SWT memberikan ampunan dan mengabulkan doa-doa orang yang bermunajat kepada Allah SWT.

Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila telah datang malam Nisfu Sya'ban, ber-qiyamullail-lah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya (rahmat) Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru, 'Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Siapa yang meminta rezeki, akan Aku limpahkan rezeki kepadanya. Siapa yang sakit, akan Aku sembuhkan'. Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar" (HR Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah).

Kemudian, Kiai Sholahudin mengatakan, para ulama dahulu di wilayah nusantara menjelaskan tentang amalan yang bisa dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban. Kemungkinan para ulama kala itu terlebih dulu melihat amalan yang biasa dilakukan di tengah masyarakat. Salah satu amalan yang familier adalah membaca surah Yasin.

"Karena itu, kita sekarang mengenal amalan di malam Nisfu Sya'ban yang sudah biasa dilakukan oleh umat Islam di Indonesia, khususnya nusantara, yaitu membaca surah Yasin tiga kali," ujar Kiai Sholahudin.

Pada bacaan surah Yasin yang pertama diniatkan supaya diberi umur panjang dan dijauhkan dari malapetaka. Kedua, diniatkan agar Allah SWT memberi rezeki yang halal dan tayib. Ketiga, pembacaan diniatkan supaya tetap terjaga iman Islamnya sehingga bisa khusnul khatimah.

"Ini tertulis di Majmu' Syarif, semacam buku kecil panduan bagi umat Islam awam untuk menjalankan aktivitas keagamaan di masyarakat. Buku itu ditulis dengan huruf Arab pegon. Ini buku yang sudah lama menggambarkan kondisi keberagaman umat Islam di nusantara," ujarnya.

Kiai Sholahudin menekankan, amalan membaca surah Yasin sebanyak tiga kali pada malam Nisfu Sya'ban merupakan ranah ijtihad para ulama saat itu. Tujuannya agar masyarakat Muslim bisa melakukan amal ibadah pada malam Nisfu Sya'ban.

"Jadi seperti itu. Ada dalil umum tentang fadilah (keutamaan) malam Nisfu Sya'ban. Sedangkan, amalan yang dilakukan itu adalah wilayah ijtihadiyah yang dirumuskan oleh para ulama supaya ada kebersamaan dalam melakukan aktivitas ibadah bareng-bareng," ujar dia.

Selain membaca surah Yasin, amalan menunaikan shalat Muthlaq juga bisa dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban. Namun, dia memberi catatan, shalat Muthlaq sebetulnya bisa dilakukan kapan saja dan tidak dikhususkan pada malam Nisfu Sya'ban.

"Jadi, kalau niatnya shalat Nisfu Sya'ban itu nggak ada karena memang tidak ada shalat Nisfu Sya'ban. Yang ada itu shalat sunah Muthlaq, yang bisa dilakukan kapan saja. Namun, karena ada keistimewaan malam Nisfu Sya'ban, ketika dilakukan pada malam itu, menjadi lebih baik," katanya memaparkan.

Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Dr Hasanuddin Abdul Fatah menyampaikan, jika ada perbedaan pendapat dalam suatu amalan ibadah, hal ini cenderung karena hadis yang menjadi rujukan adalah dhaif (lemah). Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa amalan yang terkandung dalam hadis dhaif tetap bisa diamalkan bila dalam rangka mendorong amal baik dan kedhaifannya tidak signifikan.

Dia pun mengimbau agar masyarakat bersikap bijak karena perbedaan pendapat seperti ini merupakan hal biasa sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Hadis dhaif, ada yang menolaknya dalam segala hal. Namun, ada juga yang menerima kalau untuk fadhail a'mal, mendorong amalan-amalan yang baik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat