Jenazah warga Palestina yang dibunuh tentara Israel ketika mencoba mencapai truk bantuan PBB melalui penyeberangan Zikim, di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza pada hari Ahad, 20 Juli 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Saksi Mata: Tentara AS Sembarangan Tembaki Warga Gaza

Sedikitnya 34 pencari bantuan syahid di Gaza pada Rabu.

GAZA – Pusat bantuan skema AS-Israel yang dinamai Gaza Humanitarian Foundation (GHF) terus memakan korban jiwa. Kesaksian yang beredar belakangan mengungkapkan aksi main tembak tentara AS dan Israel yang menjaga pusat bantuan itu.

Seorang penjaga keamanan AS yang bekerja untuk organisasi bantuan GHF yang didukung AS mengatakan kepada Channel 12 Israel bahwa pusat bantuan memperlakukan penduduk dengan sangat buruk dan menempatkan mereka dalam bahaya.

“Sistem GHF tidak bisa diperbaiki, sistem ini harus diakhiri,” ujarnya dalam sebuah wawancara yang disiarkan di saluran tersebut pada Selasa. Ia menambahkan bahwa jika PBB memiliki sumber daya dan koordinasi seperti yang dimiliki mekanisme ini, maka mekanisme ini akan bekerja lebih baik.

Dia mengkritik perilaku staf GHF yang tidak pandang bulu. Ia kemudian menceritakan sebuah insiden di mana seorang warga Palestina yang sedang mengumpulkan makanan dari tanah disemprot merica oleh penjaga keamanan AS, meskipun tidak menimbulkan ancaman.

photo
Warga membawa karung tepung yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan yang mencapai Kota Gaza dari Jalur Gaza utara, Selasa, 22 Juli 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Ia juga menggambarkan sebuah insiden di mana seorang anggota staf GHF melemparkan granat setrum langsung ke arah seorang wanita Palestina, yang kemudian pingsan dan jatuh ke lantai. “Saat itulah saya menyadari bahwa saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan ini,” katanya.

“Ketika warga Palestina selesai mengumpulkan bantuan yang ada di lokasi, penjaga keamanan Amerika mulai menembaki mereka… menembaki kaki mereka, menembaki tanggul tanah, untuk mengusir mereka,” kenangnya.

"Sepanjang dinas militer saya, saya belum pernah melihat penggunaan senjata seperti itu terhadap warga sipil tak bersenjata. Saya tidak akan mengambil bagian di dalamnya sekarang," katanya.

Dalam pernyataannya, GHF menolak tuduhan tersebut dan mengatakan kontraktor tersebut dipecat karena melakukan pelanggaran.

photo
Warga membawa karung tepung yang diturunkan dari konvoi bantuan kemanusiaan yang mencapai Kota Gaza dari Jalur Gaza utara, Selasa, 22 Juli 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Pada Rabu, setidaknya 100 warga Palestina, termasuk 34 pencari bantuan, telah syahid dan 534 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan di daerah kantong tersebut.

Selama periode ini, 13 jenazah juga ditemukan dari reruntuhan serangan Israel sebelumnya, tambah pernyataan itu. Agresi Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 59.219 orang dan melukai 143.045 orang sejak 7 Oktober 2023, kata kementerian itu.

Jumlah total pencari bantuan yang syahid sejak 27 Mei ketika Israel memperkenalkan mekanisme distribusi bantuan baru telah mencapai 1.060 orang, dan lebih dari 7.207 orang terluka.


Kelaparan makin parah

Warga Palestina di Gaza, termasuk staf PBB, jatuh pingsan akibat kelaparan parah. Dilaporkan Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Rabu (23/7/2025), anak-anak serta mereka yang berkebutuhan khusus juga sekarat akibat malnutrisi berat.

photo
Palestinian children queue for a portion of hot food distributed by a charity kitchen in Gaza City, on July 20, 2025. The World Food Programme says nearly one in three people in Gaza do not eat for days at a stretch and thousands are on the verge of catastrophic hunger. - (Majdi Fathi/NurPhoto via Reuters)

"Orang-orang Gaza, termasuk staf UNRWA, jatuh pingsan karena kelaparan ekstrem dan rasa lapar yang sangat parah," ujar badan tersebut melalui X.

"Anak-anak dan orang dewasa meninggal akibat malnutrisi berat. Mereka sengaja dibiarkan kelaparan," lanjutnya.

Badan itu menambahkan bahwa pihaknya saja memiliki ribuan truk di negara tetangga menunggu izin masuk ke Gaza, yang dilarang oleh pihak berwenang Israel sejak Maret.

"Pengepungan harus diakhiri sekarang agar bantuan kemanusiaan penyelamat jiwa dapat masuk," kata UNRWA.

Sebelumnya pada Selasa (22/7/2025), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah yang meninggal akibat kelaparan akut dan malnutrisi sejak Oktober 2023 telah bertambah menjadi 101, termasuk 80 anak-anak, setelah kematian 15 warga Palestina yang terdiri dari empat anak-anak dalam 24 jam sebelumnya.

Pada Ahad (20/7/2025), Kantor Media Pemerintah di Gaza memperingatkan bahwa wilayah tersebut berada di ambang "kematian massal" setelah lebih dari 140 hari berturut-turut perbatasan ditutup. Sejak 2 Maret, Israel telah menunda pelaksanaan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas serta menutup perlintasan perbatasan Gaza, sehingga truk-truk bantuan kemanusiaan terlantar di sepanjang perbatasan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat