Foto lansiran Otoritas Kanal Suez menunjukkan kapal kargo the Ever Given terjebak di saluran itu pada Rabu (24/3/2021). | Suez Canal Authority via AP

Internasional

Evakuasi the Ever Given Alami Kemajuan

Banyak dampak signifikan akibat tertambatnya kapal The Ever Given.

BAGHDAD -- Kapal kargo the Ever Given masih kandas dan memblokade jalur Terusan Suez. Upaya untuk mengevakuasi kapal kargo raksasa itu sedikit mengalami kemajuan yang memungkinkan buritan dan kemudi bergerak, tapi masih belum jelas kapan kapal tersebut kembali mengapung normal.

Ever Given, yang memiliki panjang 400 meter dan lebar 59 meter terjepit diagonal di bagian selatan kanal di tengah angin kencang pada Selasa pekan lalu. Akibatnya, kapal tersebut memblokade salah satu jalur air tersibuk di dunia itu.

"Kombinasi material pengerukan dari sekitar kapal dan menarik serta mendorong kapal dengan kapal tunda, membuat kemajuan kecil dalam mencabut kapal," ungkap dua sumber dari Suez Canal Authority (SCA) pada Sabtu (27/3) waktu setempat. Salah satu sumber mengatakan, telah terjadi beberapa gerakan di haluan kapal.

Ketua SCA Osama Rabie, mengatakan kepada TV lokal bahwa air mulai mengalir di bawah kapal. "Kami berharap setiap saat kapal bisa meluncur dan bergerak dari tempatnya," katanya.

Sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia melewati kanal Suez. Dengan adanya kapal The Ever Given yang memblokade jalur, ratusan kapal pun masih menunggu untuk lewat begitu penyumbatan berhasil diatasi.

Rabie mengatakan, pihaknya berharap tidak perlu memindahkan sebagian dari 18.300 kontainer di atas kapal Ecer Given untuk meringankan beban kapal. Namun, gelombang pasang dan angin kencang masih mempersulit upaya evakuasi.

photo
Foto satelit menunjukkan kapal kargo the Ever Given, terjebak di saluran itu pada Rabu (24/3/2021). - (Suez Canal Authority via AP)

Buritan kapal, pada Jumat (26/3), mulai bergerak menuju Suez. “Dan itu pertanda positif hingga pukul 23.00, tetapi air pasang turun secara signifikan dan kami berhenti," kata Rabie.

Upaya penarikan kemudian dimulai kembali pada Sabtu sore dan upaya lebih lanjut direncanakan di Ahad (28/3) waktu setempat. SCA menambahkan, akan ada lebih banyak pasir yang mungkin perlu dikeluarkan dari sekitar kapal The Ever Given untuk dapat membebaskan jalurnya.

Pada Jumat, kapal keruk telah memindahkan sekitar 20 ribu ton pasir dari sekitar haluannya. Sebuah perusahaan Belanda yang bekerja untuk membebaskan kapal tersebut mengatakan, The Ever Given dapat dibebaskan pada awal pekan depan jika kapal yang lebih berat, pengerukan, dan air pasang berhasil melepaskannya.

Kepala Boskalis, perusahaan induk dari perusahaan Belanda Smit Salvage yang telah didatangkan untuk membantu SCA, mengatakan kapal tunda berat dengan kapasitas gabungan 400 ton akan tiba sekitar akhir pekan ini.

"Kami bertujuan menyelesaikannya setelah akhir pekan, tetapi semuanya harus berjalan dengan tepat untuk itu," ujar Kepala Eksekutif Boskalis, Peter Berdowski.

Berdowski mengatakan, crane darat dapat meringankan beban Ever Given dengan memindahkan container, Namun para ahli telah memperingatkan bahwa proses seperti itu bisa rumit dan lama. "Jika kami tidak berhasil melepaskannya minggu depan, kami harus mengeluarkan sekitar 600 kontainer dari haluan untuk mengurangi beratnya," katanya.

Namun, Berdowski melanjutkan, langkah tersebut, akan membuat rencana menjadi mundur beberapa hari. Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouli pada Sabtu (27/3), berterima kasih kepada mitra asing atas tawaran untuk membantu mengevakuasi kapal tersebut.

Banyak dampak signifikan yang terjadi akibat tertambatnya kapal The Ever Given. Tarif pengiriman untuk kapal tanker produk minyak kini meningkat hampir dua kali lipat setelah kapal terdampar.

 
Tarif pengiriman untuk kapal tanker produk minyak kini meningkat hampir dua kali lipat setelah kapal terdampar.
 
 

Penyumbatan juga telah mengganggu rantai pasokan global. Termasuk menimbulkan penundaan bagi perusahaan yang sudah berurusan dengan pembatasan Covid-19.

Jika penyumbatan berlanjut, berbagai proses pengiriman barang  dapat mengubah rute kargo mereka di sekitar Tanjung Harapan. Namun, langkah ini dapat menambahkan sekitar dua minggu untuk perjalanan dan biaya bahan bakar tambahan.

Rabie mengatakan kapal-kapal yang saat ini menunggu, juga bebas untuk mengubah rute. Namun, tak ada satu pun kapal yang melakukannya.

Dia mengatakan, ada 321 kapal yang saat ini sedang menunggu untuk masuk atau melanjutkan transit mereka melalui kanal. Itu termasuk puluhan kapal kontainer, kapal curah dan kapal gas alam cair (LNG) atau gas petroleum cair (LPG). 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat