Patung Kosmonot Yuri Gargarin terpasang di Taman Mataram, Jakarta, Jumat (12/3). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan patung Yuri Gargarin yang merupakan manusia pertama asal Uni Soviet yang pergi keluar angkas pada tahun 1961 guna memperingati | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Gubernur Anies Ajak Masyarakat Kelola Air

Gubernur Anies mengatakan, TMB Gintung menjadi taman kolaborasi dengan warga dalam memanfaatkan air.

JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengajak masyarakat untuk dapat mengelola air sebagai sumber kehidupan. Masyarakat juga diimbau agar tidak hanya berfikir untuk memanfaatkan airnya saja.

Muhadjir menyatakan air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga semua pihak harus bisa mengelola air. Mulai dari hilir untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik sekarang maupun yang akan datang.

"Salah satunya mengelola sumber daya air dengan penanaman pohon produktif yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum," kata Muhadjir dalam acara peringatan Hari Air Sedunia (HAS) 2021 tingkat Nasional yang dipusatkan di Bendung Sindangheula, Serang, Senin (22/3).

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, air dari bendungan Sindangheula direncanakan dikembangkan menjadi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional dengan kapasitas 800 liter per detik untuk Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon. Bendungan Sindangheula memiliki fungsi sebagai penyediaan kebutuhan air ke daerah Cibanten dengan luas 1.289 Ha sebesar 0,80 m3/detik.

Selain itu, juga berfungsi sebagai pengendalian banjir hilir Kabupaten Serang dan Kota Serang dengan kapasitas tampung banjir sebesar 1,5 juta meter kubik, serta penyediaan sarana rekreasi dan tujuan wisata air, konservasi alam dan potensi pembangkit listrik sebesar 0,40 megawatt. Terkait peringatan Hari Air Sedunia, Andika mengatakan momentum tersebut merupakan peringatan untuk menyadarkan masyarakat dunia akan pentingnya air bersih dan pengelolaan sumber air yang berkelanjutan.

"Betapa air saat ini harus diselaraskan fungsinya. Baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungan hidup. Karena itu, seluruh pihak dan masyarakat diharapkan dapat melestarikan sumber daya air," ujar Andika.

Sementara, peringatan Hari Air Sedunia di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta mengajak Ciliwung Institute dan warga dengan kegiatan menanam pohon Loa di bantaran Kali Ciliwung di Taman Maju Bersama (TMB) Gintung, Pangkalan Pakis Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin. Pohon Loa dipilih untuk ditanam di lokasi itu karena memiliki akar yang dapat mengikat tanah sehingga ekosistem sungai dapat terjaga dan terhindar dari erosi.

Dalam acara tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, saat ini terjadi perubahan paradigma, dimana manusia hidup di era yang harus menyesuaikan dengan kondisi alam. Dia menyebut, hal itu lantaran adanya perubahan dan kerusakan alam akibat ulah manusia, khususnya yang hidup di perkotaan.

"Sekarang dalam kondisi perubahan alam yang luar biasa besar, kerusakan yang diakibatkan oleh kita umat manusia, khususnya manusia yang tinggal di perkotaan karena yang membuat kerusakan amat besar di alam ini, khususnya kita-kita yang berada di daerah perkotaan," kata Anies.  

Keberadaan TMB Gintung yang merupakan taman di tepian Kali Ciliwung lengkap dengan keberagaman hayati hewan dan tumbuhan. Taman ini juga dibangun berkolaborasi dengan warga dan komunitas.

TMB ini berfungsi sebagai pangkalan air dimana saat musim penghujan sebagian besar areanya akan terendam dan membuat aliran sungai terkontrol. Sedangkan saat kemarau akan surut dan dapat dimanfaatkan warga dari mulai berkebun hingga melakukan kegiatan alam.

Keberadaan TMB Gintung ini juga sebagai bagian dari upaya merawat tradisi warga Ibu Kota yang telah lama bersahabat dengan Kali Ciliwung. Sebab, ujar Anies, konsep pasang dan surut sungai sudah dikenal sejak kota Jakarta terbentuk.

“Seperti halnya Ciliwung yang menjadi pusat kehidupan karena ada air. Jadi tempat ini memiliki sejarah amat panjang. Bila di Jakarta kita bisa bangun Kali Ciliwung, maka akan jadi contoh bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” kata Anies.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemprov DKI Jakarta (dkijakarta)

Meningkat

Jumlah sampah di Jakarta yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi per hari dari tahun ke tahun trennya terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Syaripudin menjelaskan, sampah di Ibu Kota didominasi sisa makanan (53 persen), kemudian plastik (sembilan persen), residu (delapan persen), kertas (tujuh persen) dan lain-lainnya.

Akan tetapi, Syaripudin tidak merinci mengapa jumlah sampah tersebut trennya meningkat. Dia hanya menyebutkan, jumlah sampah pada 2014 sebanyak 5.665 ton sampah/hari, 2015 sebanyak 6.419 ton sampah/hari, 2016 sebanyak 6.562 ton sampah/hari, 2017 sebanyak 6.875 ton sampah/hari, 2018 sebanyak 7.453 ton sampah/hari, 2019 sebanyak 7.702 ton sampah/hari dan pada 2020 sebanyak 7.424 ton sampah/hari.

Pemprov DKI Jakarta, kata Syaripudin, berupaya mengurangi sampah yang ada di Jakarta dengan rencana pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di dalam kota atau yang biasa disebut sebagai Intermediate Treatment Facility (ITF). “Pembangunan ITF ini melibatkan penugasan pembangunan kepada dua BUMD yaitu PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya,” kata Syaripudin.

ITF yang akan dibangun Pemprov DKI Jakarta, kata Syaripudin, akan ada di empat wilayah Jakarta. "Adapun titik lokasi ITF yang dibangun, yakni ITF Sunter sebagai pusatnya, ITF Wilayah Layanan Barat, serta ITF Wilayah Layanan Timur dan Selatan,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat