Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikan (kiri) meninjau Pondok Pesantren Bumi Sholawat di Lebo, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (27/2/2021). Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau infrastruktur adaptasi kebiasaan baru dan kepatuhan dalam menjalankan | Umarul Faruq/ANTARA FOTO

Khazanah

Vaksin untuk Pesantren Akhir Maret

Para pedagang dan seniman sudah divaksinasi. Ironisnya kiai pesantren belum.

JAKARTA — Vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk pesantren akan dimulai pada akhir Maret. Program ini dilakukan untuk melindungi pendidik dan tenaga kependidikan di pesantren dari wabah Covid-19.

“Dimulai akhir Maret dan harus selesai di akhir April," kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Waryono melalui pesan singkat kepada Republika, Ahad (21/3).

Kasubdit Pendidikan Pesantren Kemenag Basnang Said menambahkan, Kemenag sudah mengirim surat ke ormas-ormas Islam yang memiliki pesantren. Pihaknya meminta kepala-kepala bidang pendidikan pesantren di kantor wilayah (kanwil) Kemenag provinsi agar mendorong pesantren untuk mengikuti vaksinasi di wilayah masing-masing.

Berdasarkan data dari masing-masing di kanwil Kemenag, dia menyebut, banyak pesantren dan para pengasuhnya yang sudah mengikuti vaksin dari berbagai pintu. Mereka melakukan vaksinasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam. ”Angkanya berapa persen dari total pengasuh (pesantren yang ikut vaksinasi), itu kami belum ada data," kata Basnang, kemarin. 

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan, sudah ada laporan dari sejumlah pesantren yang telah mendapat vaksin Covid-19. Meski demikian, dia menjelaskan, masih banyak pesantren yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.

Ketua Satkor Covid-19 RMI PBNU KH Ulun Nuha mengatakan, RMI pernah mendapatkan amanah untuk mengumpulkan data dari pesantren sekitar dua bulan yang lalu. Data tersebut diserahkan ke Kemenag. Selanjutnya Kemenag menyerahkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).” 

Sepertinya Kemenkes itu eksekusinya (vakinasinya) bergantung dinas kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota," kata Kiai Ulun.

Kiai Ulun mengaku tidak tahu apa yang terjadi. Meski demikian, di lapangan memang ada pesantren yang sudah mendapatkan vaksin cukup cepat, padahal bukan prioritas utama. Dia mencontohkan Pondok Pesantren Krapyak di Yogyakarta yang menjadi salah satu pesantren paling sepuh dan dihormati. Sampai sekarang belum ada undangan untuk vaksinasi Covid-19. Padahal, data Pesantren Krapyak ini sudah diserahkan.

Para pedagang di pasar dan seniman di Yogyakarta sudah divaksin, bahkan ditinjau presiden. Ironisnya para kiai di pesantren belum tersentuh vaksinasi.

KH Ulun mengatakan, para kiai atau ulama bekerja di garis depan. Mereka adalah pahlawan spiritual masyarakat. Dia meminta pemerintah belajar pada Ramadhan tahun lalu yang dilalui dengan kesedihan dan kebekuan kegiatan keagamaan. 

"Sampai pekan lalu dalam catatan kami sudah ada 400 ulama yang meninggal dunia selama masa pandemi Covid-19," kata Kiai Ulun.

Ketua Pimpinan Pusat RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin menjelaskan, pemerintah belum merespons permintaan RMI terkait vaksinasi di pesantren. Dia menegaskan, RMI telah menyerahkan data pesantren yang diprioritaskan untuk vakinasi. “Kami sudah menyetorkan data 1.300 pesantren prioritas sejak sebulan lalu," kata dia, kemarin.

 
Kami sudah menyetorkan data 1.300 pesantren prioritas sejak sebulan lalu
KH ABDUL GHAFFAR ROZIN, Ketua PP RMI PBNU
 

Kiai Rozin mengatakan, vaksinasi cenderung dilakukan simbolis dan sporadis di beberapa pesantren besar. Itu pun terjadi karena usulan atau inisiatif pemerintah setempat atau dorongan pengurus NU sekitar. 

Ia menyampaikan, RMI tetap menganjurkan semua pesantren untuk taat protokol kesehatan guna mencegah penularan dan penyebaran Covid-19. Pesantren pun diimbau melaksanakan pembelajaran dengan hati-hati. 

 

Klaster pesantren

Klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren masih terus bermunculan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, sudah lebih dari 10 pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 sejak pandemi terjadi.

Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Tasikmalaya, KH Anwar Ansori meminta agar semua pihak tak menyalahkan pesantren. Menurut dia, sulit mencegah munculnya klaster di lingkungan pesantren.

Penanganan Covid-19 di lingkungan pesantren seharusnya tak hanya berfokus pada pencegahan. Lebih dari itu, pesantren juga harus diedukasi mengenai penanggulangan ketika terdapat kasus Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat