Seorang warga Palestina menerima suntikan vaksin Sputnik-V buatan Rusia di klinik UNRWA di Kota Gaza City, Rabu (17/2/2021). | AP/Khalil Hamra

Internasional

Presiden Palestina Divaksin

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dinyatakan positif Covid-19 setelah menerima vaksin.

RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menerima dosis pertama vaksin Covid-19 pada Sabtu (20/3). Momen itu menjadi simbol peluncuran sosialisasi kampanye vaksinasi di sana.

"Presiden (Abbas) mengimbau warga Palestina untuk terus mematuhi protokol keselamatan publik dan instruksi inokulasi Kementerian Kesehatan untuk melewati masa sulit ini," kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.

Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, pada tahap awal vaksinasi, kalangan atau kelompok yang diprioritaskan adalah tenaga medis, pasien kanker, atau gagal ginjal serta lansia berusia di atas 75 tahun.

Pada Rabu (17/3) lalu, Palestina menerima paket pertama vaksin Covid-19 dari inisiatif Covax, sebuah program yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tujuannya adalah menyediakan vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, mereka menerima 38 ribu dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan 24 ribu dosis vaksin AstraZeneca. Sepertiga dari vaksin Covax telah dialokasikan untuk Gaza.

photo
Pekerja menurunkan 40 ribu dosis vaksin Covid-19 Sputnik-V buatan Rusia setibanya di Jalur Gaza melalui perlintasan Rafah dari Mesir, Kamis (11/3/2021 lalu. - (AP/Adel Hana)

Pejabat kesehatan di Gaza mengungkapkan sekitar 8.500 warga di sana telah menerima dosis pertama vaksin Sputnik V asal Rusia. Sementara di Tepi Barat, terdapat 5.000 warga yang juga sudah mendapatkan suntikan pertama Sputnik V.

Palestina berharap dapat memvaksinasi 20 persen populasi dengan menggunakan paket vaksin dari Covax. Sejauh ini Palestina telah mencatatkan lebih dari 249 ribu kasus Covid-19 dan 2.656 kematian. 

Sementara, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu (20/3). Hal itu terjadi dua hari setelah dia menerima vaksin dosis pertama.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Pakistan mengungkapkan, Khan menerima dosis pertama vaksin Sinopharm asal Cina pada Kamis (18/3). Namun, pihak Kemenkes menyebut, Khan bisa saja terinfeksi Covid-19 sebelum divaksinasi.

“Dia baru mendapat dosis pertama dua hari lalu yang terlalu dini untuk membuat vaksin menjadi efektif. Antibodi berkembang 2-3 pekan setelah dosis kedua dari vaksin Covid dua dosis," kata Kemenkes Pakistan lewat akun Twitter resminya pada Sabtu.

photo
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. - (AP/Rahmat Gul)

Beberapa menit setelah Khan dinyatakan positif Covid-19, perdebatan tentang efektivitas vaksin memanas di media sosial di Pakistan. Sinopharm menjadi tren di Twitter. Kabar itu seolah meningkatkan skeptisisme warga terhadap vaksin.

“Di Pakistan, kami sudah memiliki skeptisisme, teori konspirasi, dan propaganda negatif tentang vaksin,” kata Javed Akram, salah satu dokter terkemuka di Pakistan yang juga menjabat sebagai wakil rektor  University of Health Sciences, Lahore, dikutip laman Washington Post.

Dia mengambil contoh vaksinasi polio. Akram mengatakan banyak orang Pakistan menolak mengizinkan anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi polio. Mereka meyakini tuduhan yang disebarkan para pemimpin agama garis keras bahwa vaksinasi memicu kemandulan.

"Pakistan tetap menjadi salah satu dari hanya dua negara di dunia di mana polio menjadi endemik," ujarnya.

Saat ini Pakistan menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Pada Sabtu lalu, Pakistan memberlakukan serangkaian tindakan pembatasan sosial setelah mencatat hampir 4.000 kasus baru, tertinggi dalam satu hari selama delapan bulan terakhir. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat