Suasana kampus UII Yogyakarta. Kampus UII membuka pusat studi tafaquh. | Wihdan Hidayat / Republika

Khazanah

UII Luncurkan Pusat Studi Tafaquh

Pusat Studi Tafaquh diharapkan lebih mendekatkan sivitas UII dengan Alquran.

SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) meluncurkan Pusat Studi Alquran dan Hadis (Tafaquh). Peluncuran dilakukan dalam acara Ngaji Bareng bersama Pendiri Pusat Studi Alquran Prof Quraish Shihab dan Penasihat Utama Pusat Studi Tafaquh UII KH Bahauddin Noersalim (Gus Baha), Selasa (16/3). Ngaji Bareng dimoderatori dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII sekaligus Ketua Pusat Studi Tafaquh UII, Fajar Fandi Atmaja. 

Rektor UII Prof Fathul Wahid mengatakan, Pusat Studi Tafaquh merupakan ide yang sudah lama disemai para pendahulu UII. Pendiriannya merupakan ikhtiar UII untuk semakin mengakrabi Alquran dan hadis, serta memahaminya secara lebih baik.

Istimewanya, kata dia, waktu pendirian Pusat Studi Tafaquh UII bersamaan dengan peringatan milad ke-78 UII . Ia menekankan, mengkaji Alquran dan hadis selalu menghadirkan tilikan-tilikan baru yang sesuai perkembangan zaman.

Ia berharap kehadiran Pusat Studi Tafaquh dapat memfasilitasi sivitas UII untuk mengembangkan diri agar lebih akrab dengan Alquran dan hadis. Juga mentranslasi pesan-pesan dalam ikhtiar konkret yang berperan dalam memecahkan masalah bangsa.

Fathul juga berharap Pusat Studi Tafaquh UII dapat membantu riset-riset yang dikembangkan.Tidak hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, tapi berimbas pula dalam memberikan kebaikan-kebaikan yang dirasakan khalayak luas.

"Kajian terhadap Alquran dan hadis diharapkan menjadi pita kolektif yang memandu semua proses pendidikan dan pengembangan, serta aplikasi ilmu pengetahuan di UII selalu sejalan dengan nilai-nilai Islam," ujar Fathul.

 
Kajian terhadap Alquran dan hadis diharapkan menjadi pita kolektif yang memandu semua proses pendidikan dan pengembangan.
PROF FATHUL WAHID, Rektor UII
 

Dalam forum yang sama, Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII Suwarsono Muhammad menuturkan, selama ini kita belajar melalui karya-karya ulama besar. Kini, kita memiliki keberanian melihat kitab besarnya, yaitu Alquran dan hadis.

Ia menilai, untuk sampai ke sana ada proses yang sangat panjang karena tidak semua orang berani menengok langsung kitab besar tersebut. Karena itu, Suwarsono bersyukur, UII memiliki keberanian dan keteguhan melakukan itu semua.

Dalam mengkaji Alquran dan hadis, ia berharap Pusat Studi Tafaquh UII mampu menggerakkan bentuk yang ada di dalam maupun bentuk yang ada di luar. Sebab, sebagian besar umat Islam sudah mencurahkan perhatian kepada bentuk lahiriyah.

“Saya ingin menegaskan, yang batin dan yang lahir harus jelas kita perjuangkan bersama agar peradaban Islam kembali mengedepan, serta tugas membangun kembali peradaban Islam itu bukan sesuatu yang mustahil," ujar Suwarsono. 

Sedangkan Gus Baha menjelaskan, ada beragam seni ulama dalam memaknai Alquran. Ada ulama yang memilih mencari aman dalam memaknai Alquran, semisal dalam hal memaknai huruf-huruf singkatan (muqatta'ah) dalam pembukaan beberapa surah semisal Alif Lam Mim, Yasin, dan sebagainya yang memilih menyandarkannya kepada Allah. 

Ada juga ulama memaknai ayat muqatta'ah dengan memaknai setiap hurufnya. Karena itu, lanjut Gus Baha, penting untuk mempelajari Alquran dengan berpegang dan didampingi ulama guna mengantisipasi pemaknaan setiap ayat dalam Alquran. Pada sisi lain, jelas dia, ada juga ayat-ayat yang penuh misteri yang membuat para ulama berbeda dalam tafsirnya. 

"Jadi, analisis tafsir itu tidak ada selesainya, semuanya butuh perangkat dan di antara perangkat itu adalah fitrah salimah,” ujar Gus Baha saat menjadi pembicara dalam acara tersebut.Menurut dia, memaknai Alquran, baik secara ilmiah maupun dengan fitrah salimah, akan sama-sama menelurkan makna yang sahih denganberlandaskan riwayat yang sahih.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat