Ilustrasi puasa pada bulan Syaban | RAISAN AL FARISIANTARA FOTO

Khazanah

Keutamaan Berpuasa pada Bulan Sya'ban

Bulan Sya'ban adalah momentum mempersiapkan diri menghadapi Ramadhan.

OLEH DEA ALVI SORAYA 

Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah yang dinantikan umat Islam. Pada tahun ini, awal bulan Sya'ban jatuh pada Senin (15/3). Salah satu keistimewaan bulan ini terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nisfu Sya’ban.

Selain itu, ada sejumlah hadis sahih yang menunjukkan keistimewaan pada bulan Sya'ban, di antaranya hadis tentang amalan puasa sunah. Terkait hal ini, Ustaz Abdul Somad Lc PhD menceritakan kisah Usamah bin Zaid RA, cucu angkat Rasulullah, yang datang menemui Rasulullah. 

Pemuda itu bertanya,“Wahai Rasulullah SAW, mengapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban?”

Nabi SAW menjawab, “Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal saleh), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR Tirmizi, an-Nasai, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadis ini).

“Jadi, dalam 12 bulan itu, bulan yang paling dianjurkan puasa setelah bulan Ramadhan adalah Sya’ban,” ujar ulama yang akrab disapa UAS itu dalam ceramah virtualnya yang dikutip Republika, Selasa (16/3).

 
Dalam 12 bulan itu, bulan yang paling dianjurkan puasa setelah bulan Ramadhan adalah Sya’ban.
 
 

Hal ini selaras dengan hadis Aisyah RA yang berkata, “Aku tidak pernah melihat Beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR Muslim No. 1156 dan Ibnu Majah No. 1710).

Lantas, mengapa Rajab dan Ramadhan selalu diingat, sedangkan Sya’ban sering dilupakan? “Karena bulan Rajab sudah diagungkan, dimuliakan oleh orang-orang jahiliah bahkan sebelum Islam datang, Rajab juga termasuk dalam bulan-bulan haram yang dimuliakan dalam Alquran. Sedangkan Ramadhan, siapa yang tidak mengetahui Ramadhan karena di dalamnya ada Lailatul Qadr dan momen Alquran diturunkan,” ujar UAS.

Menurut dia, beribadah pada saat orang lupa, pahalanya besar. Contohnya, shalat Tahajud, banyak orang lalai makanya pahalanya besar bagi yang menjalankannya. 

“Maka dari itu keutamaan beramal saat orang lalai itu pahalanya amat luar biasa,” ujar peraih gelar guru besar di Universitas Islam Omdurman, Sudan, itu.

UAS kemudian mengutip penjelasan Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya, Fathul Bari. Disebutkan dalam kitab itu, catatan amal manusia diangkat sebanyak tiga kali, yaitu harian, mingguan, dan tahunan. Catatan amal harian akan diangkat setiap bakda Ashar, catatan amal mingguan akan diangkat setiap Kamis, sedangkan catatan amal tahunan akan diangkat setiap bulan Sya’ban.

“Jika saat catatan amal diperiksa dan diangkat oleh malaikat, seseorang itu sedang berpuasa atau sedang shalat berjamaah maka akan baik laporan amalannya kepada Allah SWT,” ujar UAS.

Selain itu, bulan Sya’ban memiliki malam yang istimewa, yakni pada 15 Sya’ban, yang biasa disebut Nisfu Sya’ban. Pada malam itu, Allah SWT akan memperhatikan seluruh makhluk-Nya dengan perhatian khusus. Allah SWT juga akan mengampuni dosa semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik (orang yang menyekutukan Allah) dan orang musahid (orang yang berkelahi dan belum berdamai).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat