Guru memeriksa suhu tubuh sejumlah siswa SD saat uji coba pembelajaran tatap muka di SDN Tegalwaru 02, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). | ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Nasional

Kebahagiaan Salwa dan Ancaman Klaster Sekolah

Kekhawatiran munculnya klaster sekolah jika pembelajaran tatap muka dilakukan.

OLEH BAYU ADJI P

Salwa (16 tahun) tidak bisa membendung rasa senangnya. Meski mengenakan masker, tatapan bahagia itu tidak bisa tersembunyi dari matanya. Salwa Salsabila, siswi kelas X MIPA di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor itu, senang karena akhirnya bisa bertemu dengan teman-teman setelah setahun lamanya belajar daring.

Di ruang kelas bercat krem itu, terlihat ada 36 meja dan kursi. Setengah di antaranya, yakni 18 meja, tampak dipasang sekat akrilik transparan dengan posisi berselang-seling. Pengaturan itu merupakan bagian dari simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) sedang dilangsungkan pada Senin (15/3) pagi di Bumi Tegar Beriman.

Menurut Salwa, belajar terasa lebih efektif jika bertemu guru secara langsung, dibandingkan dengan berinteraksi melalui monitor. Berangkatnya Salwa ke sekolah pun, masih berdasarkan restu dan izin orang tuanya. Selama melaksanakan PJJ, Salwa menuruti orang tuanya untuk mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Tak hanya itu, ia menurut untuk tidak berkumpul dengan teman-temannya selama pandemi Covid-19 masih melanda. “Jadi, pas sekolah dibolehkan tatap muka, langsung diizinkan (orang tua),” kata siswi berkerudung ini ketika ditemui Republika di ruang kelasnya, Senin (15/3).

photo
Guru menggunakan masker saat uji coba pembelajaran tatap muka di SDN Tegalwaru 02, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). Sebanyak 170 sekolah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mulai melaksanakan uji coba pembelajaran secara tatap muka dengan setiap kecamatan satu jenjang pendidikan dari mulai SD, MI, SMP, MTs, SMA, MAN, dan SMK yang berlangsung hingga satu bulan serta tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. - (ANTARAANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Salwa dapat melepas rindu belajar bersama teman-temannya. Sekaligus berinteraksi dengan para guru. Secara jujur, Salwa juga mengaku rindu pulang beramai-ramai dengan temannya. Namun, ia memahami di tengah pandemi Covid-19 ini, hal semacam itu belum bisa dilakukan.

“Tapi belajar langsung aja sudah cukup kok. Buat teman-teman, semoga ke depannya walaupun nanti ada sekolah offline, jangan nyepelein Covid-19. Tetap jaga protokol kesehatan,” ucapnya.

Kepala SMAN 2 Cibinong Eulis Nurhayati mengatakan, siswa tetap tidak diperbolehkan belajar di sekolah tanpa izin orang tua. Jika hari ini ada siswa yang terjadwal masuk, tapi orang tua tidak memberikan surat izin bertanda tangan, maka siswa tersebut tidak boleh hadir di sekolah. Namun, siswa yang bersangkutan tetap mendapatkan pelayanan pembelajaran secara daring.

Ada 170 sekolah diizinkan menggelar uji coba PTM di Kabupaten Bogor, yang terdiri atas 29 SD, 24 MI, 28 SMP, 18 MTS, 7 MA, 32 SMA dan 32 SMK. Sekretaris Disdik Kabupaten Bogor, Atis Tardiana, mengatakan,  tidak menutup kemungkinan simulasi ini akan dihentikan jika ditemukan adanya kasus positif Covid-19.

photo
Simulasi pembelajaran tatap muka di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (15/3/2021). - (Shabrina Zakaria/Republika)

“Karena memang di dalam ketentuan juklak-juknis pun, apabila terjadi konfirmasi di satuan pendidikan ini secara otomatis PTM dihentikan untuk satuan pendidikan yang terkonfirmasi,” ujar dia.

Kekhawatiran munculnya klaster sekolah jika PTM dilakukan masih menjadi momok menakutkan. Kasus teranyar, klaster Covid-19 terjadi di SMKN di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Terdapat 18 orang yang terdiri dari guru, pegawai sekolah, dan siswa, yang terkonfirmasi positif Covid-19. Padahal, PTM belum dilakukan di sekolah tersebut.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jabar Wilayah XII/Tasikmalaya, Abur Mustikawanto, mengaku, ada kegiatan penanaman pohon di SMKN SPP Tasikmalaya yang diikuti oleh guru dan tenaga pendidik lainnya beberapa hari yang lalu. Ketika itu, terdapat salah satu guru yang demam, tapi masih memaksakan mengikuti kegiatan.

Ia menambahkan, oleh kepala sekolah, guru tersebut diminta pulang dan istirahat. Guru itu juga diinstruksikan untuk menjalani tes usap (swab). “Saat dicek, guru itu dan keluarganya positif semua,” kata Abur.

Usai mendapati hasil positif, kepala sekolah berinisiatif melakukan pengetesan massal kepada semua yang hadir dalam kegiatan penanaman pohon. Hasilnya, total terdapat 18 orang yang terkonfirmasi positif, termasuk dua orang siswa.

“Sekolah menampung siswa tidak mampu yang diinapkan di sana (asrama). Anak-anak itu, karena ada aktivitas guru mereka membantu,” kata dia.

Ia menambahkan, di sekolah itu memang terdapat asrama yang khusus menampung siswa yang kurang mampu. Setidaknya, terdapat delapan siswa yang tinggal di asrama sekolah. Namun, hanya terdapat dua siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Saat ini, pembelajaran di sekolah itu masih dilakukan secara daring. Hanya siswa yang berada di asrama yang mengkuti pelajaran secara tatap muka lantaran kondisi khusus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat