Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) mengendarai sepeda listrik buatannya di Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertaha | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang pelajar Taufiqul Rahman (19) merawat sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3). Sepeda listrik buatan Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Terkait
Peristiwa
Sepeda Listrik Buatan Pelajar
Sistem menghidupkan mesin menggunakan finger print
Sepeda listrik buatannya di kediamannya Jalan Sari Wates, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (8/3/2021). Taufiqul Rahman yang diberi nama Vector tersebut memiliki kapasitas 1.000 watt yang mampu bertahan hingga 4 jam, finger print dan dilengkapi dengan gps yang terhubung dengan sistem android dan ios di ponsel pintar. Foto: Republika/Abdan Syakura Baca Selengkapnya';