Warga dan aparat keamanan Myanmar dipisah jemuran longyi dalam aksi unjuk rasa di Yangon, Sabtu (6/3). | Anadolu Agency

Kisah Mancanegara

Kain Longyi Penahan Serangan

Di Myanmar, kain longyi adalah kain yang memiliki makna.

OLEH DWINA AGUSTIN

Longyi adalah kain tradisional Myanmar. Kain sepanjang sekitar dua meter ini dipakai dengan cara dililit mirip sarung Indonesia. Namun, di Myanmar longyi adalah kain yang memiliki makna.   

Para pengunjuk rasa di Myanmar telah menggantungkan longyi pada tali jemuran yang membentang dari satu sisi jalan melintas ke sisi satu lainnya. Fungsinya, rangkaian kain longyi ini untuk memperlambat polisi dan tentara. 

Cara ini dilakukan karena berjalan di bawah jemuran itu secara tradisional dianggap membawa sial bagi laki-laki. Terkadang ada pula yang menggantung pakaian dalam perempuan. Lagi-lagi ini bagian dari kepercayaan. 

"Alasan mengapa kami menggantung longyi ke seberang jalan adalah karena kami memiliki kepercayaan tradisional bahwa jika lewat di bawah longyi, kami mungkin kehilangan keberuntungan," kata seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun, Sabtu (6/3). Ia menolak menyebutkan namanya karena takut menjadi incaran petugas.  

photo
Warga dan aparat keamanan Myanmar dipisah jemuran longyi dalam aksi unjuk rasa di Yangon, Sabtu (6/3). - (Anadolu Agency)

Secara tradisional, berjalan di bawah barang-barang yang digunakan untuk menutupi bagian pribadi perempuan bukan hanya nasib buruk yang didapat. Bagi pria yang melakukannya, tindakan itu bisa mengebiri mereka. 

"Generasi muda sekarang tidak percaya lagi, tapi tentara masih percaya dan itu kelemahan mereka. Jadi, kita mungkin mendapat lebih banyak waktu untuk lari jika mereka mendatangi kita dalam keadaan darurat," ujar demonstran itu.  

Video di media sosial menunjukkan polisi menurunkan jemuran tersebut sebelum melintasinya. Jemuran longyi itu tidak menghentikan polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan granat kejut. Beberapa pengunjuk rasa juga terbunuh oleh peluru tajam. 

Tentara mengatakan telah menanggapi protes dengan menahan diri. Selama lebih dari satu bulan, pengunjuk rasa telah berdemonstrasi di seluruh Myanmar menentang kudeta militer 1 Februari dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan ratusan lainnya. 

Lebih dari 50 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan. Tentara merebut kekuasaan dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi, National League for Democracy (NLD). Padahal, Komisi Pemilihan telah menepis tuduhan kecurangan tersebut.

Barisan longyi tergantung dari sisi jalan hingga ke seberang jalan di Yangon, Myanmar, Sabtu (5/3). Secara tradisional, warga Myanmar percaya bahwa kaum pria yang berjalan di bawah gantungan longyi akan mengalami nasib sial. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat