Asap mengepul akibat kebakaran di hutan di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (3/3/2021). Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru jumlah titik panas yang jadi indikasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau meningkat menjadi 34 titik pada 3 Maret pukul 16.0 | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Nasional

Karhutla Diklaim Turun 81 Persen

Karhutla menjadi persoalan sejak lama dan terus berulang setiap tahun di Indonesia.

JAKARTA—Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengeklaim kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2020 menurun dibandingkan 2019. Ia mengungkapkan, karhutla pada 2019 mencapai 1.649.258 hektare hutan dan lahan. Sementara, tahun lalu, karhutla melanda sekitar 296.942 hektare hutan dan lahan di seluruh Indonesia.

Dengan jumlah itu, hutan dan lahan yang terbakar menurun 81 persen. "Sudah sangat jauh. Mari kita jaga situasi ini karena pemerintah sudah berkomitmen untuk laksanakan penanggulangan karhutla sebagai wujud kehadiran negara," kata dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2021 yang digelar BNPB, di Jakarta, Jumat (5/3).

Mahfud menambahkan, karhutla menjadi persoalan yang sudah terjadi sejak lama dan terus berulang setiap tahun di Indonesia. Pemerintah mencatat dalam lima tahun terakhir, ada lebih dari 17 ribu kejadian karhutla yang melanda wilayah Indonesia. Bahkan, sepanjang Januari 2021, sebagian wilayah di Indonesia sudah dilanda karhutla.

Menurut Mahfud, ada 137 peristiwa karhutla pada Januari kemarin. "Kalau dikhususkan pada hutan itu Januari 2021 sudah terjadi 137 peristiwa karhutla (kebakaran hutan dan lahan)," tutur Mahfud. Ia mengatakan, kebakaran hutan tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Di antaranya, Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, hingga Papua.

Paling baru, di Provinsi Riau, Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau dan Manggala Agni berhasil memadamkan 19 titik api. Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI M Syech Ismed mengatakan, pemadaman api dilakukan saat patroli menggunakan helikopter yang diperbantukan untuk Provinsi Riau. "Titik api itu sudah ditangani Satgas untuk pemadaman dan pendinginan pasca kebakaran, sampai saat ini kebakaran hutan dan lahan masih dapat ditangani dengan baik," kata Ismed, Kamis (4/3).

Dia mengatakan Riau masih membutuhkan beberapa upaya untuk mengantisipasi karhutla dan menangani titik api yang terdeteksi. Misalnya dengan modifikasi cuaca atau hujan buatan dan bom air. Upaya ini, diperlukan mengingat kondisi cuaca di Riau yang sudah masuk musim kemarau.

photo
Api menyala dari kebakaran hutan di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (3/3/2021).  - (FB Anggoro/ANTARA FOTO)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengingatkan agar seluruh pimpinan daerah mengantisipasi bencana karhutla. Para gubernur, bupati, dan walikota, juga perangkat pimpinan TNI-Polri, yang memimpin wilayah-wilayah rawan karhutla kembali diingatkan agar mengedepankan pencegahan sebelum titik api muncul.

"Saya menerima laporan bahwa karhutla telah mulai terjadi sejak akhir Januari. Misalnya, di Riau dan Kalimantan Barat. Ini hati-hati Pak Gubernur Riau dan Kalbar. Meskipun bisa ditangani, jangan sampai ada muncul lagi," ujar Jokowi.

Secara khusus Jokowi juga mengapresiasi keputusan Gubernur Riau untuk menetapkan status siaga darurat bencana karhutla di wilayah tersebut selama 259 hari, terhitung sejak 15 Februari sampai 31 Oktober 2021 mendatang. Menurutnya, cara ini merupakan prinsip mitigasi dari sisi payung hukum agar seluruh kebijakan pencegahan dan penanganan karhutla nanti bisa berjalan optimal. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat