Pengunjung mengamati produk yang dijual dalam pameran Karya Kreatif Indonesia 2021 di Lombok Epicentrum Mall, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (2/3/2021). | Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Tajuk

Cinta Produk Indonesia

Indonesia hendaknya jangan hanya menjadi tempat untuk berjualan bagi produk global.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pemangku kepentingan untuk mengagungkan cinta produk Indonesia. Presiden juga meminta agar didorong kampanye untuk benci produk asing.

Pernyataan Presiden yang disampaikan saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3), tak ayal langsung direspons berbagai kalangan. Bukan hanya masyarakat biasa yang menanggapi pernyataan Presiden, melaikan pelaku usaha pusat perbelanjaan, pangamat ekonomi, juga anggota dewan.

Bila kita coba mencermati permintaan Presiden Jokowi, sesungguhnya itu sesuatu yang wajar. Beberapa presiden Indonesia sebelumnya juga sudah menggaungkan agar masyarakat cinta terhadap produk Indonesia. Namun, kata-kata kita harus membenci produk asing memiliki kesan yang berbeda. Seakan Indonesia tengah berperang dengan produk asing, sebagaimana yang digaungkan oleh Presiden Donald Trump saat memimpin Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

 
Namun, kata-kata kita harus membenci produk asing memiliki kesan yang berbeda.
 
 

Selain itu, ‘perang’ terhadap produk asing dalam kondisi global saat ini, yang tanpa batas serasa kurang tepat bagi Indonesia. Apalagi, sejumlah produk yang beredar di Indonesia merupakan merek global. Ketika pemerintah menawarkan berbagai kemudahaan bagi para investor asing berinvestasi di Indonesia, mereka tentu saja mengembangkan produk dari negara mereka. Bukan produk lokal buatan Indonesia.

Walaupun demikian, cita-cita untuk mencintai produk Indonesia dan membenci produk asing bukan berarti sekadar mimpi. Suatu saat nanti, mungkin puluhan tahun lagi keinginan Presiden Jokowi akan terwujud di generasi berikutnya. Cikal-bakal para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang saat ini banyak didorong pemerintah, memiliki potensi Indonesia ke depan, banyak mempunyai produk sendiri. Di sektor kuliner, misalnya, saat ini banyak merek lokal yang sudah bisa menyaingi merek global, seperti di restoran kopi atau ayam goreng.

Kita sangat optimistis akan banyak produk lokal Indonesia, yang bisa bersaing dengan produk global di kemudian hari. Apalagi, Indonesia akan memasuki generasi emas pada 2045, dengan jumlah penduduk produktif yang sangat besar. Generasi kita yang kreatif untuk berkarya dan bersaing global.

 
Indonesia hendaknya jangan hanya menjadi tempat untuk berjualan bagi produk global. 
 
 

Indonesia hendaknya jangan hanya menjadi tempat untuk berjualan bagi produk global. Jumlah penduduk yang mencapai 270 juta orang seharusnya menjadi modal bagi Indonesia untuk maju. Jumlah penduduk yang besar itu semestinya menjadi daya tarik dan daya tawar bagi Indonesia dalam menggaet investor, termasuk bernegosiasi dengan calon investor. Indonesia bukan hanya melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Karena itu, sebelum Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dari merek dan produk lokal maka setidaknya, produk asing yang dikonsumsi adalah produk asing yang diproduksi di dalam negeri. Produk-produk gobal yang pabriknya ada di Indonesia. Keberadaan pabrik perusahaan multinasional di Indonesia selain mendatangkan pajak, juga dapat menyerap tenaga kerja nasional. 

Semua langkah untuk mencintai produk dalam negeri itu harus berawal dari pemangku kepentingan. Komitmen tersebut harus dibangun sejak sekarang. Sebagai contoh, dalam memenuhi kebutuhan sebuah proyek, sudah saatnya ada persyaratan ketat bahwa barang-barang yang digunakan adalah produk yang diproduksi Indonesia, walaupun itu merek global. Kecuali jenis produk yang tidak diproduksi di Indonesia. Kebijakan ini dapat mengurangi impor. Di samping itu, kebijakan ini juga akan membuat investor berpikir dua kali ketika enggan berinvestasi di Indonesia dan memilih negara tetangga. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat