Ilustrasi geng motor. Belum lama ini, geng motor ENJOY MBR 86 menganiaya anggota polisi | Republika/Riga Nurul Iman

Jakarta

Geng Motor Pembacok Polisi Selalu Mabuk Kala Beraksi

Pimpinan geng motor pembacok anggota polisi Aiptu Dwi mengaku menyesal.

JAKARTA -- Tim gabungan meringkus dua pimpinan geng motor yang membacok Aiptu Dwi Handoko. Personel Polsek Menteng tersebut menjadi korban pembacokan di Jalan Proklamasi, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Ahad (28/2) sekitar pukul 04.30 WIB. Dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi, Aiptu Dwi dibacok oleh kawanan geng motor ENJOY MBR 86.

Kapolsek Menteng AKBP Iver Son Manossoh, menjelaskan, dua pimpinan geng motor tersebut bersama anggotanya selalu menenggak minuman keras (miras) sebelum beraksi di jalanan. Pihaknya juga mendapat informasi, kelompok ENJOY MBR 86 kerap terlibat bentrokan dengan kelompok lain maupun warga di Jakarta. Tujuan membuat onar itu lebih menunjukkan kehebatan atau keberanian anggota geng motor.

Menurut Iver, sebelum bentrok, mereka biasanya berkumpul di markas yang merupakan gudang tua di Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. "Di sana mereka minum minuman keras. Mereka konsumsi itu sehingga sebelum melakukan aksi mereka menjadi bertambah berani," kata Iver di Markas Polres Metro (Polrestro) Jakpus, Kamis (4/3).

Ketika melukai Aiptu Dwi, kata Iver, anggota geng motor tersebut juga dalam kondisi mabuk. Ketika itu, mereka berkonvoi terdiri 35 hingga 40 orang sembari membawa senjata tajam. Korban dibacok setelah berupaya menghentikan serangan geng motor kepada warga setempat. Aiptu Dwi mendapat luka di kelingking kanannya saat merebut celurit yang dibawa para pelaku.

Tiga hari seusai kejadian, tepatnya pada Rabu (3/3), aparat Polsek Menteng dan Polrestro Jakpus menciduk pelaku pembacokan, yaitu RD (22 tahun) dan LO (21). Keduanya beralamat di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. "(Dua pelaku ini) pimpinan geng motor tersebut. Bukan anggota. RD berperan sebagai penggerak dan posisinya paling depan sembari bawa celurit ukuran besar," ucap Iver.

Pihaknya belum mengetahui sejak kapan kelompok ENJOY MBR 86 eksis. Iver menyebut, kedua tersangka itu mengaku baru aktif sekitar sebulan di geng motor. Hanya saja, penyidik tidak gampang percaya dengan pengakuan tersebut.

Iver menjelaskan, penyidik sudah mengetahui metode rekrutmen anggota geng motor. Dia menyatakan, tidak ada persyaratan khusus bagi orang luar yang ingin bergabung ke ENJOY MRB 86. "Hanya ada satu saja syaratnya, pemberani. Siapa yang pemberani silakan datang. Itu syarat yang diminta pimpinannya kepada calon anggota geng ini," ungkap Iver.

Atas perbuatan keduanya, RD dan LO dijerat pasal berlapis, yaitu Pasal 2 Ayat (1) UU Darurat 1951 tentang senjata tajam dengan ancaman 10 tahun penjara dan atau Pasal 170 KUHP dengan ancaman kurungan lima tahun enam bulan penjara.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh jurnalis 16:9 (jurnalis169)

Buru anggota

Penangkapan pimpinan geng motor tidak membuat kasus itu berhenti. Iver menambahkan, penyidik masih berusaha mengidentifikasi puluhan identitas pelaku yang ikut beraksi mengganggu warga. Pihaknya berjanji bakal mengusut semua yang terlibat dalam penyerangan kepada warga, yang membuat Aiptu Dwi menjadi korban pembacokan.

"Siapa saja dan peran satu persatu. Segera akan kami jadikan DPO (daftar pencarian orang). Lalu akan kami buru untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka," ujar Iver.

Sejauh ini, polisi telah mendeteksi lokasi markas, akun Instagram, dan metode rekrutmen kelompok ENJOY MBR 86. Termasuk sumber dana dan tempat mereka membeli senjata tajam juga sudah diketahui.

Iver menjelaskan, polisi ingin memburu anggota geng motor tersebut untuk mencegah mereka beraksi kembali. Dengan begitu, mereka tidak lagi menggelar tawuran atau menyerang warga yang bisa menyebabkan korban jiwa maupun korban luka.

Pimpinan geng motor RD, mengaku menyesal telah membacok Aiptu Dwi. Dia pun menyampaikan permintaan maaf kepada kepala Polsek Menteng selaku atasan korban.

"Saya Rendi ingin minta maaf ke Aiptu Dwi karena saya sudah melukai tangannya atau jarinya. Saya sangat menyesal," kata RD dengan kepala tertunduk saat rilis di Markas Polrestro Jakpus.

RD mengatakan, tidak tahu jika yang diserangnya adalah aparat. Selain itu, RD mengaku baru sebulan terakhir terlibat di geng motor. Disinggung mengapa ketika konvoi ramai-ramai membawa celurit, RD menepis jika hal itu untuk membuat onar."Saya ikut geng motor hanya untuk jalan-jalan saja," kata RD yang tampak mengenakan baju tahanan dan tangannya diborgol.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat