Pengunjuk rasa melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan aparat dalam aksi unjuk rasa menentang kudeta miliyer di Yangon, Myanmar, Senin (2/3). | EPA-EFE/LYNN BO BO

Internasional

RI: Myanmar Sangat Mengkhawatirkan

RI yakin, ASEAN siap memfasilitasi dialog jika diminta.

JAKARTA -- Indonesia menilai situasi di Myanmar amat mengkhawatirkan. Hal ini diungkap dalam pertemuan virtual para menteri luar negeri (menlu) anggota ASEAN atau Informal ASEAN Ministerial Meeting (IAMM) dipimpin Brunei sebagai ketua ASEAN, Selasa (2/3). Pembahasan kali ini tentang situasi di Myanmar.

"Situasi di Myanmar sangat mengkhawatirkan karena masih terus terjadinya penangkapan terhadap warga sipil, mengkhawatirkan karena situasi dapat mengancam keberlangsungan transisi demokrasi, dan mengkhawatirkan karena jika tidak segera diselesaikan dengan baik, maka akan dapat mengancam perdamaian dan keamanan kawasan," ujar Retno usai IAMM, Selasa sore.

Terkait Myanmar, Retno menekankan bahwa semua anggota ASEAN diharapkan paham tentang hak dan kewajiban yang tercantum di piagam ASEAN. "Menghormati prinsip 'tidak mengintervensi' adalah wajib. Saya yakin tidak ada satupun negara anggota ASEAN yang memiliki niat untuk melanggar prinsip non-interference," ujarnya.

photo
Pengunjuk rasa melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan aparat dalam aksi unjuk rasa menentang kudeta miliyer di Yangon, Myanmar, Senin (2/3). - (LYNN BO BO/EPA)

Namun, menghormati dan menjalankan prinsip dan nilai penting lain dalam piagam ASEAN juga wajib. Nilai lain tersebut termasuk demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia, good governance, ketentuan hukum, dan pemerintahan konstitusional.

"Nilai dan prinsip tersebut merupakan dasar, pondasi dan platform yang diperlukan ASEAN untuk dapat membangun komunitas ASEAN. Kita sebagai keluarga, Family of ASEAN," ujarnya.

Tahanan politik

Retno kembali menekankan, bahwa keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Myanmar adalah prioritas nomor satu. Indonesia mendesak militer Myanmar menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan dan kekerasan.

"Indonesia menekankan pentingnya akses kemanusiaan bagi semua orang yang memerlukan, termasuk para tahanan politik," ujar Retno.

photo
Pengunjuk rasa melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan aparat dalam aksi unjuk rasa menentang kudeta miliyer di Yangon, Myanmar, Senin (2/3). - (EPA-EFE/LYNN BO BO)

Menurut Retno perbaikan demokrasi untuk kembali ke situasi normal juga harus terus didorong. Indonesia menegaskan bahwa keinginan, kepentingan, dan suara rakyat Myanmar harus dihormati.

Retno mengatakan, tradisi dialog dalam ASEAN telah berkontribusi bagi keberlangsungan hidup ASEAN selama lebih 50 tahun. "Untuk itu Indonesia mendesak agar semua pihak terkait untuk memulai dialog dan komunikasi," tegasnya.

Menurutnya, kondisi yang kondusif bagi komunikasi dan dialog harus segera diciptakan termasuk melepaskan tahanan politik. Komunikasi dan dialog internal antara sesama pemangku kepentingan di Myanmar bakal menjadi pilihan terbaik. Namun, Indonesia yakin bahwa ASEAN siap memfasilitasi dialog tersebut jika diminta.

"Saya juga menyampaikan dan saat ini merupakan waktu yang tepat bagi ASEAN untuk menunjukkan kepada rakyat ASEAN dan dunia, makna mekanisme ASEAN, makna dari sentralitas ASEAN," ujarnya.

Indonesia sejak awal terjadinya kudeta mulai melobi negara-negara anggota ASEAN juga negara lain untuk membahas isu Myanmar. Ini terjadi setelah pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin yang meminta Retno melakukan pendekatan kepada ketua ASEAN dan berkonsultasi dengan semua negara ASEAN mengenai situasi di Myanmar.

photo
Tentara nyanmar mengamankan perimeter selepas membubarkan paksa unjuk rasa menolak kudeta di Yangon, Myanmar, Senin (2/3). - (EPA-EFE/LYNN BO BO)

Shuttle diplomacy pun dilakukan Retno di Bangkok dengan bertemu dengan Wunna Maung Lwin, yang ditunjuk sebagai menlu oleh junta militer. Indonesia juga  berkomunikasi dan berkonsultasi dengan para menlu negara lain, antara lain Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, Prancis, dan Selandia Baru, serta dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Militer Myanmar pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing melakukan kudeta pada 1 Februari. Militer menahan ketua partai National League for Democracy (NLD) Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Militer berdalih, kudeta dilakukan karena ada kecurangan dalam pemilihan umum pada November lalu. Saat itu pemilu dimenangkan NLD.

Kudeta itu mendorong massa turun ke jalan. Aksi pada Ahad (28/2) berujung pada kekerasan yang menewaskan sekurangnya 18 orang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat