Renovasi juga mencakup area luar dari bangunan utama Masjid Istiqlal. | DOK Kementerian PUPR

Khazanah

Masjid Berpotensi Jadi Objek Wisata

Masjid jadi objek wisata tidak masalah selama fungsi pokok masjid tidak diubah.

JAKARTA - Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyambut baik upaya untuk menjadikan masjid-masjid bersejarah di Tanah Air sebagai destinasi wisata. Menurut Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruquthni, masjid-masjid bersejarah di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata, misalnya wisata religi.

"Di antara wisata religi salah satunya adalah berkunjung ke masjid-masjid bersejarah, misalnya masjid-masjid yang dibangun Wali Songo, termasuk juga ke situs-situs para wali itu," katanya kepada Republika, Kamis (18/2).

Imam mencontohkan, di Aceh, Masjid Raya Baiturrahman telah direnovasi sehingga kini tampak lebih indah dengan gaya arsitekturnya yang khas. "Masjid Raya Aceh ini menjadi destinasi wisata juga. Ya tidak masalah selama fungsi pokok masjid itu tidak diubah, yaitu sebagai tempat ibadah. Jadi, fungsinya bertambah, sebagai tempat wisata," tuturnya.

Imam mengatakan, masjid memiliki potensi dan manfaat yang banyak jika dikelola sebagai tempat wisata. "Potensinya besar, tinggal dikelola saja, tetapi jangan sampai potensi wisata itu menggantikan fungsi pokok masjid," tuturnya.

Untuk itu, menurut Imam, gagasan menambah fungsi masjid sebagai tempat wisata religi perlu disambut dengan kreativitas. Para pengurus masjid perlu melakukan sesuatu yang kreatif agar masjidnya memiliki daya tarik sehingga ramai dikunjungi wisatawan. Nantinya, hal ini akan menimbulkan efek berlipat terhadap perekonomian masyarakat.

Karena itu, Imam menekankan, DMI mendorong pengembangan wisata religi pada masjid. Wisata semacam ini, menurut dia, punya muatan religiositas yang tinggi.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong masjid-masjid bersejarah di Indonesia dijadikan sebagai destinasi wisata, misalnya wisata sejarah dan wisata religi. Ia mengatakan, masjid selama ini pada umumnya menjadi tempat ibadah, tapi seiring dengan perkembangan dan potensinya menjadi wajar untuk kemudian dijadikan sebagai daya tarik wisata.

"Program yang dapat dikembangkan adalah wisata sejarah, wisata religi. Saya ingin mendukung wisata religi sebagai bagian dari heritage tourism, seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Banten yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia," katanya pada webinar "Masjid sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat" yang diselenggara kan oleh MAJTTV, Rabu (17/2).

Karena itu, ia meminta seluruh pihak untuk ikut berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi untuk menjadikan masjid sebagai daya tarik wisata ekonomi kreatif.

Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) menyambut baik pernyataan Menparekraf tersebut. Chairman of ITTCF Priyadi Abadi menerangkan, norma-norma yang berlaku di masjid harus dijaga meski telah menjadi destinasi wisata. Misalnya, pengunjung harus mengenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat.

Ia juga menyampaikan, Indonesia banyak memiliki masjid bersejarah yang berpotensi menjadi objek wisata. Meski kuantitasnya banyak, sayangnya kualitas masjid dari segi infrastruktur dan pengelolaannya belum memadai untuk jadi objek wisata kelas dunia.

Menurutnya, ada banyak hal yang harus diperbaiki agar masjid layak jadi objek wisata dunia. Di antaranya, kebersihan area masjid, infrastruktur masjid, akses menuju masjid, digitalisasi dokumen dan sejarah masjid agar bisa diakses publik, dan pengelola masjid yang terlatih agar bisa menyampaikan sejarah dan menjadi pemandu wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Selain itu, yang tidak kalah penting menurutnya adalah promosi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat