Sebuah mobil melintas di dekat mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). Industri otomotif menantikan aturan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang rencananya | ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Kabar Utama

Industri Otomotif Nantikan Aturan Diskon PPnBM

Insentif pajak bagi pembelian mobil baru ini akan diberlakukan bertahap mulai Maret 2021.

 

JAKARTA – Industri otomotif menyambut gembira rencana pemerintah memberikan insentif berupa penurunan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Diskon PPnBM diyakini bisa mendongkrak industri otomotif yang lesu karena pandemi Covid-19.

Para pelaku industri pun sangat menantikan aturan resmi dari kebijakan tersebut. Rencana memberikan diskon PPnBM diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Kamis (11/2).

Airlangga mengatakan, pemerintah akan menurunkan PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan kapasitas silinder kurang dari 1.500 cc untuk varian sedan dan 4 x 2.

Kebijakan yang diusulkan Kementerian Perindustrian tersebut bertujuan meningkatkan pertumbuhan industri otomotif dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 70 persen. Menurut Airlangga, instrumen kebijakan akan menggunakan PPnBM yang ditanggung pemerintah (DTP) melalui revisi peraturan menteri keuangan (PMK). "Ditargetkan akan mulai diberlakukan pada 1 Maret 2021," kata Airlangga.

Pemberian insentif akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan dengan masing-masing tahap akan berlangsung selama tiga bulan. Diskon PPnBM sebesar 100 persen dari tarif akan diberikan pada tahap pertama. Pada tahap kedua dan ketiga masing-masing 50 persen dan 25 persen.

Berdasarkan PMK Nomor 33/PMK.010/2017 tentang jenis kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM dan tata cara pemberian pembebasan dari PPnBM, tarif PPnBM bervariasi antara 10 persen hingga 125 persen, bergantung pada jenis kendaraan. Adapun untuk kendaraan bermotor dengan kapasitas silinder hingga 1.500 cc, pembebasannya sebesar 10 persen.

Sejauh ini, rencana pemberian insentif PPnBM baru diutarakan oleh Airlangga. Kementerian terkait lainnya, seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu), belum bisa dimintai komentar.

Sejumlah pejabat Kemenkeu yang dimintai konfirmasi mengenai rencana insentif tersebut hanya merespons dengan mengirimkan dokumen siaran pers Kemenko Perekonomian yang dipublikasikan pada Kamis (11/2).

 
Sejumlah pejabat Kemenkeu yang dimintai konfirmasi mengenai rencana insentif tersebut hanya merespons dengan mengirimkan dokumen siaran pers Kemenko Perekonomian.
 
 

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan, kebijakan relaksasi PPnBM otomotif akan membuat kinerja industri otomotif lebih baik lagi pada tahun ini. "Kami akan cek aturan detailnya dan menunggu juknisnya agar bisa tahu pasti dampaknya," kata Henry, Jumat.

Menurut dia, insentif tersebut akan memengaruhi permintaan pasar, penjualan, serta produksi mobil di dalam negeri yang tahun lalu anjlok karena terimbas pandemi Covid-19. "Tahun lalu, pasar (mobil) ditutup dengan angka sekitar 580 ribu unit, turun 44,55 persen dibandingkan dengan 2019," ujarnya.

Penurunan pasar secara nasional itu Henry akui juga berpengaruh terhadap penjualan Toyota di Indonesia yang turun 44,8 persen menjadi sekitar 183 ribu unit pada 2020 dibandingkan dengan 2019. "Yang pasti, kebijakan (insentif PPnBM) positif bagi pasar dan produksi lokal, khususnya produk yang sesuai kriteria dari aturan itu," kata Henry.

 
Tahun lalu, pasar (mobil) ditutup dengan angka sekitar 580 ribu unit, turun 44,55 persen dibandingkan dengan 2019.
HENRY TANOTO, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor
 

Ia tidak menampik, pasar dan permintaan mobil, khususnya Toyota, selama ini didominasi kendaraan dengan kapasitas silinder di bawah 1.500 cc. Di segmen tersebut, Toyota Indonesia memasarkan dan memproduksi mobil Toyota Avanza dan Rush. Ada juga mobil yang masuk kategori LCGC (low cost and green car), seperti Toyota Agya dan Calya.

"Memang kendaraan 1.500 cc Toyota memberi kontribusi penjualan di atas 50 persen, tetapi untuk LCGC sudah nol persen PPnBM-nya," kata Henry.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menilai insentif PPnBM merupakan win-win solution untuk menghadapi pasar otomotif yang telah lama terpukul pandemi. "Disebut win-win solution karena kebijakan ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, pabrikan, maupun pemerintah," kata Kukuh kepada Republika, Jumat (12/2).

Menurut dia, masyarakat akan diuntungkan karena dapat memenuhi kebutuhan kendaraan dengan harga on the road yang lebih murah. Hal tersebut akan meningkatkan penjualan kendaraan secara signifikan sehingga pabrikan mampu mencapai skala ekonomi produksi yang lebih optimal. 

Bagi pemerintah, kata Kukuh, kebijakan tersebut bisa menjadi sarana untuk mendongkrak perekonomian nasional. Sebab, industri otomotif merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak industri penunjang.

 
Kami masih menunggu teknis pelaksanaan relaksasi ini. Setelah itu, baru kami melakukan kajian soal target penjualan nasional sepanjang 2021.
KUKUH KUMARA, Sekretaris Umum Gaikindo
 

Kendati demikian, ia belum dapat memastikan seberapa besar dampak positif dari kebijakan itu. "Kami masih menunggu teknis pelaksanaan relaksasi ini. Setelah itu, baru kami melakukan kajian soal target penjualan nasional sepanjang 2021," ucap Kukuh.

Ada sejumlah alasan yang diungkap Airlangga Hartarto mengenai rencana pemberian diskon PPnBM. Salah satunya, relaksasi ini diperkirakan dapat meningkatkan produksi hingga 81.752 unit. Bertambahnya keluaran industri otomotif diperkirakan dapat menyumbangkan pemasukan negara sebesar Rp 1,4 triliun.

photo
Deretan mobil baru siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, beberapa waktu lalu. Industri otomotif menantikan aturan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang rencananya diberlakukan bertahap mulai Maret 2021 --  ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww. - (ANTARA FOTO)

Insentif Jangan Sampai Kontraproduktif

 

Pemerintah diingatkan untuk melakukan kajian secara detail atas rencana memberikan insentif PPnBM kepada industri otomotif. Manfaat dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kebijakan tersebut harus betul-betul diidentifikasikan.

Menurut Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho, diskon PPnBM hanya akan memberikan dampak ekonomi dalam jangka pendek. Sebab, relaksasi pajak itu hanya ditujukan untuk beberapa jenis kendaraan.

Ia berharap kebijakan relaksasi diterapkan secara hati-hati. Andry cemas, stimulus ini justru hanya akan menekan pendapatan negara yang sebelumnya sudah terkontraksi dalam. "Jangan sampai, pendapatan dari PPnBM akan tergerus dan memberikan dampak ke penerimaan negara secara keseluruhan," kata Andry kepada Republika, Jumat (12/2).

Andry menilai, insentif itu secara tidak langsung hanya ditujukan untuk beberapa merek. "Kalau dikatakan insentif ini hanya akan mendorong konsumsi pada tingkat short term (jangka pendek)," katanya.

photo
Deretan mobil baru terparkir di PT Indonesia Terminal Kendaraan atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Kamis (11/2/2021). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil pada tahun 2021 sebanyak 750 ribu unit. Industri otomotif menantikan aturan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang rencananya diberlakukan bertahap mulai Maret 2021. - (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

 

Ia memproyeksikan, dampak insentif hanya akan berasa pada periode Maret-Mei. Dalam rencana pemerintah, insentif dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan dengan masing-masing tahap akan berlangsung tiga bulan.

Insentif PPnBM sebesar 100 persen dari tarif akan diberikan pada tahap pertama atau Maret-Mei. Pada tahap ini, Andry memperkirakan, dampak insentif terhadap konsumsi rumah tangga akan dirasakan paling signifikan.

Dorongan pada konsumsi perlahan menurun seiring dengan berkurangnya insentif PPnBM. Pada tahap kedua atau Juni-Agustus, insentif PPnBM diberikan sebesar 50 persen. Tahap terakhir, periode September-November, insentif PPnBM diberikan sebesar 25 persen. Besaran insentif ini akan dilakukan evaluasi setiap tiga bulan.

 
Kendaraan dengan kriteria yang diberikan pemerintah cenderung menjadi konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas.
 
 

Di sisi lain, kata Andry, kendaraan dengan kriteria yang diberikan pemerintah cenderung menjadi konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas. Sedangkan, di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19, mereka masih belum berani banyak berbelanja. Mereka memilih menunggu penyebaran virus melandai terlebih dahulu untuk melakukan konsumsi.

Dengan berbagai faktor ini, Andry pesimistis insentif PPnBM akan memberikan dorongan terhadap pemulihan ekonomi seperti yang diharapkan pemerintah. "Untuk efek ke pertumbuhan ekonomi, saya rasa masih jauh. Dampaknya hanya dirasakan short term, tidak sampai satu tahun," katanya.

 
Untuk efek ke pertumbuhan ekonomi, saya rasa masih jauh. Dampaknya hanya dirasakan short term, tidak sampai satu tahun.
ANDRY SATRIO NUGROHO, Ekonom
 

Ketua Komisi XI DPR Dito Ganinduto meyakini relaksasi PPnBM untuk kendaraan bermotor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Khususnya di industri otomotif yang terdampak akibat pandemi Covid-19.

"Relaksasi juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membeli dari masyarakat dan memberikan lompatan pada perekonomian," kata Dito.

Menurutnya, kebijakan ini berpengaruh terhadap keseluruhan ekonomi dari sisi produksi yang akan mencapai 81.752 unit. Juga diproyeksikan dapat menyumbangkan penerimaan negara sebesar Rp 1,62 triliun. "Di sisi lain, industri pendukung otomotif menyumbang lebih dari 1,5 juta orang dan kontribusi terhadap PDB Rp 700 triliun," ujar Dito.

Industri otomotif, disebut Dito, juga memiliki keterkaitan dengan industri pendukung lainnya. Salah satunya adalah industri bahan baku yang berkontribusi sekitar 59 persen dalam industri otomotif.

Dia yakini, kebijakan relaksasi ini akan mendorong tumbuhnya industri komponen dan industri pendukung di dalam negeri. Dito juga menilai kebijakan ini bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan bahan baku dan komponen impor pada industri otomotif dan meningkatkan daya saing industri nasional.

"Saya optimistis melalui relaksasi kebijakan ini mendukung pemulihan dari sisi produksi dan penjualan industri otomotif yang berdampak luas pada sektor industri lainnya," ujar Dito.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat