Shalat Jumat dilaksanakan secara berjamaah dengan dipimpin seorang imam. | ANTARA FOTO/Ampelsa

Khazanah

Indonesia Kirim 200 Imam Masjid ke UEA

Diminatinya imam masjid asal Indonesia di UEA karena berhasil memenuhi syarat yang digariskan otoritas setempat.

JAKARTA -- Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan mengirim 200 imam masjid untuk bertugas di Uni Emirat Arab (UEA). Imam masjid dari Indonesia dinilai memenuhi syarat yang dibutuhkan UEA.

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Juraidi, menjelaskan, diminatinya imam masjid asal Indonesia di UEA karena berhasil memenuhi syarat yang digariskan otoritas setempat. Ada kriteria fikih terkait syarat menjadi imam masjid. 

"Salah satu (kriterianya) adalah yang paling bagus bacaannya. Alhamdulillah, kita punya banyak sekali mantan juara MTQ nasional dan internasional. Kita punya banyak qari," ujar Juraidi melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Rabu (10/2).

Syarat berikutnya, ia menerangkan, adalah hafalan. Imam masjid dari Indonesia memenuhi syarat tersebut juga. Selain memiliki bacaan yang bagus dan jumlah hafalan yang baik, Muslim Indonesia juga dikenal memiliki pemahaman fikih yang moderat sehingga mudah menyesuaikan dengan paham fikih yang digunakan di negara tujuan.

"Di samping (imam masjid dari Indonesia) memiliki pemahaman fikih yang moderat, imam kita bisa mengikuti paham fikih yang berkembang di sana," kata Juraidi.

Ia mencontohkan, perbedaan fikih terkait bacaan kalimat basmalah dalam shalat. Menurutnya, imam masjid asal Indonesia bisa menyesuaikan hal tersebut karena berpemahaman Ahlussunah waljama’ah.

"Karena paham kita Ahlussunah waljama’ah yang merujuk pemahaman fikih dari empat imam mazhab," ujarnya menjelaskan.

Putra mahkota UEA secara khusus meminta 200 imam masjid asal Indonesia untuk bertugas di sana. Pada pengiriman tahap pertama, sebanyak 100 imam telah terseleksi oleh Kemenag dan bersiap mengikuti seleksi dari Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf UEA.

Sementara itu, dalam forum Konsultasi Bilateral Kerja Sama Republik Indonesia-UEA secara virtual dengan Ketua Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf UEA, Mohmmed Matar al-Kaabi, Selasa (9/2), Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan kerja sama bidang keagamaan antara Indonesia dan UEA terus berlanjut. 

Ini merupakan pertemuan pertama Menag dengan pihak otoritas UEA pascadilantik oleh Presiden Joko Widodo, Desember 2020. 

“Saya tahu banyak sekali kerja sama yang telah dilakukan antara Indonesia dan UEA, terutama yang terkait dengan MoU antara Kementerian Agama dan Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf UEA yang telah ditandatangani di Abu Dhabi, 12 Januari 2020,” kata Menag seperti dilansir laman resmi Kementerian Agama.

Dalam kunjungan resmi ke Abu Dhabi pada awal 2020, Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Syekh Mohamed bin Zayed telah menyaksikan penandatanganan 16 kesepakatan dan nota kesepahaman antara Indonesia dan UEA. Kesepakatan tersebut melingkupi kerja sama dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, energi, pelabuhan, lingkungan, wakaf, serta urusan Islam.

Adapun beberapa program kerja sama bidang keagamaan yang telah disepakati antara Indonesia dan UEA, antara lain, pengiriman imam masjid, pembinaan dai, serta pendirian masjid di Surakarta, Jawa Tengah, yang peletakan batu pertamanya direncanakan dilakukan pada Maret mendatang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat