Nasabah melakukan transaksi di Outlet Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Jakarta Barat, Senin (1/2). Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) mengatakan, pandemi Covid-19 menyadarkan masyarakat terhadap manfaat dan pentingnya gaya hidup halal. | Prayogi/Republika.

Ekonomi

Pandemi Pacu Gaya Hidup Halal

BI mendorong pendampingan intensif bagi para pelaku industri halal.

JAKARTA -- Ketua Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan, pandemi Covid-19 menyadarkan masyarakat terhadap manfaat dan pentingnya gaya hidup halal. Anjuran-anjuran dalam protokol kesehatan selama pandemi pun sesuai dengan prinsip gaya hidup halal yang selama ini terus disosialisasikan.

"Halal itu buat seluruh dunia, rahmatan lil 'alamin, dan bahkan bisa diterima semua kalangan," kata Sapta dalam Seminar Peran Perbankan Syariah dan Momentum Kebangkitan Industri Halal Dunia dalam peringatan Hari Pers Nasional yang digelar secara virtual, Ahad (7/2).

Ia menuturkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyarankan masyarakat untuk berhenti memakan makanan yang terbuat dari hewan buas, menghindari alkohol dan rokok, serta menjaga makanan yang aman.

"Kalau dikaji, benar juga gaya hidup halal itu, belum lagi untuk pakaian, semuanya ada yang menjadi bagian dari siklus kehidupan," kata Sapta.

 

 

Jadi dalam fenomena ini (Covid-19) membuat susah, tapi ada juga kesempatan-kesempatan yang diberikan ke kita.

 

 

Ketua IHLC Sapta Nirwandar
 

Sapta meyakini hal itu akan berdampak pada industri produk halal di Indonesia. Ia mengatakan, umat Islam dianjurkan untuk selalu bersih dan sehat. Situasi tersebut tentu akan meningkatkan permintaan kepada produk-produk halal yang telah dijamin kebersihannya. "Termasuk shampo dan pembersih rumah," ujarnya.

Kegiatan wisata halal juga semakin dikenal oleh masyarakat. Ia menekankan, wisata halal bukan menghalalkan destinasi, tapi berupa tambahan jasa di tempat destinasi itu yang sesuai dengan prinsip halal.

"Jadi dalam fenomena ini (Covid-19) membuat susah, tapi ada juga kesempatan-kesempatan yang diberikan ke kita," katanya.

Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Ventje Rahardjo menyampaikan, Indonesia memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam produk halal. Namun saat ini, cukup banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan produk-produk halal dari luar negeri.

"Indonesia perlu menjadi produsen produk halal yang dominan dan terkemuka di dunia melalui upaya membangun ekosistem industri," ujarnya.

Perkembangan ekonomi syariah tercatat mengalami perkembangan pesat dalam tiga tahun terakhir. Kendati demikian, Indonesia juga menjadi pangsa pasar terbesar bagi produk halal. Hal itu perlu diantisipasi agar Indonesia tak sekadar menjadi konsumen produk halal.

photo
Global Islamic Economy Report 2020-21 - (Dinar Standard)

Pada laporan Global Islamic Economy Indicator pada 2020/2021 posisi Indonesia telah meningkat hingga ke peringkat keempat. Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Jardine Husman mengatakan, potensi Indonesia yang besar dalam sektor ekonomi syariah sudah mulai terlihat progresif.

"Kita harus berbenah mempersiapkan diri sehingga bukan hanya menjadi target pasar," kata Jardine.

Jardine mengatakan, BI menyadari Indonesia saat ini sudah menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia. Oleh karena itu, perlu ada upaya pendampingan dan pelatihan yang dilakukan secara intensif bagi para pelaku industri halal.

Menurut dia, jika industri halal berkembang dengan baik, otomatis akan berdampak pada permintaan terhadap pembiayaan ke lembaga keuangan syariah. Karena itu, BI sebagai otoritas moneter turun ke sektor riil dengan tujuan industri keuangan turut mengalami perkembangan. 

Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deden Firman Hendarsyah mengatakan, total aset keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp 1.802 triliun atau 9,89 persen dari total aset keuangan secara keseluruhan.

Khusus pada perbankan syariah, aset telah mencapai Rp 608,9 triliun atau 6,51 persen dari total aset perbankan di Indonesia. Aset tersebut tersebar pada 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah.

"Tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi ekonomi nasional, tapi alhamdulillah ekonomi syariah tetap terus tumbuh dengan baik," kata Deden.

OJK mendorong bank syariah untuk bisa mengikuti perubahan pola ekonomi dengan cepat. Termasuk, dalam inovasi ekosistem perbankan. Menurutnya, salah satu penentu bank syariah dapat mengikuti perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan ekonomi digital yang sedang berkembang pesat dan masuk ke berbagai lini sektor ekonomi.

"Kami sudah susun roadmap pengembangan ekonomi syariah. Kami ada ekspektasi besar ketika dilakukan transformasi, bank syariah juga bisa memberikan dampak sosial. Ini akan menjadi daya saing," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat