Sejumlah petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan di bekas kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (2/8/2019). Penyebab kebakaran yang terjadi pada pukul 14.00 WIB tersebut masih dalam penyelidikan pe | ANTARA FOTO

Bodetabek

Desa Burangkeng Menerima Anggaran Rp 29 Miliar

TPAS Burangkeng seluas 11,6 hektare tersebut sudah kelebihan kapasitas sejak 2014.

BEKASI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp 29 miliar yang bersumber dari APBD 2021 untuk Desa Burangkeng, Kecamatan Setu yang menjadi lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Burangkeng. Setiap harinya, TPA Burangkeng menerima kiriman sampah sekitar 650-700 ton dari seluruh wilayah Kabupaten Bekasi.

"Keberadaan TPAS Burangkeng dapat perhatian khusus pemerintah daerah," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, Dedy Supriadi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Senin (1/2).

Pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang menjadi fokus pemkab. Tujuannya supaya proses pengiriman sampah menuju lokasi TPAS Burangkeng tidak terhambat. Proyek itu berupa peningkatan ruas Jalan Setu yang juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor dengan nilai pekerjaan mencapai Rp 9,9 miliar.

Menurut dia, pekerjaan itu diserahkan kepada Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi. "Jalur ini menjadi salah satu rute truk-truk sampah yang menuju ke TPAS Burangkeng. Kita lebarkan lagi demi kelancaran distribusi sampah," kata Dedy.

Dia menuturkan, pemkab juga mengalokasikan anggaran sedikitnya Rp 2 miliar guna perluasan area TPAS Burangkeng. TPAS seluas 11,6 hektare tersebut diketahui sudah kelebihan kapasitas sejak 2014 hingga membuat gunungan sampah setinggi 20 meter. Karena itu, Dedy menyebut, tahun ini diadakan pembebasan lahan di sekitar TPAS.

Selain infrastruktur fisik, sambung dia, pemkab juga mengutamakan pembangunan di bidang pendidikan guna mencukupi sarana pendidikan warga sekitar. Karena itu, pihaknya merencanakan untuk merelokasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Burangkeng yang letaknya tidak jauh dari TPAS. Hal itu supaya siswa yang bejalar di kelas merasa nyaman tidak mencium bau busuk dari embusan sampah seperti selama ini.

"Seperti diketahui bersama di wilayah ini ada sekolah dasar yang tepat berada di jalur pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Jakarta-Cikampek Sisi Selatan, akan kami bangunkan sekolah yang baru," ucap Dedy.

Pembangunan unit sekolah baru (USB) itu, Dedy menambahkan, dilakukan dalam waktu dekat ini. Pagu anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 6 miliar, yang diambil dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Kabupaten Bekasi. Dia menyatakan, Dinas CKTR juga mengagendakan melakukan renovasi total SDN 01 Burangkeng dengan alokasi anggaran Rp 2,3 miliar.

"Infrastruktur dan sarana penunjang lain di Desa Burangkeng juga masuk prioritas pembangunan daerah tahun ini. Semua bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi 2021," kata Dedy.

Camat Setu Joko Dwijatmoko mengaku sudah mengetahui informasi pemkab mengucurkan dana sebesar Rp 59 miliar untuk pembangunan di wilayahnya. Joko menyebut, Desa Burangkeng menyerap hampir 50 persen dari total anggaran pembangunan pada tahun ini. Dari total 11 desa di Kecamatan Setu, kata dia, Desa Burangkeng memang mendapat prioritas karena menjadi lokasi pembuangan sampah.

"Dan, Desa Burangkeng sendiri mendapatkan alokasi Rp 29 miliar. Jadi, ini memang perhatian khusus Pak Bupati (Eka Supria Atmaja) karena desa ini memiliki TPAS," kata Joko.

Pada Maret 2019, warga Burangkeng menggelar demontrasi menolak pengiriman sampah ke TPAS. Mereka memblokade jalan selama beberapa hari karena aspirasi agar mendapat uang bau tidak diindahkan pemkab. Namun, setelah dilakukan musyawarah, warga akhirnya menerima tawaran pemkab terkait pembangunan infrastruktur, dengan konsekuensi menghentikan aksi turun ke jalan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat