Pekerja merapikan alat musik angklung di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Senin (25/1). Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo (SAU) Taufik Hidayat Udjo menyatakan, Saung Angklung Udjo terancam akan ditutup akibat pandemi Covid-19 yang me | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Jawa Barat

Terdampak Pandemi, Saung Angklung Udjo Kesulitan Operasional

Sejak terjadi pandemi Covid-19, tingkat kunjungan ke Saung Angklung Ujdo menurun drastis.

BANDUNG -- Akibat dampak pandemi Covid-19, destinasi wisata budaya di Kota Bandung, Saung Angklung Udjo, kesulitan melanjutkan operasionalnya. Terkait hal itu, Pemerintah Kota Bandung menyarankan pengelola Saung Angklung Udjo mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat.

Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna memahami kesulitan yang dihadapi Saung Angklung Udjo. "Kita tahu Saung Angklung Udjo relatif tidak ada kegiatan, artinya bisa mati juga, padahal aset luar biasa. Orang mau berlatih terhalang situasi dan kondisi, dan regulasi enggak boleh ada kerumunan," ujar dia, Senin (25/1).

Karenanya, Ema mendorong pengelola Saung Angklung Udjo mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Menurut dia, bantuan dapat diajukan lewat asosiasi yang menaungi Saung Angklung Udjo.

"Sebagaimana upaya yang dilakukan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ataupun asosiasi pusat perbelanjaan. Kemarin itu banyak komplain juga kenapa hanya itu, ya saya bilang asosiasinya bergerak toh. Ini juga bagian dari upaya yang disampaikan oleh PHRI," kata Ema.

Menurut Ema, pada 2020 sejumlah asosiasi mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat. Bantuan dapat disalurkan dengan sejumlah persyaratan. Ia mencontohkan, bantuan berbentuk dana hibah dari Kemenparekraf untuk pelaku pariwisata di Kota Bandung.

Dari target Rp 100 miliar, kata dia, sekitar Rp 70 miliar ditujukan bagi pelaku usaha jasa wisata hotel dan restoran. Namun, kata dia, ada yang tidak memenuhi syarat, sehingga dana yang tersalurkan pun tak sesuai target. "Setelah dilakukan verifikasi, banyak yang tidak memenuhi syarat, sehingga yang memenuhi syarat hanya 200 sekian pengusaha," ujarnya.

photo
Pekerja merapikan alat musik angklung di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Senin (25/1). Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo (SAU) Taufik Hidayat Udjo menyatakan, Saung Angklung Udjo terancam akan ditutup akibat pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia pada Maret 2020 lalu yang berdampak pada penurunan jumlah pengunjung secara signifikan. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Adapun dana sekitar Rp 30 miliar, menurut Ema, ditujukan untuk penunjang kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung. Seperti membantu menghadirkan tempat wisata yang sehat, aman, dan bersih, serta kampanye ke bersihan di destinasi wisata selama masa pandemi Covid-19.

Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kaniasari, yang akrab disapa Kenny, mengatakan, dinasnya tidak memiliki anggaran langsung untuk memberikan bantuan kepada Saung Angklung Udjo. "Disbudpar enggak ada dana," katanya saat dihubungi, Ahad (24/1).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Saung Angklung Udjo (angklungudjo)

Menurut Kenny, banyak yang terdampak pandemi Covid-19 ini, tidak hanya Saung Angklung Udjo. Di tengah ketidakpastian kapan pandemi berakhir, ia meminta pelaku usaha wisata berinovasi. "Makanya kita berinovasi karena sesuatu enggak pasti, move on, terus berinovasi," ujarnya.

Kenny pun menyarankan pengelola Saung Angklung Udjo dapat mengatur kembali fokus kegiatan untuk meminimal kan pengeluaran, meskipun hal itu dirasa tidak mudah. Ia juga mengajak pengelola berinovasi mencari sumber-sumber pendanaan lain.

Sementara dinasnya, kata dia, berupaya juga mencari bantuan untuk mendukung operasional industri pariwisata. "Saya sudah berkoordinasi dengan Disparbud Jabar dan Kemenpar, DPR. Intinya adalah mudah-mudahan untuk bantuan dampak ke industri pariwisata bisa ditambah, selain hotel dan restoran, juga objek wisata," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Disbudpar Kota Bandung (disbudpar.bdg)

Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat mengungkapkan, sejak terjadi pandemi Covid-19, tingkat kunjungan ke Saung Angklung Ujdo menurun drastis. "Kita tamu biasanya 2.000 per hari. Sekarang 20 orang per hari saja sudah repot," ujarnya.

Dampaknya, pemasukan pun berkurang. Kondisi ini berdampak terhadap operasional Saung Angklung Udjo. Taufik mengatakan, dalam kondisi normal, bisa sekitar 600 orang yang terlibat di Saung Angklung Udjo, bahkan sampai seribu orang ketika ada pertunjukan.

photo
Pekerja menata souvenir alat musik angklung di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Senin (25/1). Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo (SAU) Taufik Hidayat Udjo menyatakan, Saung Angklung Udjo terancam akan ditutup akibat pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia pada Maret 2020 lalu yang berdampak pada penurunan jumlah pengunjung secara signifikan. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Saat ini, kata dia, paling yang terlibat dalam kegiatan hanya sekitar 60 orang. Karenanya, ia berharap dukungan dari masyarakat, juga pemerintah agar Saung Angklung Udjo dapat mempertahankan eksistensinya.

Taufik mengatakan, pemeliharaan, pelatihan, dan revitalisasi tetap harus dilakukan. Diperkirakan kebutuhan biayanya untuk itu mencapai sekitar Rp 6 miliar, selama enam bulan ke depan. "Butuh sekitar Rp 6 miliar," ujarnya.

photo
Perajin menyelesaikan pembuatan angklung di Saung Angklung Udjo, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Senin (25/1). Direktur Utama PT Saung Angklung Udjo (SAU) Taufik Hidayat Udjo menyatakan, Saung Angklung Udjo terancam akan ditutup akibat pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia pada Maret 2020 lalu yang berdampak pada penurunan jumlah pengunjung secara signifikan. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat