Petugas melakukan pencatatan saat proses distribusi di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/1). | ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Nasional

Vaksinasi Berjalan Lambat

Penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah menjadi alasan di balik belum optimalnya vaksinasi.

JAKARTA – Vaksinasi Covid-19 tahap awal yang ditujukan untuk kelompok prioritas dianggap lambat. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, jumlah penerima vaksin per Selasa (26/1) ini sebanyak 245.685 orang.

Mengingat program vaksinasi Covid-19 mulai bergulir pada 13 Januari 2021 (vaksinasi perdana kepada Presiden Jokowi), maka terhitung rerata jumlah orang yang divaksin sampai saat ini sekitar 17.500 orang setiap harinya.

Perhitungan kasarnya, dengan asumsi laju vaksinasi Covid-19 di Indonesia 17.500 orang per hari, maka dalam setahun (365 hari) program vaksinasi hanya mampu mencakup 6,4 juta orang. Hitung-hitungan tersebut memberi gambaran kondisi laju vaksinasi yang berjalan saat ini. 

Meski begitu, dalam beberapa hari tercatat jumlah orang yang divaksin cukup tinggi. Pada 25-26 Januari 2021, misalnya, ada 83.726 orang yang divaksin. Pemerintah menargetkan vaksinasi untuk kelompok prioritas sebanyak 1,48 juta orang bisa rampung akhir Februari 2021. 

Pemerintah tidak menampik pandangan tentang lambatnya program vaksinasi Covid-19 ini. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah menjadi alasan di balik belum optimalnya vaksinasi. 

"Saat ini spesifik hambatan ialah penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah karena masih diisi oleh vaksin non Covid-19 yang belum sempat tersalurkan karena terhambat pandemi," ujar Wiku kepada Republika, Selasa (26/1). 

Vaksin non Covid-19 yang masih tersimpan di fasilitas cold chain di daerah membuat pasokan vaksin Covid-19 pun terhambat. Akibatnya, vaksinasi belum bisa dilakukan dengan cepat. 

Merespons kondisi ini, Wiku mengatakan, pemerintah berupaya mempercepat pengadaan bulk (bahan baku) vaksin Covid-19 dari sejumlah negara. Terutama bulk vaksin Covax yang diedarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan GAVI, sebuah aliansi vaksin internasional. Melalui bulk ini, maka Indonesia bisa menyesuaikan produksi vaksin sesuai kesiapan cold chain di daerah. 

Pemerintah masih belum mengubah target vaksinasi untuk bisa rampung sebelum akhir 2021. Salah satu upayanya dengan memastikan pesanan vaksin tiba sesuai jadwal. Dari 426 juta dosis vaksin yang sudah dipesan, sedikitnya 92,6 juta dosis vaksin akan tiba sepanjang semester I 2021.

Presiden Jokowi sempat merinci pengadaan vaksin Covid-19 oleh pemerintah. Pada Januari ini, sebanyak tiga juta dosis vaksin Covid-19 didatangkan ke Indonesia. Menyusul pada Februari, sebanyak 4,7 juta vaksin masuk. Selanjutnya pada Maret sebanyak 8,5 juta dosis vaksin, April 16,6 juta dosis, Mei 24,9 juta dosis, dan Juni 34,9 juta dosis.

Vaksin mandiri

Rencana pelibatan swasta dalam program vaksinasi Covid-19 masih belum final. Wiku Adisasmito menyampaikan, hingga saat ini program vaksinasi secara mandiri masih dikaji. “Masih dalam tahap diskusi,” ujar Wiku saat dikonfirmasi, Selasa (26/1).

Wiku hanya menggarisbawahi, vaksinasi mandiri bukan bentuk komersialisasi oleh pemerintah. Vaksin yang diakses oleh swasta melalui vaksinasi mandiri, kata dia, tidak untuk diperdagangkan kembali.

photo
Petugas mengangkat vaksin Covid-19 dari PT Bio Farma di Gudang Logistik Vaksin, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/1). Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan vaksinasi Covid-19 tahap kedua di tujuh daerah mulai Kamis (28/1), yaitu Kota Bandung, Bekasi, Kota Bogor, Depok, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat - (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Senada dengan Wiku, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menegaskan tak ada komersialisasi vaksin Covid-19, termasuk vaksin mandiri untuk karyawan perusahaan di seluruh Indonesia. Menurut Airlangga, semua vaksin disediakan gratis untuk masyarakat.

“Tidak ada komersialisasi pada vaksin mandiri, baik mandiri maupun dari pemerintah, semua gratis. Perusahaan yang akan membeli vaksin mandiri untuk karyawannya, dan itu tidak boleh potong gaji karyawan,” ujar Airlangga.

Rencana vaksinasi mandiri kembali disampaikan Presiden Joko Widodo. Presiden mempertimbangkan kembali program vaksinasi Covid-19 secara mandiri untuk mempercepat vaksinasi kepada seluruh masyarakat. Konsepnya, vaksinasi mandiri akan dilakukan oleh swasta terhadap seluruh karyawannya.

Opsi vaksinasi mandiri ini sebenarnya sempat muncul di awal program vaksinasi dirancang. Jokowi menyatakan, vaksinasi mandiri dapat dilakukan dengan merek vaksin yang berbeda dan difasilitasi perusahaan dengan lokasi khusus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat