Ilustrasi pemukiman di Kabupaten Bogor yang terdampak banjir | Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO

Bodetabek

BIG: Permukiman di Kabupaten Bogor Perlu Ditata

Penataan pemukiman di Bogor menjadi kunci penanggulangan bencana.

BOGOR -- Badan Informasi Geospasial (BIG) telah melakukan analisis terkait bencana banjir bandang di Kompleks Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Dari hasil analisis, wilayah terdampak banjir perlu segera di-recovery dan diperkuat aspek mitigasinya.

Koordinator Informasi Geospasial Tematik Bidang Kebencanaan BIG Ferrari Pinem mengatakan, permukiman di wilayah Kabupaten Bogor. Terutama di titik kemungkinan terjadinya bencana perlu ditata kembali.

“Perlu penataan kembali terhadap wilayah-wilayah permukiman yang ada di Kabupaten Bogor, terhadap kemungkinan terjadinya risiko bencana di masa datang. Yakni dengan menguatkan aspek mitigasi, baik mitigasi secara struktural maupun nonstruktural,” kata Ferrari, Senin (25/1).

Ferrari menjelaskan, berdasarkan hasil olahan data yang dibandingkan persyaratan peruntukan permukiman, yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Nomor 41 Tahun 2007, wilayah terdampak bencana memiliki peruntukan permukiman rendah. Hal itu juga dilihat dari jenis ancaman bencana geologi yang ada.

Setidaknya, ada tiga jenis bencana geologi yang perlu diantisipasi di daerah tersebut, yakni rawan bencana akan gunung api, gempa bumi, dan gerakan tanah. “Hal ini menegaskan, wilayah permukiman yang berdiri saat ini memiliki potensi ancaman dari satu atau lebih bencana geologi sehingga sangat berisiko,” lanjut Ferrari.

Sementara itu, lanjutnya, posisi kompleks atau Kampung Gunung Mas sendiri terletak di sub-daerah aliran sungai (DAS) Cisampay. Di mana wilayahnya merupakan wilayah tangkapan hujan berbentuk cekingan mangkok. Sehingga, curah hujan yang tertangkap di atasnya akan dialirkan pada satu titik (outlet), dan keluar melewati Kompleks Gunung Mas.

Masih kata Ferrari, hal yang berpengaruh terhadap kejadian banjir bandang di Gunung Mas, yakni sub-DAS Cisampay yang berbentuk bulat. Jika hujan turun di seluruh sub-DAS, air hujan akan bertemu di satu titik pertemuan aliran secara bersamaan dan membahayakan lokasi di bawah pertemuan sungai. Lebih tepatnya Kompleks Gunung Mas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Informasi Geospasial (infogeospasial)

Tak hanya itu, dia melanjutkan, perlu ada sistem early warning terhadap banjir bandang dan longsor. Mengingat lokasi terdampak terletak di jalur buangan material dan air dari hulu.

“Sehingga, dari sisi ekosistem wilayah ini berpotensi kembali untuk terjadi banjir bandang di kemudian hari,” ujar dia.

Terkait dengan mitigasi, Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin mengimbau perusahaan-perusahaan perkebunan dan perhutanan, salah satunya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII untuk bekerja sama dengan BIG dalam upaya melihat adanya potensi bencana. Karena dalam bencana yang terjadi di Gunung Mas, ada hal yang bukan menjadi kewenangan Pemkab Bogor.

“Di sini kan ada yang bukan kewenangan kami juga. Karena, kalau masuk perusahaan juga harus izin. Jadi, kami mengimbau pada perusahaan-perusahaan seperti perhutani ini untuk juga bekerja sama dengan BIG untuk melihat potensi-potensi,” kata Ade Yasin.

Tak hanya itu, Pemkab Bogor juga berencana akan membangun bendungan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, juga telah menyiapkan pompa air untuk mengantisipasi banjir.

“Wilayah kita pegunungan, potensi itu bisa ada di mana saja. Makanya, kita siapkan dari masing-masing desa untuk siaga bencana melalui kades dan camat masing-masing supaya berjaga,” ujar Ade.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BPBD KABUPATEN BOGOR (bpbdkabbogor)

Menyalurkan bantuan

Logistik berupa bahan makanan, pakaian, obat-obatan dan lainnya dipastikan sudah disalurkan ke seluruh desa yang menjadi kantong-kantong pengungsian korban bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan.

Bupati Hulu Sungai Tengah H A Chairansyah, Senin, mengatakan termasuk desa yang terisolir karena jalan yang tertutup longsor di wilayah Kecamatan Hantakan yaitu Datar Ajab sudah menerima bantuan.Menurut dia, dari 161 desa se-Kabupaten Hulu Sungai Tengah, terdapat 76 desa yang terdampak banjir.

Medan tersulit dalam pengantaran logistik ada di Desa Datar Ajab karena kalau jalan kaki bisa butuh waktu sekitar lima jam. Menuju desa tersebut juga terdapat 27 titik longsor yang saat ini masih dibersihkan oleh para relawan.Di Desa Datar Ajab ada 114 rumah rusak berat dan dihuni 399 jiwa, rumah hilang 20 yang dihuni 82 jiwa.

"Alhamdulillah berkat bantuan semua pihak seperti TNI POLRI, pendaki gunung dan komunitas trail serta relawan lainnya yang datang dari berbagai daerah, logistik telah sampai kesana," kata Bupati.Pihaknya saat ini juga fokus penanganan di wilayah Kecamatan Pandawan dan Labuan Amas Utara karena di sana masih tergenang air kiriman dari Barabai."Kemungkinan untuk daerah sana bisa sampai setengah bulan baru surut," tuntasnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat