Menlu Saudi Faisal bin Farhan Al Saud tiba di Jerman beberapa waktu lalu. | EPA

Internasional

Soal Biden, Saudi Optimistis

Biden berjanji pada jalur kampanye pemilihan untuk meninjau kembali hubungan AS dengan Arab Saudi.

RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud mengatakan, Kerajaan Saudi optimistis akan memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Saudi akan terus berbicara dengan Washington mengenai kesepakatan nuklir Iran.

"Saya optimistis. Arab Saudi telah membangun hubungan historis yang kokoh di mana dia bekerja dengan berbagai pemerintahan. Kami akan terus melakukannya juga dengan Presiden Biden," kata Pangeran Faisal dalam wawancara dengan Arabiya TV, Sabtu (23/1).

Pangeran Faisal mengatakan, Riyadh akan terus berkonsultasi dengan Washington sehubungan dengan kesepakatan nuklir Iran. AS menarik diri pada 2018 dari kesepakatan Nuklir 2015 antara negara-negara besar dan Iran, yaitu Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Berdasarkan JCPOA, Iran harus menahan program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi.

photo
Pangeran Faisal bin Farhan menyampaikan pidato di Dewan HAM PBB tahun lalu. - (KEYSTONE)

"Saya yakin pada dasarnya konsultasi akan mencapai kesepakatan yang solid dan kuat yang memperhitungkan kegagalan Iran untuk mematuhinya ... dengan faktor pemantauan yang kuat untuk memastikan implementasi perjanjian," ujar Pangeran Faisal.

Biden berjanji pada jalur kampanye pemilihan untuk meninjau kembali hubungan AS dengan Arab Saudi. Dia akan mengambil sikap yang lebih tegas pada catatan hak asasi manusia (HAM) Saudi dan perang Yaman yang menghancurkan. Mengenai masalah Teheran, Biden menyatakan, jika Iran mematuhi JCPOA secara ketat, Washington juga akan memenuhi janjinya.

Saudi dan sekutunya di Teluk, termasuk Uni Emirat Arab, prihatin tentang rudal balistik Iran dan jaringan proksi regional. Kedua negara itu mendukung kampanye tekanan maksimum AS semasa kepemimpinan Donald Trump kepada AS.

Salah satu langkah yang paling didukung dengan menyambut baik keputusan Trump untuk keluar dari kesepakatan nuklir dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Adang rudal

Konflik kawasan yang memercik di Yaman masih belum menunjukkan akhir. Saudi dilaporkan mencegat rudal atau serangan pesawat tak berawak di Riyadh pada Sabtu. Dikutip Aljazirah, Bandara Internasional Raja Khaled Riyadh melaporkan, ada sejumlah penundaan penerbangan.

Serangan ini telah berkali-kali dilakukan oleh milisi Houthi Yaman sejak 2015. Namun, Houthi tidak segera mengakui peluncuran rudal atau drone ke Riyadh tersebut.

Pengguna media sosial mengunggah video tentang gambaran seperti ledakan di udara di Riyadh. Insiden itu terjadi sekira pukul 11.00 waktu setempat. "Saya mendengar suara keras dan mengira ada sesuatu yang jatuh dari langit," kata seorang warga yang tinggal di distrik al-Sulaimaniyah, Riyadh.

Atas dukungan AS, koalisi pimpinan Arab Saudi mendukung Pemerintah Yaman. Sementara, faksi Houthi di Yaman mendapat dukungan dari Iran.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat