Teknologi dan transformasi digital | Pixabay

Inovasi

Pulih dari Pandemi dengan Teknologi

Infrastruktur digital kini sama pentingnya seperti listrik ataupun air. 

 

Selama lebih kurang satu tahun pandemi berjalan, adaptasi manusia terhadap teknologi sudah berada di tingkat yang jauh berbeda, dibandingkan dengan sebelum pandemi. Ke depan, optimalisasi pendayagunaan teknologi digital diiyakini mampu menjadi mesin penggerak mempercepat pemulihan ekonomi global, termasuk di Indonesia. 

Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, Ken Qi mengatakan, krisis global akibat pandemi telah memperkuat upaya dan keseriusan Huawei dalam mengembangkan teknologi-teknologi mutakhirnya. Termasuk, dalam mengontribusikannya sebagai solusi untuk mempercepat pemulihan kondisi berbagai sektor di berbagai belahan dunia. 

Menurutnya, sebagai penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terdepan di dunia, Huawei menyambut baik terbangunnya sinergi multiple-helix dengan pemerintah, dunia akademik, pelaku industri dan komunitas untuk bersama-sama meningkatkan inklusi teknologi digital terdepan. Di anatarnya, kecerdasan artifisial (AI), machine learning, big data analytics, dan cloud melalui alih pengetahuan dan teknologi melalui program-program kolaboratif mereka. 

“Pandemi telah menunjukkan pada kita akan efektivitas teknologi digital sebagai solusi, namun sinergi dan gotong royong digital tetap diperlukan untuk meningkatkan adopsinya,” ujar Ken dalam acara media briefing virtual “Mengakselerasi Digital sebagai Post-Pandemic Recovery Engine”, Kamis (14/1). 

Selama pandemi, Huawei juga telah berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dengan berbagai sektor dan industri dalam menghadirkan solusi untuk menjawab tantangan-tantangan baru dan krusial yang muncul. Bersama dengan operator telekomunikasi, Huawei juga dengan sigap turut membangun teknologi jaringan di pulau-pulau yang dijadikan lokasi karantina pada saat pandemi baru muncul. 

Senada, Director of Strategy & Business Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi mengungkapkan, teknologi-teknologi berbasis Cloud, AI, Machine Learning dan Big Data Analytics akan terus dikembangkan dan dihadirkan sebagai solusi untuk berbagai sektor dan industri di Indonesia. “Selain terus meningkatkan kolaborasi multiple-helix, Huawei Indonesia akan tetap fokus di penyediaan solusi berupa perangkat-perangkat cerdas, teknologi konektivitas, komputasi, serta cloud untuk menjawab kebutuhan dan tantangan tiga kelompok pelanggan,” ujarnya. 

Mulai dari, pelanggan produk-produk consumers, pelanggan dari kalangan operator telekomunikasi dan pelanggan dari kalangan enterprise, pemerintahan serta industri. Rosidi menambahkan, teknologi yang dikembangkan Huawei juga telah dirancang untuk mampu menjadi solusi untuk mempercepat transformasi digital, baik secara langsung maupun tidak langsung, di berbagai sektor. 

Selain itu, Indonesia memiliki target yang luar biasa pada 2045, yakni masuk menjadi lima besar ekonomi dunia. Tentunya, transformasi digital menjadi sangat penting sebagai  bahan bakar berikutnya di Indonesia. 

Ia melanjutkan beberapa organisasi di dunia kini mengatakan digitalisasi adalah hal yang sangat penting menuju akselerasi ataupun pemulihan setelah Covid-19. Organisasi dunia menyatakan digital infrastruktur itu menjadi secara bentuk fundamental, bahkan kalau bicara ICT, infrastruktur tersebut tidak kalah pentingnya dengan infrastruktur seperti listrik ataupun air. 

Pemulihan Ekonomi

photo
Komputasi awan dan transformasi digital - (Pixabay)

Upaya pemulihan ekonomi tentu tak bisa dipisahkan dari pemanfaatan teknologi. Menurut Rosidi, ada tiga tahap uoaya pemulihan ekonomi yang berjalan seiringan dengan pemanfaatan teknologi. 

Poin pertama dan kedua, yakni, reduce impact dengan aktivitas pengendalian preventif, pembatasan perjalanan dan social distancing dan stimulus, baik fiskal maupun ekonomi. 

Poin ketiga, adalah digital engine for future, dan yang termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan infrastruktur ICT, ekosistem digital, dan transformasi digital. Rosidi mengungkapkan Infrastruktur ICT tidak bisa dipisahkan dengan digital ekonomi dan ekosistem, serta transformasi digital. “Ini menjadi sangat fundamental untuk menjadi engine acceleration digital economic kita,” ujar Rosidi. 

Di Cina, ia melanjutkan, konsep penjualan saat ini telah berubah, seperti niaga elektronik yang mengubah cara mereka melakukan perdagangan. Contohnya, seorang nenek-nenek berusia 80 tahun, kini telah meningkatkan penjualan daring buah aprikotnya melalui live streaming. Pendapatannya pun naik lima kali lipat dibandingkan tahun lalu. 

Di Indonesia, menurut data BPS, tren penjualan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus mengalami penurunan.  Upaya transformasi digital pun terjadi karena faktor keterdesakan. 

Teknologi digital memang telah memungkinkan kehidupan sosial dan operasi bisnis selama Covid-19. Sektor ini terbagi menjadi empat, yakni sektor kesehatan, seperti remote diagnosis and training, CT dan X-ray scanning untuk AI based Image recognition dan remote monitoring, digital society, digital home life, seperti belanja daring, dan digital infrastructure, seperti penyediaan jaringan di pedalaman. 

Menurut Rosidi, pengembangan infrastruktur digital saat ini memang kian esensial. Karena, dapat memberikan konektivitas, dan mendukung transformasi digital di berbagai sektor.

 
Pandemi telah menunjukkan pada kita akan efektivitas teknologi digital sebagai solusi. Namun sinergi dan gotong royong digital tetap diperlukan untuk meningkatkan adopsinya.
Ken Qi, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia
 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat