Sejumlah santri Pondok Pesantren Darul Ulum mengikuti pemeriksaan kesehatan di GOR Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (17/10/2020). Pesantren tetap nyalakan alarm menghadapi wabah Covid-19. | Syaiful Arif/ANTARA FOTO

Khazanah

Pesantren Tetap Nyalakan Alarm Hadapi Wabah Covid-19

Para kiai dan asatiz pesantren diharapkan prioritas divaksinasi Covid-19 karena bertugas melayani publik.

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Memasuki awal tahun 2021, warga bumi masih menghadapi ancaman wabah. Kian tingginya jumlah kasus positif per hari menambah catatan rekor orang terinfeksi. Umat Islam, sebagai stakeholder terbesar bangsa ini menyumbang kontribusi tak sedikit dalam menghadapi serangan virus. Berbagai program ormas, majelis taklim, hingga pesan dakwah para dai amat dinanti. Demi membangun kesadaran dan memperkuat ketahanan melawan serangan pandemi.

Hingga awal tahun, belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir. Jumlah kasus Covid-19 justru menunjukkan grafis meningkat. Rekor kasus positif Covid-19 terus bertambah. Demikian pula dengan tingkat keterisian rumah sakit yang makin meningkat.

Segenap elemen umat Islam pun masih menyalakan 'alarm' tanda bahaya untuk menghadapi wabah. Keberadaan vaksin jangan sampai membuat masyarakat terbuai.

Dunia pesantren yang ikut terpukul akibat peningkatan santri dan kiai yang terinfeksi kasus Covid-19. Pondok Pesantren Darusallam Gontor makin meningkatkan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah kasus Covid-19 terjadi lagi. Diketahui beberapa bulan lalu, sejumlah santri Gontor pun sempat terinfeksi virus tersebut. Setelah menjalani perawatan, seluruh santri yang terinfeksi pun dinyatakan sembuh.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Ponpes Gontor, Ustaz Adib Fuaidi Nuriz, mengatakan, Pesantren Gontor senantiasa mengikuti informasi perkembangan tentang pandemi Covid- 19 melalui media untuk menambah pengetahuan agar konsisten melakukan upaya-upaya preventif. Ia mengatakan, Satgas Covid-19 Pesantren Gontor pun selalu mengadakan evaluasi khususnya mengenai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) memberikan laporan kepada pimpinan, sosialiasi kepada warga pondok dari santri, guru, karyawan, dan lainnya.

Satgas Covid- 19 Gontor juga melakukan visitasi dalam rangka memantau penerapan protokol kesehatan di setiap kampus pesantren. Selain itu, pihak satgas kerap membahas setiap perkembangan dan evaluasi bersama seluruh anggota Satgas Covid-19 secara daring.

Selama pandemi ini, Satgas Covid-19 Gontor terus melakukan peningkatan prokes dan menutup kampus dari kunjungan wali santri, tamu rombongan, tamu individu, kecuali ada keperluan penting dan itu pun harus taat dan patuh pada prokes. "Alhamdulillah, ini masih terus kita tingkatkan, dan terus mengambil langkah dan kebijakan sesuai situasi dan kondisi," kata dia beberapa waktu lalu.

Ustaz Adib mengatakan, pihaknya juga terus berupaya menjaga imunitas santri dan guru agar selalu prima dan terhindar dari Covid-19. Menurut dia, Gontor terus mempertahankan kampusnya sebagai zona hijau sehingga atmosfer pesantren pun menjadi lebih baik.

Ustaz Adib mengatakan, Gontor menghargai usaha pemerintah, tenaga kesehatan, juga para ahli vaksin yang telah berupaya keras untuk menyelamatkan dunia dari wabah Co vid- 19. Ia berharap pandemi dapat segera berakhir.

Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) juga terus mendorong setiap pondok pesantren untuk menaati protokol pencegahan Covid-19. Ketua RMI NU KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan, saat ini RMI NU lebih menitikberatkan pada mitigasi penanganan.

Caranya dengan memberdayakan satgas pesantren dengan pendampingan dari RMI. "RMI dan PDNU (Perhimpunan Dokter NU) menyiagakan 90 dokter sukarelawan yang mendampingi pesantren secara daring dan luring, menerima konsultasi keluhan kesehatan santri," kata Kiai Rozin.

Kiai Rozin mengatakan, hingga awal pekan pertama Januari 2021 tercatat sudah 260 kiai dan nyai pengasuh sejumlah pesantren di bawah naungan RMI NU wafat selama pandemi. Meski tak semuanya diakibatkan karena Covid-19, dia menilai, angka tersebut sangat tinggi dan menjadi peringatan untuk lebih disiplin dalam penanganan Covid-19.

Ia menambahkan, meski vaksin Covid-19 telah siap didistribusikan, RMI tetap mengajak setiap pesantren tetap menguatkan protokol kesehatan hingga beberapa bulan ke depan. Dia pun berharap para kiai dan asatiz juga mendapat prioritas mendapatkan vaksin karena bertugas melayani publik. "Semoga setelah nakes (tenaga kesehatan)," kata dia.

photo
Petugas Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) memberi dan memasangkan masker kepada warga yang tidak menggunakan masker, di Sanden, Bantul, Yogyakarta,beberapa waktu lalu - (Wihdan Hidayat / Republika)

Koordinator Divisi Diseminasi Informasi dan Komunikasi Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Budi Santoso menegaskan, tekad Muhammadiyah dalam melawan Covid-19 belum padam. MCCC pun terus menggaungkan tagline "Wabah Belum Berakhir" hingga saat ini.

"Muhammadiyah melalui MCCC mendorong setiap pihak, termasuk majelis dan lembaga maupun amal usaha di seluruh Indonesia dan di luar negeri, untuk bersatu memerangi Covid-19 sesuai peran masing-masing," kata Budi.

Satuan pendidikan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah pun masih menerapkan protokol pencegahan penanggulangan bencana untuk pembelajaran jarak jauh. Hal ini berlaku dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.

Untuk bidang kesehatan, kata dia, RS Muhammadiyah dan 'Aisyiyah berusaha meningkatkan pelayanan secara kualitas dan kuantitas, berupa penambahan tempat tidur. Sejauh ini, tercatat ada 84 rumah sakit yang menangani Covid-19.

Tak hanya itu, Budi menyebut, MCCC juga mendorong seluruh wilayah untuk menyediakan shelter isolasi mandiri bagi warga yang terinfeksi Covid-19, tetapi berstatus orang tanpa gejala (OTG). Budi menyebut pada 2021 ini, MCCC masih kencang melakukan perang melawan Covid-19, dengan menggerakkan segala aspek yang dimiliki.

 
Ringankanlah musibah ini, antara lain, dengan tetap menegakan disiplin dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
PROF HAEDAR NASHIR
 

Bersama Majelis Tabligh dan Tarjih Muhammadiyah, ia menyebut MCCC kerap melakukan kajian untuk memberi pencerahan kepada masyarakat tentang Covid-19. Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, tetap waspada dan tetap disiplin menerapkan prokes.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih meninggi. Karena itu ia berharap masyarakat sadar untuk meng ikuti prokes. "Penderitaan dan dampak dari wabah Covid-19 ini sangatlah luas dan berat. Karenanya, ringankanlah musibah ini, antara lain dengan tetap menegakkan disiplin dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat," kata Haedar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat