Pengendara yang terjaring razia protokol kesehatan (prokes) melakukan rapid test covid-19 di kawasan Jalan Kalimalang perbatasan Jakarta-Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/12). | Republika/Thoudy Badai

Khazanah

Taat Prokes Cegah Covid-19 Bagian dari Perintah Agama

Mengabaikan prokes agar mencegah Covid-19, akan membawa negeri ini dalam masalah besar.

JAKARTA -- Di tengah wabah virus korona jenis baru (Covid-19) yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, bahkan kian mengkhawatirkan, maka disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) merupakan hal yang sangat penting. Bahkan, hal itu juga merupakan perintah agama.

Penegasan itu disampaikan Ketua Umum Ikatan Dai Seluruh Indonesia (Ikadi), Prof KH Ahmad Satori Ismail, kepada Republika, Kamis (7/1). Ia pun menyeru seluruh umat Islam di Indonesia agar tidak mengabaikan prokes. “Dalam menghadapi musibah, kita diperintahkan berikhtiar lalu berdoa. Dalam ikhtiar itulah salah satu poinnya adalah prokes, maka menjalankannya sama saja menjalankan perintah agama,” ujar Kiai Satori.

Dia menjelaskan, dalam memaknai musibah berupa wabah Covid-19, umat perlu mengingat kembali makna musibah itu sendiri. Dalam Islam, musibah diturunkan Allah berkaitan dengan ketentuan-Nya yang telah tertulis di lauhul mahfuz. Musibah dapat dijadikan ajang untuk memaksimalkan ibadah agar jiwa tenang dan musibah dapat dijadikan upaya untuk bertawakal setelah berikhtiar untuk naik kelas.

Karena itu, ia mengingatkan, panjangnya masa pandemi Covid-19 tidak membuat umat jenuh dalam menaati prokes. Sebab, pelonggaran terhadap prokes sejatinya dapat mengancam jiwa sendiri, orang lain, dan kerugian yang besar berjangka panjang.

“Maka, di sini kalau kita berusaha untuk membuat diri sendiri dan orang lain sehat, maka ini juga dalam rangka ibadah,” ujar dia.

Pada saat yang sama, ia juga menegaskan kembali bahwa sikap tolong-menolong dalam situasi pandemi Covid-19 harus terus dikembangkan. Misalnya, apabila ada salah satu warga yang terpapar dan harus menjalani isolasi mandiri, sebaiknya para tetangganya dapat membantu memberikan kebutuhan sehari-harinya.

“Di kompleks rumah saya ada yang diisolasi, kami (tetangga) bergantian memberikan makan dan kebutuhannya. (Makanan) Digantung di pintu rumahnya, ini sikap ta’awun (tolong-menolong),” tutur dia.

Sebelumnya, seruan untuk disiplin menerapkan prokes juga disampaikan Wakil Ketua Umum MUI sekaligus Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas. Menurut dia, mematuhi prokes bertujuan untuk kebaikan bersama karena pandemi Covid-19 semakin meningkat.

Menurutnya, dalam ajaran agam Islam, memang takdir setiap orang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Namun, karena tidak ada satu pun di antara kita yang tahu takdirnya, di tengah-tengah suasana masih tingginya penyebaran dan penularan Covid-19, maka MUI mengimbau umat untuk terus mematuhi prokes Covid-19.

"MUI mengimbau agar seluruh warga benar-benar mematuhi protokol kesehatan yang ada. Melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan itu jangan lagi menjadi beban, tapi harus menjadi kesadaran kita semua,'' ujar Buya Anwar melalui keterangan tertulis.

photo
Seoarang wisudawan dari perguruan tinggi swasta mengikuti prosesi wisuda tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, di Tangerang, Banten, Rabu (23/12/2020). Banyaknya permintaan untuk melakukan wisuda tatap muka, pihak kampus akhirnya menggelar wisuda tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus - (MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO)

Buya Anwar lebih lanjut menyatakan, kepatuhan menjalankan prokes sangat penting artinya. "Selain baik untuk diri kita sendiri, juga baik untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara kita. Apalagi di beberapa daerah, seperti di Jakarta dan sekitarnya, daya tampung rumah sakit sudah nyaris tidak ada. Petugas rumah sakit sudah benar-benar kewalahan,'' katanya menegaskan.

Untuk itu, kerja sama dari semua warga masyarakat untuk mendukung prokes berupa menjauhi kerumunan, selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan hendaknya benar-benar dilaksanakan secara bersama-sama.

"Sebab, kalau hal ini tidak kita perhatikan, negeri ini akan menghadapi masalah besar. Selain banyak korban sakit dan meninggal dunia, ekonomi warga masyarakat serta bangsa dan negara ini juga akan nyungsep dan semakin terpuruk.’’

Darunnajah tunda belajar tatap muka

Pondok Pesantren Modern (Ponpes) Darunnajah Jakarta menunda kedatangan santri untuk pembelajaran tatap muka Tahun Ajaran (TA) 2020/2021 pada masa pandemi COVID-19.Informasi penundaan kedatangan santri disampaikan oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Hadiyanto Arief, Sabtu.

"Keputusan penundaan semalam. Informasi lengkap terkait Darunnajah Pusat bisa langsung menghubungi Satgas COVID-19 Ustadz Hasan Darojat," kata Arief. Arief juga memberikan tautan pengumuman resmi penundaan kedatangan santri Ponpes Darunnajah yang ditayangkan lewat Darunnajah TV.

Saat dikonfirmasi kepada Satgas COVID-19 Ponpes Darunnajah, Ustadz Hasan Darojat, membenarkan perihal penundaan kedatangan santri, namun belum menjelaskan detil alasan penundaan tersebut.Adapun informasi yang diperoleh dari kanal DarunnajahTV, pengumuman resmi penundaan kedatangan santri disampaikan oleh Pimpinan Ponpes Darunnajah KH Sofwan Manaf.

Dalam video tersebut, KH Sofwan Manaf mengatakan pihaknya mendapatkan instruksi dari pemerintah untuk menunda kedatangan para santri ke pesantren. "Malam ini (Jumat) pukul 21.50 WIB, kami mendapatkan instruksi dari pemerintah, untuk menunda kedatangan santri-santri ke Pondok Pesantren Darunnajah," kata Sofwan.

Atas penundaan tersebut, Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta meminta maaf kepada para orang tua santri.Masih dalam video tersebut, KH Sofwan Manaf menyampaikan bahwa Ponpes Darunnajah telah melakukan persiapan untuk mendatangkan santri sejak Oktober 2020. Setiap hari dilakukan persiapan dan koordinasi.

Proses perizinan, membangun infrastruktur sesuai dengan protokol kesehatan di lingkungan asrama, kelas dan lingkungan yang lainnya terus dilakukan."Kita juga melakukan koordinasi dengan para dokter termasuk para dokter alumni Darunnajah dan koordinasi dengan Satgas COVID-29 serta dinas terkait," kata Sofwan.

Namun setelah mendapat instruksi dari pemerintah, Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta memutuskan menunda kedatangan para santri. "Kami mohon maaf sekali lagi, kami harus melakukan ini, kami mohon maaf kepada semua orang tua santri ke semua santri-santri dari kelas satu sampai kelas enam dan juga semua majelis guru dan yang terkait dengan persiapan-persiapan kedatangan di Pondok Pesantren Darunnajah," ujar Sofwan.

Segala ikhtiar yang sudah dilakukan pesantren, mulai dari persiapan, hingga berdoa kepada Allah SWT, namun situasi dan kondisi yang belum menginzinkan untuk mendatangkan santri.

Pembelajaran di Ponpes Darunnajah Jakarta kembali mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh secara daring."Semoga kita dalam keadaan sehat wal afiat dan dalam lindungan Allah SWT serta dijauhkan dari wabah dan malapetaka," kata KH Sofwan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat