Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau tempat produksi tempe saat operasi stabilitas harga kedelai di Semanan, Jakarta, Kamis (7/1). | FAUZAN/ANTARA FOTO

Ekonomi

Jaga Harga Tahu-Tempe, Kementan Gelontorkan Kedelai Murah

Gakoptindo akan menyalurkan kedelai dengan harga Rp 8.500 per kilogram.

JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) dan  Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk melakukan operasi pasar kedelai guna menstabilkan pasokan dan harga kedelai di dalam negeri. Harga kedelai dipatok Rp 8.500 per kilogram khusus untuk para pengrajin tempe tahu. Sebanyak 317 ribu ton kedelai akan digelontorkan ke pasar selama 100 hari ke depan.

"Gabungan pengusaha tempe tahu langsung bisa untuk mendapatkan kedelai dengan harga terjangkau. Ini menjadi agenda SOS kita untuk pulihkan kondisi kedelai," kata Syahrul di Kopti Semanan, Jakarta, Kamis (7/1).

Pasokan kedelai tersebut menggunakan pasokan impor yang dimiliki oleh para importir anggota Akindo. Menurut Syahrul, harga Rp 8.500 per kilogram sudah memberikan margin keuntungan bagi para importir dan akan meringankan beban para produsen tempe dan tahu.

Rata-rata harga kedelai impor sudah melonjak dari Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.500 per kilogram. Dengan harga yang lebih rendah itu, diharapkan beban para pengrajin tempe tahu lebih ringan dalam proses produksi.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menjelaskan, gerakan stabilisasi harga itu hasil dari pertemuan antara Kementan bersama Kementerian Perdagangan, Akindo, dan Gakoptindo.

"Kemendag dan Kementan hanya memfasilitasi, yang bersepakat adalah asosiasi importir dan produsen tempe tahu. Kesepakatannya, kita akan lakukan gerakan stabilisasi harga dan pasokan kedelai 100 hari ke depan," kata Agung.

photo
Pekerja membuat tahu di Semanan, Jakarta, Kamis (7/1). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk olahan dari kedelai yaitu tahu dan tempe mengalami inflasi pada Desember 2020 menyusul kenaikan harga kedelai di pasar global, yaitu sebesar 0,06 persen untuk tahu mentah dan 0,05 persen untuk tempe. - (FAUZAN/.ANTARA FOTO)

Agung mengatakan, operasi pasar akan dilakukan di seluruh Jawa. Dia menjelaskan, masalah tingginya harga tempe dan tahu tidak hanya terjadi di Jakarta dan Jawa Barat, namun cukup meluas hingga provinsi lain di wilayah Jawa.

Mekanisme distribusi kedelai akan dilakukan langsung oleh importir kepada gabungan koperasi tempe dan tahu. Menurut dia, upaya Kementan untuk mengintervensi persoalan kedelai impor lantaran produk makanan tempe dan tahu sudah menjadi makanan bagi seluruh lapisan masyarakat. Karena itu, persoalan yang terjadi pada kedelai sebagai bahan bakunya tidak bisa diabaikan.

Gakoptindo menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan para importir yang telah membantu para pengrajin tempe tahu untuk bisa mendapatkan kedelai dengan harga lebih rendah. Gakoptindo berjanji tidak akan menaikkan harga kedelai kepada para pengrajin yang menjadi anggotanya.

"Kami tidak akan naikkan harga satu sen pun untuk kedelai yang diterima. Harga itu diterima langsung oleh pengrajin tempe tahu yang ada," kata Ketua Gakoptindo Aip Syarifuddin.

Ia mengatakan, pengrajin tempe dan tahu telah terpuruk selama berbulan-bulan akibat harga kedelai impor yang mahal. Ia mengatakan, harga paling murah yang diperoleh sebesar Rp 9.000 per kg.

Aip mengatakan, dalam upaya stabilisasi kedelai impor ke depan, pemerintah bisa mulai mempersiapkan kedelai lokal untuk digunakan pengrajin tempe tahu. "Kami bisa ditanya, kedelai lokal itu lebih bagus, baik gizinya, proteinnya, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat yang makan tempe tahu akan lebih sehat dan sejahtera," kata dia.

photo
Perajin membuat tempe berbahan kedelai lokal di industri rumahan di Badung, Bali, Rabu (6/1). Industri pengolahan kedelai menjadi berbagai jenis produk makanan seperti tempe berbagai varian dan kue kering tersebut tidak terdampak kenaikan harga kedelai impor karena menggunakan bahan kedelai lokal dari daerah Jawa Tengah dan Bali yang kualitas kedelainya lebih baik dan harga lebih stabil - (FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO)

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Kementan dapat mengembangkan bibit unggul kedelai varietas lokal.

"Itu arahan dari Wapres kepada Mentan, bahkan kalau perlu dilakukan penelitian untuk bibit unggul dan kerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi.

Masduki mengatakan, Kiai Ma'ruf meminta Mentan melakukan upaya jangka panjang terkait ketersediaan dan stabilitas harga kedelai. Mentan juga diminta memberikan jaminan harga kedelai kepada para petani agar mau menanam kedelai.

Wapres juga akan meminta Kemendag berkoordinasi dengan Kementan terkait kebijakan impor kedelai. Hal ini agar kebijakan impor dapat melindungi petani kedelai dalam negeri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat