Umat Muslim berwudhu sebelum melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Agung Al- Azhar, Jakarta, Jumat (12/6). Pelaksanaan Shalat Jumat berjamaah telah dilaksanakan kemballi di sejumlah masjid di Jakarta pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Bolehkah Bicara Saat Wudhu?

Sebaiknya mereka berkonsentrasi melaksanakan wudhu dan tidak diselingi pembicaraan.

OLEH UMAR MUKHTAR

Menyempurnakan wudhu adalah sebuah keutamaan sekaligus keharusan. Maka, sudah seharusnya setiap Muslim memperhatikan kesempurnaan wudhunya.

Terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda, ‘’Saat seseorang berwudhu kemudian membaguskan wudhunya dan mengerjakan shalat dua rakaat, di mana ia tidak berbicara dengan dirinya dalam berwudhu dan shalatnya tentang hal duniawi, niscaya keluarlah ia dari segala dosanya, seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR Bukhari Muslim).

Dalam upaya menjaga kesempurnaan wudhu, salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah, bolehkah seseorang berbicara saat wudhu? Lantas, apakah benar bahwa berbicara ketika berwudhu membuat wudhu tersebut tidak sah?

Dilansir dari laman About Islam, almarhum Syekh Atiyyah Saqr yang merupakan mantan ketua Komite Fatwa al-Azhar menyampaikan, para ulama menyebut meski berbicara tidak membatalkan wudhu, sebaiknya tidak dilakukan kecuali untuk berzikir atau ketika dibutuhkan seperti menanggapi salam.

Pada prinsipnya, menurut Syekh Atiyyah, berbicara selama wudhu tidak membatalkannya, tetapi itu tidak diinginkan. Seorang Muslim harus berkonsentrasi untuk menyempurnakan wudhu dan tidak berbicara kecuali untuk zikir dan kebaikan.

Ulama terkemuka, Syekh Ibrahim Gulhum, yang juga imam di Kementerian Wakaf Mesir menambahkan, berdasarkan fikih Maliki dan Hanafi, seorang Muslim tidak boleh berbicara selama wudhu kecuali untuk berzikir atau memenuhi kebutuhan. Wudhu adalah syarat sahnya beberapa ibadah seperti shalat.

Jadi, seorang Muslim harus menyibukkan pikirannya untuk bisa memenuhi persyaratan tersebut sehingga dapat mempersiapkan dirinya untuk berdiri di hadapan Allah dalam kerendahan hati dan kesadaran. Karena itu pula, Syekh Gulhum menyarankan agar seseorang tidak terlibat dalam pembicaraan yang tidak berarti selama berwudhu. Sebaliknya, kita harus fokus berzikir.

Lalu apa yang harus dikatakan selama dan setelah wudhu? Dalam konteks ini, Abu Musa al-Ashari mengatakan, "Saya membawa air ke Rasulullah SAW untuk berwudhu. Kemudian, saya mendengar dia mengucapkan, 'Ya Allah! Ampunilah dosaku, semoga rumah saya luas, dan terimalah bekal saya'.

"Saya lalu bertanya kepada beliau, 'Wahai Nabi Allah! Saya mendengar Anda berdoa kepada Allah mengatakan ini dan itu. Apakah doa ini meninggalkan sesuatu yang baik?'

An-Nasa'i menyatakan, hadis tersebut mengenai apa yang diucapkan seseorang setelah wudhu. Sementara, Ibn as-Sunni mengatakan hal itu mengenai apa yang diucapkan selama berwudhu.

Imam an-Nawawi mengatakan, kedua pandangan itu lumayan. Namun, dalam bukunya yang terkenal, Fiqh As-Sunnah, Syekh Sayyed Sabiq memiliki pandangan yang berlawanan bahwa diperbolehkan berbicara saat wudhu sebab tidak ada sunah yang melarangnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat