Asma Nadia | Daan Yahya | Republika

Resonansi

Sepucuk Doa di Ujung Tahun

Perkenankan kami menutup lembaran hari-hari 2020 dengan doa harapan yang lebih kuat.

Oleh ASMA NADIA

OLEH ASMA NADIA

Pelajaran apakah yang paling terpahat di benak sepanjang 2020? 

Dua angka kembar sebagai bilangan tahun seolah menjanjikan begitu banyak kegembiraan. Namun, ternyata bagi sebagian besar umat-Mu di berbagai belahan bumi, pada kenyataannya begitu sulit dan membuat kami tertatih menyusuri bilangan harinya.

Sepanjang tahun lalu, kami beroleh pelajaran lebih hebat, bahkan terhadap hal-hal yang awalnya kami kira telah pahami. Bahwa Engkau adalah yang Mahakuat, Mahatahu, Mahakuasa, dan Maha segalanya.

Lewat makhluk kecil yang tak terdeteksi mata--yang berada dalam genggaman-Mu--yang sekilas sepele, tapi ternyata dengan cepat menjungkirbalikkan keadaan. Keberadaannya menimbulkan wabah yang meluluhlantakkan dunia dengan daya hancur, yang tidak pernah terbayangkan kecuali dalam imajinasi dan cerita-cerita fiksi.

 
Tidak ada negara sekuat apa pun yang mampu melawannya, bahkan hingga tahun berganti.
 
 

Tidak ada negara sekuat apa pun yang mampu melawannya, bahkan hingga tahun berganti. Cina dengan miliaran penduduknya, kekuatan ekonomi dan senjatanya, lumpuh berbulan lamanya.

Amerika Serikat dengan segala kedigdayaannya turut terpuruk ke jurang terdalam. Eropa, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, negara-negara perkasa di berbagai benua dengan segala keindahan dan tinggi peradabannya kehilangan daya.

Di hadapan Covid-19, predikat negara adikuasa lenyap, semua terpuruk dalam waktu bersamaan. Ya. Pandemi kali ini sungguh-sungguh menunjukkan betapa bahkan salah satu  makhluk terkecil-Mu, mampu mengalahkan manusia dengan kesempurnaannya sebagai ciptaan. Padahal sebelumnya, manusialah yang paling berkuasa. Mereka berada di balik kendali nuklir, pesawat siluman, radar, dan berbagai hal hebat lainnya. Namun kini ciut, terpukul, remuk, dan hancur.

Meski sebelumnya kami mengira sudah hidup dalam masa teknologi yang tak tertandingi. Bulan dan bintang mampu kami kenali. Planet yang jauh bisa teramati. Menjelajah di dunia antariksa telah dilakukan. Namun, tiba-tiba begitu saja kami terhenyak, tersadar bahwa sangat minim pemahaman dan betapa rentan kami terhadap apa yang ada di sekitar.

 
Sepanjang 2020, banyak catatan pilu, berdarah-darah, kehilangan yang menyesakkan dada. 
 
 

Hewan yang hidup berdampingan bisa menjadi sumber petaka. Bahkan, kini dengan penularan virus yang kian cepat maka teman, saudara, tetangga, orang tua, anak, bisa menjadi ancaman satu sama lain.

Sepanjang 2020, banyak catatan pilu, berdarah-darah, kehilangan yang menyesakkan dada. Banyak hal terjadi akibat virus yang terus menjelajah tak terkendali. Para kepala keluarga kehilangan pekerjaan. Suami istri yang berpisah antara lain karena impitan ekonomi akibat pandemi.

Ananda pelajar yang harus menyerahkan impian menamatkan sekolah karena impitan biaya. Belum terhitung, mereka yang kehilangan kedua orang tuanya atau sebaliknya, ayah bunda yang hingga saat ini masih berdenyut di hati mereka perih kehilangan setelah melepas ananda kembali ke pelukan-Mu akibat Covid-19. Sedikit dari ujian hebat lain yang terjadi sejak pandemi menghampiri.

Terhadap mereka di antara kami yang melalui beban berat tersebut ya Allah, berikanlah kemudahan. Kuatkanlah mereka yang kehilangan. Dan bangkitlah kehidupan mereka yang terjerembap dan seolah tak sanggup untuk kembali tegak. Jangan biarkan bisikan keputusasaan menelan semangat hidup mereka ya Allah.

Di sisi lain, kami bersyukur bahwa di tengah ujian hebat yang Engkau berikan, alhamdulillah Engkau mampukan kami menjaga sisi kemanusiaan hingga tetap peduli dan bertekad saling menjaga. Bergerak, mengumpulkan donasi demi meringankan mereka yang menderita, terkena sakit, atau dampak karena pandemi.

 
Jadikan pula bangsa ini seusai pandemi semakin mampu bertumpu pada diri sendiri, dan berhenti  menggantungkan nasib pada uluran tangan bangsa lain.
 
 

Bantulah kami dan berbagai pihak yang kini menaruh harapan akan vaksinasi. Semoga ia benar solusi yang tepat untuk keluar dari jerat pandemi. Berilah ridha-Mu atas ikhtiar yang kami lakukan. Hampirkanlah kesehatan bagi yang menjalani vaksinasi. Berilah perlindungan bagi mereka yang nanti mungkin tidak bisa segera melakukannya.

Sangat  berharap, kesabaran, serta kesungguhan, kepedulian dan ikhtiar kami agar tak tenggelam dalam keputusasaan. Juga doa-doa yang mengalir penuh permohonan dan rangkaian ibadah, semoga Engkau terima sebagai catatan kebaikan yang ikhlas.

Mohon ampun jika bahkan dalam wabah yang mengguncang dunia, dan seharusnya membuat manusia kian merasa kecil dan lemah, masih saja ada yang bersikap sombong. Sikap yang tidak hanya merusak diri dan keluarga, tetapi juga umat manusia. Masih ada pemimpin yang mengabaikan keberadaan virus hingga ratusan ribu rakyat, bahkan jutaan menjadi korban. Di antara mereka, ada yang kemudian tergugah kesadaran, tapi ada juga yang masih keras kepala dan menganggap tidak perlu memperbaiki diri.

Terhadap mereka, ya Allah. Pemimpin, tokoh, atau siapa pun dari umat-Mu yang tidak peka dan masih bersikap tak pantas serta selalu meremehkan, berikanlah mereka petunjuk hingga kesadaran muncul dan karenanya lebih menjaga diri, keluarga, dan masyarakat di sekitar.

Karunia-Mu selalu lebih besar dari yang kami kira. Maka maafkan segenap kesalahan kami, pun rasa syukur yang selama bertahun tak memadai. Perkenankan kami menutup lembaran hari-hari 2020 dengan harapan yang lebih kuat.

Jadikan kami dan keluarga setelah ini menjadi manusia yang lebih baik. Jadikan pula bangsa ini seusai pandemi semakin mampu bertumpu pada diri sendiri, dan berhenti menggantungkan nasib pada uluran tangan bangsa lain.

Aamiin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat