Sejumlah jamaah saat melaksanakan muhasabah akhir tahun pada acara Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Rabu (1/1). Dzikir Nasional ke-18 yang rutin diselenggarakan sejak tahun 2001 itu bertujuan memberikan kegiatan alternatif bagi masy | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Utama

'Isi Pergantian Tahun dengan Bermuhasabah'

Momentum pergantian tahun sebaiknya dimanfaatkan untuk bermuhasabah diri.

JAKARTA -- Umat Islam Indonesia diingatkan untuk tak mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang dapat mendatangkan mudarat. Momentum pergantian tahun sebaiknya dimanfaatkan untuk bermuhasabah diri.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, pergantian tahun akan lebih bermakna dengan mengevaluasi diri dari segala kesalahan yang pernah diperbuat dan memperbaikinya. Selain itu, menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian atau prestasi yang telah berhasil ditorehkan.

Kiai Cholil juga mengajak umat Islam untuk bertaubat dan memohon pertolongan kepada Allah STW agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir. "Maka mari kita bertaubat dari seluruh kesalahan-kesalahan. Dan kita tingkatkan amal kebaikan kita," kata Kiai Cholil kepada Republika, Rabu (30/12).

Meski pandemi Covid-19 masih membayangi pada tahun depan, Kiai Cholil mengajak masyarakat untuk tetap optimistis. Ia menilai masyarakat sudah mulai terbiasa menerapkan kebiasaan pola hidup baru sesuai standar protokol kesehatan.

photo
KH Cholil Nafis berpose untuk Republika pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (1/1). - (Thoudy Badai_Republika)

Oleh karena itu, ia berharap masyarakat bisa terus melangkah dan memberikan manfaat kebaikan bagi sesama di tahun depan.

"Saat pandemi sekarang ini, kita sudah punya cara dan sudah terbiasa dengan pola kehidupan yang baru. Oleh karena itu, 2021 tentu kita bisa punya cara baru melakukan kebaikan serta memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara," katanya.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maksum Mahfoedz mengatakan, silent celebration (perayaan dalam keheningan) adalah cara yang paling tepat untuk merayakan momen pergantian tahun saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berdoa kepada Sang Pencipta dan menghindari hingar bingar dan kerumunan.

Ia mengatakan, kerumunan di tengah masih tingginya penularan Covid-19 tak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga keluarga. “Maka sebaiknya kita sambut tahun baru ini dengan berdoa dan bersyukur atas segala karunia-Nya. Karena kita masih bisa melewati 2020 dengan selamat dan sehat meski di tengah pandemi dan segala cobaan lainnya,” kata Kiai Maksum saat dihubungi Republika.

Selain berdoa, ia juga meminta masyarakat untuk merenungkan seluruh hal yang telah terjadi selama 2020 dan mengambil hikmah di balik semua tantangan yang telah terjadi. “Mari berdoa bersama, semoga bencana massal ini segera berakhir dan tahun tahun ke depan adalah tahun yang lebih baik bagi kita semua," kata dia.

Doa untuk Bangsa 

Untuk memberikan alternatif bagi masyarakat untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan positif, Harian Republika menggelar acara bertajuk "Doa Untuk Bangsa". Acara ini berupa renungan dan doa yang dikemas dalam format virtual atau daring yang disiarkan secara langsung pada Kamis (31/12) malam.

Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaidi menjelaskan, kegiatan yang mengusung tema ‘Melangkah Bersama, Menguatkan Bangsa’ ini bertujuan untuk saling menguatkan di masa sulit akibat pandemi Covid-19, terutama krisis kesehatan dan krisis ekonomi. "Semua anak bangsa harus bergandengan tangan, saling membantu, tanpa memandang suku, agama dan ras, dalam menghadapi ujian ini,” kata Irfan, kemarin.

photo
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas didamping Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi ketika mengunjungi Kantor Republika, Jakarta, Jumat (7/9). - (Republika/Prayogi)

Sudah lebih dari 10 bulan Indonesia dan seluruh negara lainnya mengalami wabah Covid-19. Hingga kini, pandemi ini belum berakhir. Namun, dampak pandemi telah memukul sektor kesehatan warga dunia dan sisi ekonomi mereka.

"Karena itulah, penting bagi kita untuk terus bersatu dan bekerja sama agar dapat melewati krisis ini dengan selamat dan ekonomi Indonesia kembali pulih," ujar Irfan.

Selain itu, kata dia, hal yang tak kalah penting adalah memperkuat doa kepada Allah SWT. "Semoga Allah segera mengangkat segala ujian yang menimpa bangsa Indonesia, baik Covid-19, bencana alam maupun ujian lainnya yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita," paparnya.

Acara "Doa Untuk Bangsa" ini akan diisi sejumlah ustaz dan pembicara dari beragam sisi. Diawali dengan kata sambutan dari Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Kemudian ceramah agama yang akan disampaikan, antara lain, oleh Ustaz Das’ad Latief, Ustaz Ary Ginanjar Agustian, Ridwan Hasan Saputra, dan lainnya. Kegiatan ini akan ditutup dengan zikir dari pimpinan Azzikra, ustaz Abdul Syukur.

Irfan mengatakan, Republika setiap malam pergantian tahun biasanya menggelar acara Dzikir Nasional yang dipusatkan di Masjid Agung at-Tin Jakarta Timur dan disertai Muhasabah Akhir Tahun di Bandung Jawa Barat dan Yogyakarta. Namun pada tahun ini acara tersebut ditiadakan dikarenakan kerumunan massa dapat mempercepat penularan virus Covid-19.

"Sebagai gantinya, kami mengadakan acara 'Doa Untuk Bangsa' yang berisi renungan dan doa agar bangsa Indonesia segera keluar dari krisis kesehatan maupun ekonomi,” paparnya.

Melalui acara ini, kata Irfan, Republika juga ingin menebarkan optimisme di tengah-tengah masyarakat. " Allah SWT menjanjikan, di balik kesulitan pasti Allah SWT berikan kemudahan. Kita yakin, insya Allah tahun 2021, bangsa Indonesia bisa melewati berbagai ujian ini dengan selamat," tuturnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat