Sejumlah perawat bersiaga dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6). | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Tajuk

Lampu Merah Layanan Covid-19

Sejumlah daerah sudah kewalahan melayani jumlah penderita Covid-19 yang terus bertambah.

Dalam beberapa hari terakhir ini, kita disuguhi kenyataan yang memprihatinkan soal layanan Covid-19. Jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang melayani pasien Covid-19 semakin terbatas. Ruang perawatan reguler di seluruh rumah sakit di Indonesia sudah mendekati penuh. Ketersediaan ruang isolasi dan intensive care unit (ICU) untuk merawat pasien Covid-19 di berbagai daerah kian menipis.

Kondisi ini sangat berbahaya atau lampu merah dalam pelayanan Covid-19. Kita menghadapi dua persoalan krusial sekaligus. Kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan.

Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkapkan, jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia akibat Covid-19 terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun Tim Mitigasi PB IDI, dari Maret hingga pertengahan Desember 2020, terdapat total 369 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19. Jumlah itu terdiri atas 202 dokter, 15 dokter gigi, dan 142 perawat.

 
Sejumlah daerah sudah kewalahan melayani jumlah penderita Covid-19 yang terus bertambah. 
 
 

Sementara itu, fasilitas kesehatan, Kemenkes mencatat, kondisi keterisian ICU di beberapa provinsi dengan risiko penularan Covid-19 tertinggi telah melampaui batas aman 70 persen. Misalnya, di DKI Jakarta per 13 Desember 2020, tercatat angka keterisian tempat tidur (BOR) mencapai 78 persen. Lalu Jawa Barat dilaporkan menanggung BOR 78 persen, DI Yogyakarta 72 persen, dan Jawa Timur 65 persen. 

Sejumlah daerah sudah kewalahan melayani jumlah penderita Covid-19 yang terus bertambah. Berdasarkan data Satgas Covid-19, Selasa (29/12), kasus harian Covid-19 masih berada di angka 7.903 orang. Sedangkan jumlah kasus nasional sudah mencapai 727.122 orang, dengan 21.703 meninggal dunia.

Ini adalah kondisi yang sangat berbahaya. Tak bisa dianggap enteng. Jika laju Covid-19 masih terus seperti ini, ada potensi besar pengidap Covid-19 tidak akan tertampung di fasilitas kesehatan yang ada, atau tak tertangani karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan.

Pemerintah harus segera melakukan langkah-langkah antisipatif sebelum penderita Covid-19 benar-benar tak bisa dilayani. Peningkatan  kapasitas fasilitas kesehatan adalah hal yang mendesak, terutama di daerah-daerah dengan kasus  Covid-19 tinggi.

 
Kita berharap, pemerintah memberi perhatian serius untuk membatasi mobilitas masyarakat pada masa liburan akhir tahun.
 
 

Apalagi, kita dihadapkan dengan masa liburan panjang akhir tahun. Pengalaman yang lalu, liburan panjang selalu diiringi dengan peningkatan kasus Covid-19 sesudahnya.

Kita tentu tak ingin hal itu terulang. Sebab, dengan kondisi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang terbatas saat ini, jika terjadi peningkatan kasus Covid-19, dampaknya akan sangat berbahaya. Akan banyak pasien Covid-19 yang tak tertangani.

Kita berharap, pemerintah memberi perhatian serius untuk membatasi mobilitas masyarakat pada masa liburan akhir tahun. Masyarakat harus didisiplinkan untuk tetap patuh dalam menjaga protokol kesehatan, terutama di tempat-tempat keramaian.

Kita juga mengingatkan masyarakat akan risiko yang dihadapi  jika tetap bepergian dan berkumpul dalam jumlah besar di tempat wisata. Tidak ada salahnya untuk menunda liburan akhir tahun ini. Covid-19 masih mengincar kita. Pikirkan risiko seandainya kita tertular Covid-19, dan tak mendapat layanan kesehatan semestinya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat