Pekerja melakukan proyek perbaikan Gedung Juang 45 Tambun, Bekasi, Jumat (20/11). Bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1906 yang pernah menjadi tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia tersebut | ANTARA FOTO

Bodetabek

Gedung Juang: Magnet Baru Pariwisata Bekasi

Banyak orang mendatangi Gedung Juang untuk mempelajari sejarah dan melepas penat di sekitarnya.

OLEH UJI SUKMA MEDIANTI

Gedung Juang 45 Tambun, Kabupaten  Bekasi, dikabarkan akan beroperasi pada 28 Desember 2020. Setelah kurang lebih dipugar selama satu tahun, belum lama ini gedung juang dibuka dan terlihat mencolok dari pinggir jalan jalur pantura, Jalan Sultan Hasanudin, Desa Setia Darma, Kecamatan Tambun Selatan.

Pantauan Republika di lapangan, meski belum dibuka bagian dalamnya, banyak warga yang melipir untuk sekadar berfoto di bagian depan gedung tersebut. Salah seorang pengunjung yang datang, Asep (22), warga Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, mengaku senang dengan wajah Gedung Juang yang baru.

Ini merupakan spot baru dan berbeda di Kabupaten Bekasi yang cocok dijadikan untuk tempat liburan terdekat. "Saya warga Kecamatan Tambelang, menurut saya, Gedung Juang yang baru ini cocok buat nongkrong, tempatnya juga stategis apalagi buat foto-foto," tutur Asep ditemui akhir pekan lalu.

Sebagai warga lokal, dia tahu betul perbedaan gedung Juang yang dulu dan setelah dipugar. Sebelumnya, ia tak pernah tertarik untuk mengunjungi Gedung Juang Tambun. Pasalnya, gedung yang dulunya punya tuan tanah di era penjajahan Belanda dan Jepang itu terlihat kumuh dan tak terurus.

"Dulu karena agak males buat main ke Gedung Juang. Dulu kayak enggak keurus," ujar dia.

Asep berharap, setelah direvitalisasi dan dibuka untuk umum nanti, gedung ini bisa dijaga para pengunjung, terutama warga lokal. Dengan begitu, Kabupaten Bekasi menjadi punya ikon yang baru, bernilai sejarah dan juga bersih.

Sejarawan Bekasi, Ali Anwar, mengatakan, Gedung Juang sudah ada sejak awal abad 19. Awalnya, gedung itu punya tuan tanah, salah satunya di wilayah Tambun. “Itu dulunya gedung paling tinggi dan megah di Bekasi,” kata Ali.

Konon, gedung tersebut memiliki nama asli Landhuis Tamboen yang artinya gedung tinggi. Nama itu diambil dari nama keluarga sang pemilik tanah, yaitu Khouw Van Tamboen. Selain dijadikan tempat tinggal, gedung tersebut dijadikan sebagai kantor.

“Karena dia punya perkebunan yang luas, ada pertanian, ada kelapa, macam-macam lah. Terus pada masa pendudukan Jepang dan masuk ke perang kemerdekaan menjadi markas para pejuang,” kata dia.

Selain menjadi magnet baru bagi pariwisata di Kabupaten Bekasi, Gedung Juang 45 Tambun juga  akan dijadikan sebagai museum digital. Ali Anwar menyarankan jangan sampai menghilangkan nilai sejarah dari gedung itu sendiri.

“Jangan semuanya digital dan menghilangkan sisi sejarahnya,” ujar Ali.

photo
Foto Udara suasana Gedung Juang di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019). Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana merenovasi Gedung Juang untuk menjadi Museum dan Pusat Kebudayaan pada tahun 2020 dengan anggaran Rp38 miliar - (Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO)

Hampir selesai

Revitalisasi Gedung Juang 45 Tambun, Kabupaten Bekasi sudah mencapai 99 persen. Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Bekasi, Rahmat Atong, mengatakan, pembukaan gedung ini masih menunggu arahan Bupati Eka Supria Atmaja.

“Gedung Juang sudah hampir selesai, perkiraan 99 persen. (Pembukaan) masih menunggu arahan dan petunjuk beliau (Bupati) dulu,” kata Rahmat kepada Republika, Ahad (27/12).

Saat ini, kata Atong, gedung bersejarah tersebut sedang menunggu proses finishing saja. Meski belum dibuka untuk umum, penutup proyek revitalisasi senilai Rp 36,9 miliar ini sudah dibuka.

Akibatnya, banyak warga ataupun masyarakat pelintas Jalan Sultan Hasanudin, Desa Setia Darma, Kecamatan Tambun Selatan yang melipir untuk berfoto di bagian depan gedung.

Beberapa pohon tinggi menjulang masih tersisa di area tersebut sehingga memberi kesan sejuk. Gedung Juang Tambun bakal dijadikan sebagai museum sejarah Bekasi. Konsepnya juga dibuat secara digital, modern, dan milenial sehingga menjadi daya tarik para anak muda terhadap sejarah Bekasi.

Atong mengatakan, pada tahap awal pembukaan, pihak pemkab akan menggratiskan tiket masuk gedung juang 45. Selain itu, pihak pemkab juga akan membedakan harga tiket masuk untuk pelajar, terutama para pelajar yang berasal dari Bekasi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat