Sunarsip | Daan Yahya | Republika

Analisis

Menteri Baru, Harapan Baru

Menteri baru memiliki kapabilitas meyakinkan bila dilihat dari rekam jejaknya.

Oleh SUNARSIP

OLEH SUNARSIP

Pekan lalu kita menyaksikan bahwa telah terjadi pergantian sejumlah menteri. Selain untuk mengisi kekosongan akibat menteri lama tersangkut kasus hukum, penyegaran juga dilakukan untuk memperkuat kinerja kementerian.

Presiden melakukan penyegaran di pos Kementerian Perdagangan, Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, dan Kementerian Kesehatan dengan figur baru yang dinilai lebih menjanjikan (promising). Figur-figur baru di pos kementerian yang mengalami penyegaran memang memiliki kapabilitas meyakinkan bila dilihat dari rekam jejaknya.

Menteri Perdagangan yang baru, Muhammad Lutfi, sebelumnya juga menjabat Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pernah juga menjadi kepala BKPM, duta besar untuk Jepang, dan duta besar untuk Amerika Serikat. Dengan beragam pengalaman dan jaringannya, saya kira ini menjadi bekal yang baik untuk memperkuat kinerja perdagangan, terutama perdagangan luar negeri. Berbagai kerja sama perdagangan luar negeri yang telah diwujudkan oleh menteri-menteri sebelumnya juga menjadi modal yang baik untuk meningkatkan daya saing ekspor kita.

 
Figur-figur baru di pos kementerian yang mengalami penyegaran memang memiliki kapabilitas meyakinkan bila dilihat dari rekam jejaknya.
 
 

Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) dan Pariwisata yang baru, Sandiaga Salahuddin Uno (SSU). Secara pribadi, saya mengenal baik SSU. Pada awal Desember lalu, saya sempat "merayu" dirinya agar bersedia masuk pemerintahan seiring rencana penyegaran kabinet. Dalam logika saya (meskipun tidak sepenuhnya benar), berkarya di dalam dan melakukan terobosan melalui pemerintahan akan lebih efektif dampaknya bagi masyarakat dibanding berkarya secara independen.

SSU meyakinkan saya bahwa dia ingin tetap di luar pemerintahan sambil mendukung pemerintah sekaligus menjadi "penyeimbang" bagi pemerintah. Kalau kini bersedia masuk pemerintahan, itu hal luar biasa. Saya menduga pasti ada lobi yang sangat mengharukan (meminjam istilah Dahlan Iskan) yang mampu meluluhkan hatinya.

Sosok SSU memang melekat dengan UMKM dan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sebagian besar didominasi UMKM. Kiprahnya dalam merintis usaha yang kini menjadi besar memperlihatkan bahwa dia sangat menguasai dunia kewirausahaan hulu hingga hilir yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM, terutama kalangan start up yang banyak berkecimpung di industri kreatif.

SSU memang belum banyak dikenal di industri pariwisata. Namun, kemampuan inovasi dan pemasaran yang mumpuni serta jaringannya yang luas di industri maupun sektor keuangan akan menjadi modal kuat memenuhi ekspektasi masyarakat: menaikkan kelas ekonomi kreatif, UMKM, dan mendorong kinerja pariwisata.

Menteri Kesehatan yang baru, Budi Gunadi Sadikin (BGS). Seorang bankir profesional. Latar belakang manajerialnya di dunia korporasi menjadi modal kuat untuk menyelesaikan masalah institusional di Kementerian Kesehatan. Sudah menjadi rahasia umum bila kinerja Kemenkes paling banyak disorot saat ini.

Mulai dari penanganan Covid-19 yang dinilai lambat hingga realisasi anggaran kesehatan yang rendah. Persoalan di Kemenkes ini memperlihatkan adanya problem institusional yang membutuhkan kapabilitas manajerial dan kemampuan menyelesaikan masalah yang baik.

 
Persoalan di Kemenkes ini memperlihatkan adanya problem institusional yang membutuhkan kapabilitas manajerial dan kemampuan menyelesaikan masalah yang baik.
 
 

BGS memang tidak memiliki latar belakang kesehatan. Untuk melengkapi kekurangan aspek teknis kesehatan, Jokowi mengangkat wakil menteri kesehatan yang memiliki latar belakang mumpuni di bidang kedokteran, yaitu Dante Saksono Harbuwono. Kolaborasi antara BGS di aspek manajerial dengan wakilnya di bidang kesehatan menjadi modal yang baik untuk mempercepat penyelesaian persoalan di sektor kesehatan, khususnya penanganan Covid-19.

Setiap terjadi pergantian menteri, selalu menghadirkan harapan baru. Sehari setelah menteri baru diumumkan, terlihat respons pasar cukup positif. IHSG menguat, meskipun tidak lama karena sentimen negatif global yang masih kuat. Setidaknya, penguatan IHSG ini merefleksikan pasar memang menghendaki penyegaran sekaligus ekspektasi positif terhadap figur baru yang masuk kabinet. Ekspektasi positif ini perlu dijaga melalui kerja, kebijakan, program, berikut hasilnya.

Problem utama saat ini adalah percepatan penanganan Covid-19. Cepat tidaknya pemulihan ekonomi sangat bergantung pada penanganan Covid-19. Percepatan pemulihan ekonomi tetap membutuhkan aktivitas fisik. Aktivitas digital memang diperlukan, tapi tidak bisa menggantikan seluruh peran aktivitas fisik.

Sementara itu, aktivitas fisik dapat dilakukan bila ada keyakinan bahwa hal itu tidak menyebabkan penularan Covid-19. Atau, kalaupun tertular, proses penyembuhannya berlangsung cepat karena ditopang imunitas tubuh yang kuat.

Setidaknya, terdapat tiga hal yang dibutuhkan agar aktivitas fisik dapat dilakukan. Pertama, terlaksananya protokol pencegahan Covid-19 secara efektif hingga di tingkat daerah. Mewujudkan kesiplinan protokol Covid-19 adalah hal mutlak mencegah penularan Covid-19 agar warga dapat melakukan aktivitas fisik meski terbatas.

Kedua, terwujudnya vaksinasi. Vaksin menjadi solusi kunci kedua utama di tengah pandemi yang kian meluas. Percepatan pengadaan vaksin yang telah teruji efektivitasnya menjadi hal mendesak.

 
Di tengah keterbatasan aktivitas fisik, menjaga daya tahan ekonomi, khususnya pelaku UMKM menjadi hal mutlak.
 
 

Ketiga, peningkatan imunitas warga untuk mencegah jatuhnya korban akibat tertular Covid-19. Saya pernah mengusulkan agar pemerintah menyiapkan anggaran bagi pengadaan vitamin untuk meningkatkan imunitas, khususnya bagi pekerja dan pelaku UMKM agar dapat tetap melakukan aktivitas fisik.

Di tengah keterbatasan aktivitas fisik, menjaga daya tahan ekonomi, khususnya pelaku UMKM menjadi hal mutlak. Peningkatan kapabilitas inovasi dan kreativitas dalam pengembangan produk dan pemasaran menjadi pilar penting agar pelaku UMKM mampu bertahan (survive) bahkan bangkit (revive) di tengah pandemi.

Studi HP Inc yang bertajuk "Survival to Revival" terhadap 1.600 pelaku UKM di delapan negara Asia (termasuk di Indonesia) menyebutkan transformasi digital akan menjadi bagian penting kebangkitan UMKM. Karenanya, dukungan pemerintah terutama dari Kementerian Koperasi dan UKM, Komunikasi dan Informasi, Ekraf dan Pariwisata, Perdagangan dan Kementerian BUMN dalam mewujudkan infrastruktur digital, pembinaan, akses pasar, serta dukungan institusi agregator menjadi vital untuk menjaga eksistensi UMKM.

Saya kira, dengan melihat peta persoalan dan kebutuhan saat ini, penyegaran kabinet tampaknya sesuai dengan momentumnya. Kementerian yang "disegarkan" juga relevan dengan kebutuhan. Figur-figur yang mengisinya pun terlihat cocok (match), meskipun belum ideal, dengan tantangan yang dihadapi kementerian.

 
Seringkali dalam organisasi, pejabat yang diganti karena kebutuhan yang berbeda yang tak dapat dipenuhi oleh kompetensi pejabat lama.
 
 

Penyegaran kabinet tidak selalu bermakna bahwa pejabat yang diganti tidak kompeten. Seringkali dalam organisasi, pejabat yang diganti karena kebutuhan yang berbeda yang tidak dapat dipenuhi oleh kompetensi yang dimiliki pejabat lama.

Kabinet ini dibentuk pada saat pandemi Covid-19 belum terjadi. Ekspektasi pasca Covid-19 tentu berbeda dengan sebelum Covid-19, yang kemudian tidak "match" dengan kompetensi pejabat lama. Maka, dibutuhkanlah penyegaran.

Pekan ini, kita akan memasuki tahun baru: 2021, yang tentunya juga membutuhkan harapan baru. Kita berharap pasca penyegaran ini terjadi perubahan paradigma dan kebijakan. Semoga tahun 2021 menjadi titik balik percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat