Pemain Juventus Christiano Ronaldo merebut bola dalam sebuah pertandingan | REUTERS/Jennifer Lorenzini

Olahraga

Menanti Batas Kesabaran Si Nyonya Tua Juventus pada Pirlo

Pirlo menggusur nama Maurizio Sarri yang dianggap telah gagal usai Juventus tersingkir memalukan dari Olympique Lyon

Keputusan menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih utama Juventus pada musim panas kemarin sejatinya sudah lebih dahulu mendatangkan pertanyaan besar bagi para fan dan juga pencinta sepak bola Italia. Bagaimana tidak, manuver bos Juve Andrea Agnelli yang memercayai sosok pria pencinta wine sebagai seorang juru taktik anyar timnya sempat mengernyitkan dahi sejumlah orang.

Pirlo menggusur nama Maurizio Sarri yang dianggap telah gagal usai Juve tersingkir memalukan dari Olympique Lyon dalam ajang Liga Champions musim lalu. Namun, babak baru bagi Juve tak sekadar dari ajang coba-coba Agnelli memercayai sosok pemenang Piala Dunia 2006 bersama timnas Italia. Pasalnya, Pirlo tidak memiliki pengalaman melatih klub apa pun sebelumnya. Karier resmi I Architetto hanya melatih tim U-23 Juve dan hanya berlangsung satu pekan.

Alasan klise lain dari penunjukan Pirlo sebagai pelatih adalah ia merupakan figur yang cerdas dan berteknik tinggi saat aktif sebagai pemain. Pemahaman mendalam atas taktik menjadi modal terbesarnya melatih I Bianconeri.

"Kami juga berpikir Andrea (Pirlo) lahir untuk melakukan ini. Dia ditakdirkan untuk jadi pemain hebat dan kami sangat yakin dia juga dapat menjadi pelatih yang luar biasa," kata direktur klub Fabio Paratici, dikutip the Athletic, Rabu (23/12).

Nyaris mirip, kisah Pirlo sama dengan pelatih legendaris Italia Giovanni Trapattoni. Pria yang akrab disapa Mr Trap tersebut melatih Juve dalam usia yang terbilang muda, 37 tahun, pada musim 1976/1977. Padahal, jejak karier Mr Trap bisa dibilang belum layak untuk menukangi tim elite sekelas Juve, meski sudah sempat menjabat sebagai caretaker, pun pelatih utama AC Milan selama satu musim.

Meski demikian, Mr Trap membawa Juve melanggeng manis di semua kejuaraan sepak bola elite Eropa. Selama satu dekade, ia sukses mengantar tim kesayangan Juventini menggondol 13 trofi, yakni 6 scudetto Seri A, 2 Coppa Italia, dan 1 Piala Liga Champions, pun Liga Europa.

Trap sukses dengan pembuktiannya bersama Juve. Sementara, Pirlo masih membutuhkan waktu membesut tim dalam persaingan kompetisi Seri A Liga Italia, juga Liga Champions 2020/2021. Pirlo awalnya diharapkan datang sebagai antitesis untuk permainan menjemukkan yang disuguhkan oleh Sarri.

'Key notes' yang belakangan menyeruak adalah soal peremajaan atau bahkan revolusi. Dari segi usia, Pirlo yang baru 41 tahun jelas memberi gairah muda dan meremajakan tim yang sudah uzur. Akan tetapi, bakal banyak intrik tentang bagaimana pelatih muda akan menerapkan filosofi kepelatihannya di klub dengan standar yang sangat tinggi dan tuntutan langsung untuk sukses. Itu mengingat Juve menjuarai scudetto selama sembilan musim beruntun.

Kekhawatiran pun mencuat pada lanjutan pekan ke-14 Seri A melawan Fiorentina di Stadion Allianz, Turin, Rabu (23/12). Pirlo harus puas melihat timnya menyerah tiga gol tanpa balas oleh tim tamu.

Uniknya, Fiorentina di bawah Cesare Prandelli menerapkan skema dan formasi yang sama 3-5-2 guna meredam permainan Juve. Cristiano Biraghi dan Martin Caceres menjadi pemain penting menekan pergerakan Juan Cuadrado serta Federico Chiesa. Hasilnya, kartu merah Cuadrado memantapkan La Viola membawa pulang tiga angka dari Turin, tim yang memang menjadi rival abadinya.

photo
Andrea Pirlo - (EPA-EFE/ALESSANDRO DI MARCO)

 

 

Kami memulai laga dengan sikap yang salah dan jika melakukan itu lagi, kami akan tercebur ke dalam situasi sulit seperti dalam laga tadi.

 

ANDREA PIRLO, Pelatih Juventus
 

Hasil pahit ini membuat posisi Juve tertahan di peringkat empat klasemen Seri A dengan perolehan 24 angka hasil dari 6 kemenangan, 6 imbang, dan sekali kalah. Juve tertinggal tujuh angka dari pemimpin klasemen AC Milan.

Perjalanan Pirlo bersama Juventus memang tak bisa dikatakan sepenuhnya buruk. Tanpa modal pernah mengarsiteki tim lain, ia berhasil meloloskan Juve sebagai pemuncak klasemen fase grup Liga Champions sekaligus mengalahkan Barcelona 3-0.

Sementara di level domestik, meski grafik penampilan Cristiano Ronaldo dkk merosot, Juve masih memiliki kans besar bersaing di papan atas klasemen. Hanya saja, para tifosi Juve patut lebih bersabar karena perjalanan Pirlo belum lama dimulai.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat