Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. | Yogi Ardhi/Republika

Opini

Ibu, Pembentuk Karakter Bangsa

Tangan dingin seorang ibu memengaruhi pembentukan karakter anak.

KHOFIFAH INDAR PARAWANSA, Gubernur Jawa Timur

Ibu memiliki peran luar biasa dalam kehidupan sehari-hari. Itu terjadi sejak zaman dulu hingga sekarang. Tak ayal, jika Islam pun menegaskan, betapa pentingnya menghargai peran ibu. Seperti hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah Radiyallahu'annhu.

Inti dari hadis tersebut, Rasulullah pernah ditanya salah seorang sahabat tentang kepada siapa saja dia harus berbakti. Rasulullah pun menjawab dengan kata "ibu". Sahabat tersebut lalu bertanya lagi, kepada siapa, dia harus berbakti. Kembali Rasulullah menjawab, "ibu".

Pertanyaan yang sama kembali diucapkan sahabat tersebut. Jawabannya sama, ibu. Rasulullah baru menjawab kata ayah setelah sahabat tersebut mengulang pertanyaan yang keempat kalinya.

 

 
Hadis ini menegaskan, Rasulullah mengajarkan kepada setiap manusia untuk berbakti kepada ibu. 
 
 

 

Hadis ini menegaskan, Rasulullah mengajarkan kepada setiap manusia untuk berbakti kepada ibu. Ada pula hadis yang mengulas tentang arti pentingnya seorang ibu. Yakni, hadis yang menyatakan, surga berada di bawah telapak kaki ibu.

Hadis tersebut memberi perumpamaan betapa mulianya seorang ibu. Karena itu, sangat tepat ketika pemerintah menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu. Momentum bagi masyarakat di Indonesia untuk senantiasa berbakti dan menghormati sosok ibu.

Memang, peran ibu terlihat sejak manusia berada di alam kandungan. Dia hidup dalam rahim seorang ibu. Dia makan juga dari sari-sari makanan sang ibu. Dia bernapas dan buang air juga melalui bantuan ibu.

Bahkan, dia lahir ke dunia juga membutukan kerja keras seorang ibu. Dan ibu, tak pernah menghitung jasa tersebut dalam bentuk materi. Sebaliknya, ibu merasa senang dan bahagia melakukannya.

Dia tetap menyayangi bayi yang ada di dalam kandungannya, yang membuatnya tak leluasa bergerak. Tak jarang, membuatnya lemas ketika mengandung bayi tersebut. Tapi, ibu tak pernah mengeluh.

Justru dalam hatinya, tersirat rasa tak sabar untuk menanti sang bayi lahir ke dunia. Untuk lahir ke dunia, butuh pengorbanan seorang ibu. Baik lahir dalam kondisi normal maupun operasi sesar. Keduanya tetap menyakitkan, tapi ibu dengan ikhlas menjalaninya.

 
Ibu menjadi guru kedua saat belajar menggunakan metode tersebut. Sistem pengajaran yang semula dipasrahkan sepenuhnya kepada guru, kini berubah.
 
 

Sungguh betapa besar jasa seorang ibu. Belum berhenti. Peran ibu sangat dibutuhkan ketika bayi beranjak besar. Siapa yang mengajari manusia pertama kali makan adalah ibu. Siapa yang mengajari manusia pertama untuk berbicara adalah ibu.

Setiap kehidupan manusia hampir tidak bisa lepas dari peran seorang ibu. Masih banyak gambaran lain tentang peran penting seorang ibu. Seperti yang sekarang sedang berjalan, yakni pembelajaran menggunakan metode daring.

Peran ibu sangat dibutuhkan, terutama bagi anak-anak. Ibu menjadi guru kedua saat belajar menggunakan metode tersebut. Sistem pengajaran yang semula dipasrahkan sepenuhnya kepada guru, kini berubah.

Ibu turut berperan dalam mewujudkan sistem pengajaran itu. Tugas ibu bertambah. Fenomena yang semakin menguatkan bahwa peran ibu sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

Ibu mendampingi dan mendidik anak. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya dalam menimba ilmu. Tak jarang, ibu memberi inspirasi kepada anak-anaknya untuk menjadi manusia yang baik dan terpuji. Menjadi manusia unggulan yang patut dibanggakan.

Sekarang, ibu memiliki tantangan luar biasa. Perkembangan teknologi memengaruhi paradigma tumbuh kembang pendidikan anak. Dampaknya, perubahan perilaku yang bisa mengarah ke positif atau negatif. Ibu kembali memiliki tugas dan peran baru.

 
Momentum Hari Ibu menjadi renungan bersama. Mereka yang berposisi sebagai seorang ibu, harus memahami tantangan dan peran yang dimilikinya.
 
 

Sosok perempuan tersebut harus bisa menjadi penyaring segala bentuk informasi yang masuk kepada sang anak. Ibu juga harus mampu memberi fondasi yang kuat kepada anak. Fondasi iman dan takwa yang akan membentengi anak dari perilaku negatif.

Dengan begitu, karakter anak bisa tertata sejak dini. Ibu pun memiliki jasa besar dalam character building. Ibu membina dan membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, hingga budi pekerti. Tanpa disadari, ibu merupakan pelopor pembentuk karakter bangsa.

Pada masa pandemi Covid-19, peran ibu sangat dibutuhkan. Ibu memahami apa yang menjadi kebiasaan sang anak. Karena itu, peran ibu untuk mengingatkan kepada anak dan keluarga untuk menerapkan standar protokol kesehatan sangat penting.

Langkah tersebut diyakini mampu mencegah penularan virus di lingkungan keluarga. Ibu bisa menjadi pionir bagi keluarganya. Setiap hari, ia  mengingatkan dan menerapkan standar protokol kesehatan di lingkungan keluarga.

Momentum Hari Ibu menjadi renungan bersama. Mereka yang berposisi sebagai seorang ibu, harus memahami tantangan dan peran yang dimilikinya. Dengan memahami itu, ibu bisa melakukan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Tangan dingin seorang ibu memengaruhi pembentukan karakter anak. Perilaku anak bisa menjadi cerminan bangsa pada masa mendatang. Sebab, anak merupakan generasi pada masa mendatang.

Generasi yang memiliki karakter baik akan membawa bangsa menjadi baik. Sebaliknya, generasi dengan karakter kurang baik, akan memengaruhi perkembangan bangsa pada masa mendatang. Nasib bangsa banyak ditentukan oleh peran ibu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat