Anak tengah belajar jarak jauh dengan konektivitas internet di Yogyakarta. | Dok XL Axiata

Inovasi

Hadirkan Konektivitas di Wilayah Bencana

Hadirnya konektivitas, merupakan infrastruktur esensial.

Keberadaan konektivitas internet saat ini sangatlah diperlukan. Termasuk di wilayah-wilayah yang baru saja mengalami musibah. Hadirnya konektivitas, merupakan infrastruktur esensial karena masyarakat di wilayah bencana perlu memberi kabar kepada sanak keluarga, atau menjalani berbagai aktivitas daring lainnya. 

TP-Link, selaku penyedia perangkat jaringan WiFi, membantu penyediaan akses atau jaringan internet bagi para pengungsi bencana erupsi Gunung Merapi 2020 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bantuan perangkat TP Link CPE610 dan CPE110 ini,  dibangun di Posko pengungsian yang posisinya jauh dari perkotaan dan banyak di antaranya yang tidak terjangkau sinyal operator data seluler. 

Dukungan ini disalurkan melalui Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Pengurus Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (APJII Pengwil DIY). Atas petunjuk Dinas Kominfo Pemerintah Kabupaten Sleman dalam penentuan lokasi, jaringan dan akses internet tersebut saat ini telah  tersedia secara gratis di barak Glagaharjo, Gayam, Kepuharjo, Wukirsari dan Brayut.

Ketua APJII Pengurus Wilayah Yogyakarta Tigor Jonson Purba, Sabtu (20/12) dalam siaran pers yang diterima Republika menjelaskan, APJII dengan dukungan perangkat  dari TP-Link Indonesia menyediakan jaringan internet di lima titik posko pengungsian korban erupsi gunung Merapi. Akses internet tersebut sangat diperlukan bagi posko kebencanaan pemerintah, relawan, dan para pengungsi. “Terutama, para siswa pelajar yang saat ini juga sedang melakukan proses belajar secara online karena pandemi Covid 19,” kata Tigor. 

Menurutnya, dalam  pemasangan jaringan internet tersebut beberapa barak menggunakan TP-  Link CPE610 dan CPE110 sebagai backhaul dan akses point  dengan hasil yang baik. Backbone internet yang disediakan APJII DIY ini, memiliki kapasitas internet 80Mbps dan terletak di Balai Desa Glagaharjo. 

photo
Bantuan router TP Link untuk masyarakat di kawasan Merapi yang harus mengungsi. - (Dk TP Link)

Kemudian, dari sana disalurkan ke barak pengungsian di desa-desa sekitarnya. Dengan kondisi alam yang berbukit dan pepohonan juga hampir selalu diguyur hujan lebat di lereng Merapi, outdoor unit CPE610 dapat menghantarkan bandwidth internet hingga 15 Mbps untuk satu barak. 

CPE110 juga dapat dengan mudah diakses di barak pengungsian yang terdiri dari tenda penampungan, dan gedung dengan bilik tersekat yang didiami masing masing keluarga pengungsi.

Sementara itu, Marketing Manager TP-Link Indonesia Yoshia menjelaskan, program ini merupakan bentuk kepedulian dan komitmen TP-Link untuk menyediakan perangkat jaringan agar masyarakat Indonesia dapat selalu terhubung, dan menunjang aktivitasnya keseharian dalam situasi apapun.

Apalagi, ia melanjutkan, kondisi bencana alam seperti dialami masyarakat Sleman, membuat TP-Link ingin hadir membantu sebagai bentuk keperdulian sosial.

Gunung Merapi ditetapkan berstatus Siaga (Level 3) sejak 5 November 2020. Pada periode pengamatan 8 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 71 gempa guguran, 31 kali gempa vulkanik dangkal, dua kali gempa low frequency, satu kali tektonik, dan 88 kali gempa hembusan. Hal ini mengakibatkan masyarakat yang bermukim di radius lima kilo meter harus mengungsi ke barak-barak pengungsian yang disediakan pemerintah kabupaten Sleman.

Permudah Belajar di Sekolah Sungai

photo
Anak-anak di melakukan proses belajar dengan memanfaatkan konektivitas internet. - (Dok XL Axiata)

Upaya mempermudah anak-anak di Yogyakarta belajar juga dilakukan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata). Beberapa waktu lalu, XL memberikan  dukungan berupa bantuan paket internet untuk 81 pelajar dan pemasangan router di “Sekolah Sungai” yang didirikan oleh Project Child Indonesia (PCI). 

Penyaluran dilaksanakan secara bertahap di tiga lokasi bantaran sungai yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Group Head Central Region XL Axiata, Rd Sofia Purbayanti menjelaskan, selain pelajar yang bersekolah di sekolah formal, kebutuhan untuk bisa akses data juga dibutuhkan oleh anak-anak yang selama ini bersekolah di sekolah informal. 

Menurutnya, pandemi yang masih terus berlangsung juga menghalangi mereka untuk bisa bersekolah secara tatap muka dengan para pengajarnya. Contohnya, anak-anak masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal dibantaran kali Winongo di Yogyakarta, yang selama ini bersekolah di Sekolah Sungai. “Kami di XL Axiata sangat senang bisa bersama teman-teman aktivis untuk membantu akses internet bagi anak-anak kita tersebut,” ujarnya. 

Untuk mendukung kebutuhan akses internet, XL Axiata menyediakan paket internet khusus untuk para pelajar SD-SMP dalam komunitas Sekolah Sungai. Paket Internet ini disalurkan langsung ke 81 pelajar yang bermukim di masing-masing bantaran sungai.

Tiap anak akan mendapatkan 10 GB per bulan selama tiga bulan yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh platform dan aplikasi di smartphone. Bantuan akses internet dari XL Axiata disalurkan ke Sekolah Sungai yang berlokasi di Kampung Jetisharjo Kecamatan Jetis Yogyakarta, Kampung Bener Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta, dan Dusun Gowok Kecamatan Depok Sleman.

Selain iu, router yang disalurkan ke Sekolah Sungai juga bisa diakses secara bersamaan sekaligus hingga 32 perangkat baik smartphone, tablet, maupun laptop. XL Axiata juga membekali setiap router dengan paket data 20GB yang akan diisi setiap bulan selama setahun. 

 
Akses internet  sangat diperlukan bagi posko kebencanaan pemerintah, relawan, dan para pengungsi. Terutama, para siswa pelajar yang saat ini juga sedang melakukan proses belajar secara online
 
Tigor Jonson Purba, Ketua APJII Pengurus Wilayah Yogyakarta
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat