Petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) berbincang dengan sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) saat sidak di rumah penampungan di Neglasari, Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/11/2020). Sidak tersebut guna memastikan protokol keseha | ANTARA FOTO/Fauzan

Nasional

WNI di Riyadh Ramaikan Hari Migran Sedunia

Perayaan ini diramaikan dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah pekerja migran asal Indonesia.

 

 

Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di kota Riyadh mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan  peringatan International Migrants Day (IMD) atau Hari Migran Sedunia yang jatuh pada setiap 18 Desember. Rangkaian kegiatan yang berlangsung selama sekitar tiga pekan tersebut  secara resmi ditutup oleh Wakil Kepala Perwakilan RI di Riyadh, Arief Hidayat, pada Jumat malam tanggal 11 Desember 2020. 

Penutupan ini juga diisi dengan pengumuman pemenang “Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards” dari kalangan PMI baik pria maupun perempuan yang dinilai menginspirasi dan dapat menjadi teladan bagi sesama PMI lainnya. 

Dua sosok PMI yang terpilih mendapat “PMI Awards” adalah seorang sopir rumahan bernama Kamaluddin asal Garut yang telah bekerja di Riyadh selama 25 tahun dan Susilawati, perempuan asal Sukabumi, yang telah bekerja lebih dari 11 tahun sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. 

Keduanya oleh dewan juri dipandang memiliki integritas pribadi menonjol, berhasil mengangkat ekonomi keluarga, serta mempunyai keberpihakan terhadap sesama WNI/PMI, dan berjiwa sosial tinggi.   

Mengusung tema “Edukatif, Menghibur, Optimis dan Sehat”, peringatan IMD 2020 di Riyadh terlaksana  dalam situasi serba terbatas karena efek pendemi Covid-19. 

Kegiatan lebih banyak diisi dengan berbagai kegiatan positif seperti sarasehan dan diskusi mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan para WNI di luar negeri terkait bidang ketenagakerjaan, kekonsuleran maupun hukum,  serta pelatihan kopi dan wirausaha barista.

Selain itu, ada juga pemberian bantuan sosial (bansos) kepada para WNI yang membutuhkan, serta beberapa perlombaan yang bersifat menghibur.  Kegiatan-kegiatan ini diprogramkan sesuai arahan Duta Besar RI Riyadh Agus Maftuh Abegebriel. 

“Dalam situasi sulit seperti saat ini, kita memerlukan kegiatan yang benar-benar memiliki nilai manfaat, dan mencerminkan keberpihakan kepada para WNI/PMI kita yang rentan”, tegas Dubes Agus Maftuh. 

Yang menarik, seluruh rangkaian kegiatan benar-benar dimotori dan dilaksanakan oleh para WNI/PMI sendiri dengan dukungan seperlunya dari KBRI. Masing-masing elemen WNI/PMI bahu membahu bekerjasama tanpa kenal lelah dan berkontribusi dengan kemampuan masing-masing baik pikiran, tenaga, dan bahkan iuran dalam bentuk uang. Sejumlah usaha yang dimiliki oleh WNI baik sekala kecil maupun besar turut andil memberikan sponsorship mereka untuk kesuksesan acara.

“Alhamdulillah, meskipun berat dan melelahkan, tapi menuntaskan tugas-tugas kepanitiaan IMD menjadi nikmat karena semua kompak dan bersatu”, ungkap Khomari Suwardi, pekerja asal Madiun, yang didapuk sebagai ketua panitia IMD 2020 di Riyadh, sebagaiman dirilis oleh KBRI Riyadh. 

 

International Migrants Day (IMD) atau Hari Migran Sedunia yang jatuh pada setiap 18 Desember baru selesai diperingati oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Riyadh dengan berbagai kegiatan positif. 

Peringatan IMD 2020 tetap semarak dimotori oleh FKOPPMI (Forum Konsolidasi Ormas dan Pegiat Pekerja Migran Indonesia) Riyadh bekerja sama dengan KBRI meski segalanya dibatasi oleh protokol kesehatan akibat pandemi Covid-19.  

Salah satu kegiatan yang paling menarik perhatian adalah pemberian penghargaan “Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards” kepada WNI pria dan wanita yang dinilai menginspirasi dan dapat menjadi teladan bagi sesama PMI lainnya.  

Dua sosok PMI yang terpilih mendapat “PMI Awards” adalah seorang sopir rumahan bernama Kamaluddin asal Garut yang telah bekerja di Riyadh selama 25 tahun dan Susilawati, perempuan asal Sukabumi, yang telah bekerja lebih dari 11 tahun sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. 

Profil Susilawati

photo
Susilawati, pekerja migran Indonesia yang mendapatkan penghargaan dari KBRI Riyadh 2020 - (KBRI Riyadh)

Susilawati atau biasa dipanggil Susi, berasal dari sebuah kampung di kabupaten Sukabumi yang terpaksa pergi ke Arab Saudi pada 2009 dengan motivasi untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan membiayai anak tunggalnya setelah bercerai dengan sang suami. 

Beruntung, Susi mendapat majikan yang baik di kawasan Al-Narjis, Riyadh sehingga pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga berjalan lancar. 

Namun situasi ini tidak membuatnya puas diri. Kreativitas dalam jiwa mendorongnya untuk mencoba tantangan baru dengan bisnis online dengan berjualan pakaian dan kerudung produk Indonesia untuk dijual ke sesama WNI/PMI di Arab Saudi. “Lumayan, bisa untuk menambah penghasilan”, ujar Susilawati kepada Dewan Juri PMI Awards seperti dikutip dari rilis KBRI Riyadh. 

Dengan penghasilan sebagai PRT dan bisnis sampingannya tersebut, Susi berhasil membangun rumah sendiri untuk keluarga dan orang tuanya di kampung halaman. Selain itu, ia juga mampu membeli sawah dan yang lebih penting lagi berhasil membiayai anaknya yang kini sudah duduk di bangku SMK.  

Kesuksesan pekerjaan dan keberhasilan ekonomi rupanya tidak lantas membuatnya lupa dengan sekitar. 

Kepekaan social yang tinggi mendorong Susi ikut banyak membantu sesama PMI yang kesusahan akibat lockdown pada awal-awal wabah Covid-19 di Riyadh. Bahkan pakaian dan kerudung yang seharusnya ia jual, sebagiannya ia berikan secara cuma-cuma kepada yang membutuhkan. 

“Saat situasi sulit kemaren, Susi menelepon saya untuk menyebar bantuan sembako”, ujar Subhan, salah satu aktivis komunitas “Viking KSA” Riyadh yang bercerita kepada KBRI tentang kebaikan Susi. “Setidaknya ada lebih 30 orang yang mendapat bantuan dari Susi”, terangnya.   

Subhan menceritakan bahwa dirinya mengenal Susi sejak tahun 2013. Berawal dari memesan baju koko, ia kemudian diajak bekerja sama untuk mengantarkan baju-baju pesanan ke para pelanggan jualan Susi dengan imbalan jasa ongkos kirim. “Hebatnya, ada banyak orang yang menunggak pembayarannya tapi Susi tetap semangat dan tidak marah kepada mereka”, jelas Subhan bersemangat.

Kebaikan Susi ternyata tidak berhenti di situ. “Luar biasa”, ujar Sujaya Kasim, salah satu sesepuh WNI di Riyadh yang juga menjadi Dewan Juri PMI Awards, “Susilawati menyampaikan kepada Panitia agar hadiah uang Rp. 2 juta yang didapatnya sebagai pemenang PMI Awards untuk disumbangkan saja. Bisa ke masjid, panti asuhan atau orang-orang yang layak dibantu”.   

Bagi Susi, rezeki yang dianugerahkan Allah kepadanya sudah sangat disyukuri. “Saya sudah cukup bersyukur dan terharu terpilih sebagai pemenang PMI Award 2020”, kata Susi seperti ditirukan oleh Sujaya. 

Saat ini, Susi baru saja melunasi biaya haji orang tuanya yang dijadwalkan akan berangkat sekitar 12 tahun ke depan.

Pemenang PMI Awards

Selain Susilawati yang memenangkan “Pekerja Migran Indonesia (PMI) Awards” untuk kategori perempuan, Dewan Juri yang terdiri dari tiga orang diplomat di KBRI dan empat tokoh masyarakat dari FKOPPMI (Forum Konsolidasi Ormas dan Pegiat Pekerja Migran Indonesia) Riyadh, memilih Kamaludin sebagai pemenang untuk kategori pria. 

Lelaki asal Garut, Jawa Barat ini memutuskan merantau ke Arab Saudi pada tahun 1995 untuk mencari nafkah demi memperbaiki ekonomi keluarga karena usaha orang tua yang bangkrut. Saat itu ia masih usia kelas II SMK. 

Di Kawasan Malaz, Riyadh, Kamal bekerja sebagai sopir di rumah majikan yang merupakan mantan seorang menteri di Kerajaan Arab Saudi. Sang majikan rupanya sering tidak berada di rumahnya di Riyadh, sehingga Kamal memiliki banyak waktu luang dan memanfaatkannya untuk belajar bekam.

“Saya mengenal Kamal sejak 12 tahun lalu. Dulu ia belajar praktik bekam dari seorang ahli bekam asal Indonesia yang biasa dikenal dengan Master Arif”, terang Zainal Boim Arifin, salah satu teman dekat Kamal yang juga praktisi bekam. “Jam terbang Kamal dalam bidang bekam dan pijat kini cukup tinggi. Pasiennya pun kebanyakan dari warga Saudi”, tambah Zaenal sebagaimana dirilis oleh KBRI Riyadh.   

Sebagai praktisi bekam yang sudah mahir, Kamal tidak pelit berbagi ilmu dan secara suka rela gemar  memberi pelatihan bekam kepada rekan-rekannya sesama PMI yang mengalami kesulitan ekonomi agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Pelatihan ini diberikannya gratis tanpa imbalan. 

Memang oleh kawan-kawan di sekitarnya, Kamal cukup dikenal suka memberi bantuan materil kepada mereka yang kurang beruntung. Saat lockdown diberlakukan di Riyadh akibat Covid-19, Kamal juga aktif sebagai relawan bansos. Hal itulah yang antara lain mendorong teman-temannya mengajukan nama Kamal sebagai nominator penerima PMI Awards.

Tidak ingin menyiakan waktu, Kamal juga banyak memanfaatkan kesempatan luang dengan aktif di forum kegiatan keagamaan, khususnya FORMATRA  (Forum Majlis Ta’lim Riyadh). Ia bahkan kini ditunjuk sebagai ketua hariannya. Keseriusan belajar agama mendorongnya untuk berjuang menghapal Al-Quran. Saat ini ia sudah menyelesaikan 15 juz alias menghapal separuh dari kitab suci umat Islam ini di luar kepala. 

Di FORMATRA sendiri Kamal juga menjadi donator tetap dan biasa membantu antar jemput jamaah yang memiliki keterbatasan transportasi. 

Dari sisi keberhasilan ekonomi, Kamal telah berjasa membantu meningkatkan ekonomi keluarga besarnya. Di rumah yang ia bangun dan kini ditempati oleh istri dan anak-anak, serta saudarinya di kampung halaman, ia berwirausaha dengan membuka toko sembako yang dikelola istrinya. Di tahun 2018 ia mencoba mencari peruntungan bisnis dengan membuka kantor cabang dari sebuah perusahaan travel umrah di Jakarta.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat