Seorang guru menjalani tes usap (swab test) COVID-19 di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo, Gorontalo, Kamis (3/12/2020). Tes usap yang diikuti oleh 270 guru tersebut dilakukan menjelang rencana pemberlakuan belajar tatap muka pada bulan Januari 2021 nanti | ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Khazanah

Ulama Imbau Umat Taati Prokes Cegah Covid-19

Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia merupakan ancaman nyata.

JAKARTA – Makin masifnya wabah virus korona jenis baru (Covid-19) menimbulkan keprihatinan. Kalangan ulama pun menyeru umat, terlebih yang tergolong tokoh, untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes).    

“Inilah saatnya kita bahu-membahu, setiap tokoh harus berusaha memberikan yang terbaik minimal keteladanan dan perhatian yang sungguh-sungguh untuk mengingatkan seluruh masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan,” ujar pendakwah senior sekaligus pendiri Ponpes Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, saat dihubungi Republika, Jumat (4/12).

Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia merupakan ancaman nyata terhadap kesehatan, ekonomi, pendidikan, hingga kegiatan ibadah yang dilakukan kurang sempurna. Wabah ini pun dinilai dapat merusak masa depan bangsa dan masyarakat apabila tidak dibenahi secara bersama-sama.

Karena itu, kata dia, wabah Covid-19 perlu disikapi secara bijak dengan bersama-sama mengerahkan pikiran, tenaga, waktu, serta kemampuan dalam memecahkan masalah ini. Kepada seluruh elemen masyarakat, ia pun berpesan, kedisiplinan dalam mematuhi prokes harus dibarengi dengan protokol ibadah, doa, istighfar, hingga protokol sedekah.

“Mudah-mudahan kesungguhan dalam menyempurnakan ikhtiar dan doa ini akan mendatangkan keberkahan pertolongan Allah bagi kita semua,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis mengimbau umat tidak berkerumun agar terhindar dari paparan Covid-19. 

"Kita tidak henti-hentinya menyampaikan jangan berkerumun, saya berkali-kali menolak untuk ceramah Maulid Nabi di daerah DKI Jakarta, Depok dan di luar kota (untuk menghindari kerumunan)," ujar Kiai Cholil.

Ia menyampaikan, masyarakat Indonesia sendiri punya tradisi berkerumun, mereka merasa tidak enak kalau tidak berkerumun. Karena itu, upaya untuk mengingatkan masyarakat agar tidak berkerumun saat pandemi, harus terus digencarkan. 

Dalam pandangan dai sekaligus Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Nur Hayid, untuk ikut mengatasi wabah Covid-19 yang semakin meningkat, para tokoh agama dan tokoh masyarakat terlebih dulu harus menyingkirkan perbedaan politik dan kepentingan. 

Ia menilai, para tokoh agama mempunyai peran yang sangat strategis dan penting dalam kondisi saat ini. Dengan memiliki keterikatan yang kuat dengan masyarakat atau jamaah, tokoh agama akan lebih mudah menyampaikan pesan-pesan pemerintah berkaitan dengan pencegahan Covid-19. 

Kiai Hayid juga memastikan, para tokoh NU memegang komitmen untuk senantiasa menjalankan aturan dan prokes Covid-19 yang sudah ditetapkan pemerintah.

"Hari ini tokoh masyarakat terutama di bawah NU sampai kecamatan itu sangat tertib protokol, nggak ada agenda-agenda kumpulan masa," ujarnya.

Kiai Hayid menjelaskan, bagi warga Nahdliyin sudah seharusnya mengikuti seruan pemerintah untuk menerapkan prokes, termasuk ketika menggelar kegiatan keagamaan. Karena itu, saat ini para tokoh NU memilih menggelar pengajian secara virtual. Bahkan, dengan pengajian virtual, jangkauan dakwah menjadi lebih luas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat