Ilustrasi asrama haji digunakan untuk karantina jamaah umrah. | ANTARAFOTO

Khazanah

Kemenag Siapkan Aturan Karantina Umrah

Ada 11 jamaah umrah yang sedang diisolasi di Arab Saudi karena positif Covid-19.

JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan agar calon jamaah umrah yang akan berangkat ke Tanah Suci dikarantina terlebih dahulu di asrama haji paling lama tiga hari.  Kemenag pun telah menyiapkan aturan (regulasi) terkait karantina umrah tersebut. 

"Memang kita sudah sepakat, sebelum berangkat peserta umrahnya harus dikarantina terlebih dahulu paling tidak tiga hari," kata Menag Fachrul Razi saat meresmikan Gedung Asrama Haji Transit Kupang, di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (27/11). 

Menurut Menag, karantina itu perlu dilakukan untuk memastikan status kesehatan para jamaah terkait Covid-19 sebelum berangkat dan sesudah kembali dari Tanah Suci. Jika hasilnya positif, akan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat.

"Di masa Covid-19, karantina harus disiapkan agar tidak ada yang kemudian kecolongan akibat terpapar Covid-19,"  ujar dia.

Kemenag juga sudah menyiapkan aturan (regulasi) terkait karantina umrah. Kepala Subdirektorat Pemantau dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra menyebut, aturan karantina itu termaktub dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) 719 Tahun 2020. 

"Skema karantina itu ada di KMA 719/2020. Mau dilakukan di asrama haji atau tidak, itu pilihan PPIU. Kalau mau ya monggo, kalau tidak ya nggak jadi masalah," kata pria yang akrab dipanggil Nafit ini saat dihubungi Republika, Ahad (29/11). 

Dalam KMA 719/2020 tertulis, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) bertanggung jawab melakukan karantina terhadap jamaah yang akan berangkat dan setelah tiba dari Arab Saudi. Karantina ini dimaksudkan untuk proses pemeriksaan sampai keluarnya hasil tes PCR/Swab. 

Dalam KMA tersebut, tertulis pula bahwa jamaah wajib mengikuti protokol kesehatan yang diperuntukkan bagi pelaku perjalanan dari luar negeri. Hal ini berlaku selama masa karantina ataupun saat meninggalkan lokasi karantina.

Selain asrama haji, pelaksanaan karantina juga dapat menggunakan hotel yang telah ditunjuk oleh Satgas Covid-19 pusat ataupun daerah. "Penggunaan asrama haji bisa dilakukan kapan saja, tergantung PPIU," lanjut Nafit.

Sementara itu, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Arfi Hatim mengatakan, berdasarkan hasil pengawasan, beberapa PPIU sudah melakukan karantina terhadap jamaah. Karantina dilakukan sebelum mereka melaksanakan proses tes Swab/PCR di hotel yang dipilih oleh PPIU. 

Terkait peraturan karantina, ia menyebut sedang dikaji dan diperdalam lebih jauh bersama otoritas terkait. "Pembiayaan selama karantina dilakukan oleh PPIU melalui jamaah," kata dia.

Aturan terkait akomodasi dan pembiayaan ini juga tertulis dalam KMA 719/2020. Disebutkan dalam peraturan itu bahwa PPIU berkewajiban menyediakan akomodasi dan transportasi bagi jamaah, baik selama di dalam negeri maupun di Arab Saudi. 

Sedangkan, biaya penyelenggaraan ibadah umrah mengikuti referensi yang telah ditetapkan menteri agama. Penambahan dapat terjadi bila ada komponen baru, seperti pemeriksaan kesehatan, karantina, atau pelayanan lain terkait Covid-19. 

"Asramanya disesuaikan dengan bandara keberangkatan jamaah ke Saudi," kata Arfi.

Di masa pandemi ini, keberangkatan jamaah umrah sejauh ini hanya melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Meski demikian, KMA 719/2020 menyebut, ada tiga bandara lain yang diizinkan memberangkatkan jamaah umrah, yakni Bandara Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Sulawesi Selatan, dan Kualanamu Sumatra Utara.

Sementara itu, Indonesia kembali memberangkatkan jamaah umrahnya, setelah sempat terhenti pada awal November lalu. "Yang berangkat tanggal 22 (November) sedang berada di Madinah, sementara yang berangkat tanggal 24 (November) masih di Makkah," kata Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, saat dihubungi Republika, Ahad (29/11).

Meski demikian, ia menyebut ada 11 jamaah yang sedang diisolasi karena hasil tes swab mereka menunjukkan positif Covid-19. Belasan orang ini merupakan jamaah yang berangkat tanggal 22 November. "Sekarang jamaah sedang diisolasi, menunggu sampai 10 hari. Untuk keberangkatan 24 November semua jamaah negatif."

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat