Aparat keamanan India memeriksa senjata dan amunisi selepas pertempuran di Jammu-Srinagar, akhir pekan lalu. Sebanyak empat militan bersenjata di tewaskan aparat keamanan dalam baku tembak di wilayah Nagrota di Jammu-Kashmir. | EPA-EFE/JAIPAL SINGH

Internasional

India Panggil Diplomat Pakistan

Awal bulan ini Pakistan mengatakan telah mengumpulkan dokumen dengan bukti bahwa militansi di dalam perbatasannya disponsori oleh India.

NEW DELHI - Pemerintah India memanggil diplomat senior Pakistan atas dugaan serangan di perbatasan Jammu dan Kashmir, Sabtu (21/11). New Delhi menjelaskan, pihaknya mengetahui ada serangan yang digagalkan di Jammu dan Kashmir oleh kelompok militan yang berbasis di Pakistan dalam sepekan terakhir ini.

Tuduhan tersebut kemudian dibantah oleh Pakistan. Pada Jumat (20/11) malam lalu melalui Twitter resminya, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, pembunuhan empat militan Jaish-e-Mohammed dalam baku tembak dengan pasukan keamanan dan penemuan sejumlah besar senjata serta bahan peledak dari mereka mengindikasikan mereka berencana mendatangkan malapetaka besar dan kehancuran di wilayah itu.

Menurut Modi, hal itu dilakukan menjelang pemilihan kepala daerah di wilayah yang disengketakan. Kementerian Luar Negeri India mengatakan, protes telah diajukan kepada perwakilan Pakistan di New Delhi.

“India menegaskan kembali tuntutan lamanya agar Pakistan memenuhi kewajiban internasional dan komitmen bilateral untuk tidak mengizinkan wilayah mana pun di bawah kendalinya digunakan untuk terorisme melawan India dengan cara apa pun,” kata Kemenlu India dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Kemenlu Pakistan menolak tuduhan Modi dan menyebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar. “Kami memandang ini sebagai bagian dari upaya putus asa India untuk mengalihkan perhatian internasional dari terorisme negara di Kashmir yang dikuasai India dan dukungan negara atas terorisme terhadap Pakistan,” kata kementerian tersebut pada Jumat malam setelah komentar Modi di akun Twitter resminya.

photo
Aparat keamanan India memeriksa senjata dan amunisi selepas pertempuran di Jammu-Srinagar, akhir pekan lalu. Sebanyak empat militan bersenjata di tewaskan aparat keamanan dalam baku tembak di wilayah Nagrota di Jammu-Kashmir. - (EPA-EFE/JAIPAL SINGH)

Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir itu kembali menajam sejak Agustus lalu, tepatnya ketika pemerintah Modi mengakhiri otonomi satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di sana. Kashmir juga diklaim oleh Pakistan.

Awal bulan ini Pakistan mengatakan telah mengumpulkan dokumen dengan bukti bahwa militansi di dalam perbatasannya disponsori oleh India untuk menargetkan investasi Cina. Selain itu, operasi ini sedang dijalankan di negara tetangga Afghanistan.

India kemudian menaggapi tuduhan tersebut sebagai “khayalan imajinasi”. India akan mengadakan pemilihan tingkat distrik bulan ini di Jammu dan Kashmir, latihan serupa pertama di sana sejak pemerintah federal mencabut status negara bagian itu lebih dari setahun lalu.

Sebelumnya, sebanyak empat tentara India dan tiga gerilyawan tewas baku tembak di Kashmir pada Ahad (8/11). Itu menjadi konfrontasi bersenjata paling mematikan di wilayah tersebut sejak April lalu.

Juru bicara Kementerian Pertahanan India Kolonel Rajesh Kalia mengungkapkan, sebelum kontak senjata terjadi, sebuah patroli militer melihat gerakan mencurigakan di sepanjang Line of Control (LOC) pada Ahad dini hari. Militer India pun mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut.

"Gerakan militan dilacak oleh perangkat pengintai. Terjadi pertempuran senjata berat yang menewaskan tiga militan. Empat tentara tewas dalam baku tembak itu," kata Kalia.

Pada April lalu, pertempuran serupa terjadi LOC. Sebanyak lima tentara India tewas setelah terlibat baku tembak dengan kelompok gerilyawan. Lima anggota gerilyawan turut terbunuh dalam kejadian tersebut.

Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua. Dua per tiga wilayahnya dikuasai India, sementara sisanya dimiliki Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan oleh LOC. Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat