Petugas medis menyiapkan vaksin saat proses simulasi uji coba vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (23/10). Pemerintah Kota Depok menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (S | Prayogi/Republika

Nasional

Setengah Jalan Vaksin dari ITB

Pengembangan vaksin yang dilakukan ITB saat ini berada di tengah jalan menuju tahap terakhir.

OLEH INAS WIDYANURATIKAH

Sejumlah lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia pun turut bereaksi ketika muncul Covid-19. Ada yang langsung bertindak dengan merekrut relawan tenaga kesehatan, ada juga yang berupaya memerangi pandemi ini dari balik layar, yakni para ahli vaksin dan obat.

Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi salah satu bagian dari perguruan tinggi yang mengembangkan vaksin Merah Putih. Tim Penggalang Dana dan Komunikasi Publik Vaksin ITB Hari Tjahjono menjelaskan, mengembangkan vaksin metodenya banyak sekali. Masing-masing metode kemungkinan keberhasilannya tidak besar.

"ITB ingin berkontribusi dengan mengembangkan vaksin yang belum dilakukan tim lain di Indonesia, yang kebetulan metodenya dikuasai tim ITB," kata Hari saat dihubungi Republika, Kamis (12/11).

Saat ini, dalam mengembangkan vaksin, ITB tergabung dengan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Hari mengatakan, ITB percaya kemampuan bangsa Indonesia harus terus ditingkatkan untuk bisa membuat vaksin secara mandiri.

Tahapan pengembangan vaksin yang dilakukan ITB saat ini berada di tengah jalan menuju tahap terakhir. Saat ini, kata Hari, para peneliti berada di tahap pembuatan genom adenovirus rekombinan dan karakterisasinya. Setelah ini, masih ada beberapa tahap yakni pembuatan adenovirus rekombinan dan penentuan titer virus, serta purifikasi.

Hari menuturkan, peneliti ITB masih terus mengembangkan kandidat vaksin Covid-19. Sebab, tahapan ini merupakan langkah paling penting dalam mengembangkan vaksin. Ia berharap proses pengembangan vaksin yang dilakukan ITB bisa berhasil menemukan kandidat vaksin yang dibutuhkan.

Adapun tahapan praklinis diperkirakan bisa dilakukan pada pertengahan 2021. "Yang jelas, kalau kandidat vaksin sudah ditemukan, targetnya tentu kandidat vaksin tersebut lolos uji klinis menjadi vaksin dan bisa diproduksi massal," kata Hari.

Hingga saat ini, Hari menjelaskan, proses penemuan kandidat vaksin berjalan cukup lancar. Hingga sekarang, pihaknya belum menemukan kendala yang berarti terkait proses pengembangan vaksin Covid-19 yang dilakukan ITB.

Ia berharap setelah kandidat vaksin ditemukan, nantinya ITB mendapatkan dukungan dari masyarakat sekaligus pemerintah. ITB juga membutuhkan dukungan dari industri kesehatan supaya vaksin yang dikembangkan bisa melalui proses uji klinis hingga diproduksi massal nantinya. "Sehingga, keinginan kita bersama untuk mandiri vaksin dapat kita wujudkan," kata dia lagi.

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kepada anak usia sekolah dasar di SDS Dian Kencana, Jalan BKR, Kota Bandung, Kamis (12/11). Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah dengan memberikan vaksin campak, rubella, difteri tetanus dan tetanus difteri guna meningkatkan kesehatan dan terhindar dari penyakit - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Di dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang digagas pemerintah, terdapat enam institusi yang melakukan pengembangan vaksin Merah Putih. Keenam institusi itu LBM Eijkman (platform subunit protein rekombinan mamalia based dan yeast based), LIPI (protein rekombinan fusi), UGM (protein rekombinan), UI (DNA, mRNA, virus-like-particles), ITB (adenovirus), dan Unair (adenovirus dan adeno-associated virus-based).

Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 ini dibangun tidak hanya untuk mengembangkan vaksin, tapi juga berbagai alat kesehatan terkait penanganan Covid-19. Hingga saat ini, inovasi yang dilakukan tim konsorsium telah menghasilkan alat kesehatan, seperti rapid test, PCR kit, dan ventilator.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia harus memiliki kemandirian dalam menghadapi Covid-19. Sebab, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar.

"Kita harus mempunyai kemampuan, tidak hanya di produksi, tapi juga di tahap penelitian dan pengembangan," kata Bambang, beberapa waktu lalu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat