Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Keberuntungan Sejati

Keberuntungan sejati manakala membawa keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.

Oleh HASAN BASRI TANJUNG

OLEH HASAN BASRI TANJUNG

Dalam hidup ini, ada dua anugerah Ilahi yang bisa diraih orang beriman yakni keberuntungan dan keberhasilan. Keberuntungan adalah raihan yang tidak bisa diulang atau ditiru orang lain. Sebab, ia lebih banyak dipengaruhi oleh skenario “Tangan Allah” daripada manusia.

Seperti dikaruniai orang tua, anak atau istri yang baik. Sementara keberhasilan dapat dipelajari dan prosesnya bisa diulang kembali. Seperti cara meraih untung dalam bisnis atau karir pekerjaan.

Setiap orang pernah meraih keberuntungan, namun belum tentu membahagiakan. Keberuntungan sejati manakala membawa keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat. “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkan ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar” (QS 64: 9).

Sepekan terakhir, ramai dibicarakan sebuah foto seorang remaja di media sosial yang tengah berteduh di emperan ruko di kawasan Braga, Kota Bandung. Ia duduk mengenakan pakaian lusuh dan menutupi bagian depan kakinya dengan karung agar tidak basah oleh cipratan air hujan sambil membaca Alquran. Tentu saja ia tidak tahu siapa yang memotret apalagi viral hingga mengundang simpati banyak orang.

Pesantren Al-Hilal Bandung pun bergerak cepat mencari anak pemulung tersebut. Akhirnya ditemukan di kawasan Lembang yang berjarak sekitar 50 km dari lokasi semula. Anak itu bernama Muhammad Ghifari Akbar berusia 16 tahun yang berasal dari Garut Jawa Barat.

Sejak berusia delapan bulan sudah ditinggal ibunya. Beranjak usia 10 tahun ia putus sekolah dan tinggal bersama kakek neneknya. Lalu, ia memulung lintas kota sembari mencari ibunda yang belum sempat dikenalnya.

Kisah tersebut telah menggetarkan hati banyak nitizen. Syekh Ali Jaber mengangkatnya menjadi anak asuh untuk menghafal Alquran dan diberi hadiah umrah ke Tanah Suci. Inilah yang disebut keberuntungan. Bukan karena ia seorang pemulung, akan tetapi disebabkan kecintaannya terhadap Alquran walaupun dalam kesusahan.

Bahkan, ketika lapar mendera, ia terus mengaji sampai terasa kenyang. Ketulusan dan kesungguhannya telah membuka jalan untuk meraih keberuntungan. Kelak di akhirat, ia akan di sambut sebagai keluarga Allah (ahlu Allah). Sebab orang yang membaca, menghafal, dan mengamalkan Alquran adalah keluarga Allah di bumi (HR Ahmad).

Walhasil, keberuntungan sejati adalah buah dari keimanan, keikhlasan dan kesungguhan dalam menjalani kehidupan. Istiqamah dalam kebaikan disaat lapang atau sempit, ramai atau sepi, dipuji atau dicaci, dalam suka ataupun duka.

Kisah Akbar di atas mengingatkan kita, betapa penting dan besar pengaruh pendidikan keluarga sebagai pondasi bagi anak dalam menjalani kehidupannya. Wallahu a’lam bish-shawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat