Presiden terpilih Joe Biden dan wapres Kamala Harris dalam pidato merayakan kemenangan di lapangan the Chase Center di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Sabtu (7/11) malam waktu setempat. | EPA-EFE/JIM LO SCALZO

Kabar Utama

Biden: Saatnya 'Sembuhkan' Amerika

Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk 'menyembuhkan' Amerika yang sedang terpecah.

 

WILMINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berjanji menyatukan warga AS. Dalam pidato pertamanya setelah dinyatakan menang dalam pemilihan pada Sabtu (7/11), ia mengatakan, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk 'menyembuhkan' Amerika yang sedang terpecah. 

Hasil penghitungan suara pemilihan presiden AS menunjukkan Biden menang di Pennsylvania yang menjadikan dirinya mendapatkan lebih dari 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk melenggang ke Gedung Putih. Itu mengakhiri ketegangan sepanjang proses selama empat hari, di mana kandidat pejawat Presiden Donald Trump tetap menolak untuk menyerah. 

“Rakyat negara ini telah berbicara. Mereka memberi kami kemenangan yang meyakinkan. Saya berjanji menjadi presiden yang berupaya tidak memecah belah, tetapi untuk mempersatukan," ujar Biden dalam pidato kemenangannya di Wilmington, Delaware.

Pada era kepemimpinan Donald Trump, konflik rasialisme beberapa kali terjadi di AS. Kondisi itu pula yang dijadikan 'senjata' oleh Biden selama masa kampanye. Biden pernah menyebut Trump telah menyalakan api perpecahan.

Ia juga kerap mengatakan alasannya maju dalam pemilihan presiden karena marah dengan penilaian Trump terhadap peristiwa Charlottesville, Virginia, ketika unjuk rasa supremasi kulit putih bentrok dengan anti-rasialisme dan menewaskan seorang aktivis anti-rasialisme. Isu ras semakin menguat setelah George Floyd, seorang laki-laki kulit hitam, tewas di tangan polisi kulit putih di Minneapolis pada Mei lalu.

Sebagai presiden, Biden juga berjanji akan berusaha menyatukan negara dan mengerahkan kekuatan untuk memerangi pandemi Covid-19, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan untuk keluarga Amerika, dan membasmi rasialisme sistemik.

Dalam pidato perdananya, Biden tak lupa berpesan kepada 70 juta warga AS yang memberikan suara untuk mendukung Trump. Ia mengaku memahami kekecewaan para pendukung Trump. 

"Saya sendiri telah kalah beberapa kali. Namun, sekarang mari kita saling memberi kesempatan. Saatnya menyingkirkan retorika kasar, menurunkan suhu, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi," kata dia.

Dia juga berterima kasih kepada para pemilih berkulit hitam. Ia menyebut, pada saat-saat terendah kampanyenya, komunitas Afrika-Amerika telah membelanya. "Mereka selalu mendukung saya dan saya akan mendukung mereka," kata Biden menegaskan.

Saat menyampaikan pidato kemenangannya, Biden diperkenalkan oleh pasangannya, Senator AS Kamala Harris, yang akan menjadi perempuan pertama, warga Amerika kulit hitam pertama, dan warga Amerika keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden AS.

"Sungguh bukti karakter Joe bahwa ia memiliki keberanian untuk mendobrak salah satu penghalang paling substansial yang ada di negara kita dengan memilih seorang perempuan sebagai wakil presidennya," kata Harris.

Ucapan selamat kepada Biden berdatangan dari berbagai kepala negara, seperti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Kanselir Jerman Angela Merkel. 

Biden akan resmi menjadi presiden AS setelah dilantik pada 20 Januari 2021. Ia bersama Kamala Harris akan memimpin pemerintahan negara adidaya itu selama empat tahun ke depan. Biden akan menjadi presiden tertua AS saat dilantik pada 20 Januari 2021. Pria berusia 78 tahun ini kemungkinan akan menghadapi tugas yang sulit untuk memerintah di Washington yang sangat terpolarisasi.

photo
Wapres terpilih Kamala Harris (kedua dari kiri) dan suaminya Doug Emhoff merayakan kemenangan bersama Presiden terpilih Joe Biden (kedua dari kanan) dan istrinya Jill Biden saat berada di the Chase Center di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Sabtu (7/11) malam waktu setempat - (EFE/ANDREW HARNIK)

Kemenangan Biden didorong oleh dukungan kuat dari berbagai kelompok, termasuk perempuan, Afrika-Amerika, pemilih kulit putih dengan gelar sarjana, dan penduduk kota. Dia mengalahkan Trump dengan lebih dari empat juta suara dalam penghitungan suara populer nasional.

Sementara, Kamala Harris sesaat setelah keluarnya pengumuman kemenangannya menyatakan bahwa pemilihan presiden dan wakil presiden kali ini lebih dari sekadar tentang dirinya dan Joe Biden. 

"Ini tentang jiwa Amerika dan kesediaan kita untuk memperjuangkannya. Kami memiliki banyak pekerjaan di depan kami. Mari kita mulai," ujar dia dilansir the Guardian.

Dalam pidato perdananya setelah terpilih menjadi wakil presiden AS, Harris mengakui, ada perjuangan panjang yang dihadapi wanita untuk mendapatkan hak memilih dan masuk ke jajaran tertinggi politik Amerika. Ia pun tak lupa berterima kasih kepada perempuan kulit hitam. Dia mengatakan, meski perempuan kulit hitam sering diabaikan, kelompok ini telah membuktikan bahwa mereka adalah tulang punggung demokrasi bangsa.

"Meskipun saya mungkin wanita pertama di kantor ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir. Karena setiap gadis kecil yang menonton malam ini melihat bahwa ini adalah negara dengan penuh kemungkinan," ujarnya dikutip laman CNN, Ahad.

photo
Pendukung Presiden Donald Trump di Beverly Hills, California, Sabtu, 7 November 2020. - (AP Photo/Ringo H.W. Chiu)

Pendukung Trump bereaksi dengan kekecewaan, kecurigaan, dan menyoroti tugas sulit yang dihadapi Biden untuk memenangkan hati banyak orang Amerika. Mereka meyakini bahwa Trump adalah presiden pertama yang memerintah dengan sepenuh hati. “Ini memuakkan dan menyedihkan,” kata Kayla Doyle, seorang pendukung Trump berusia 35 tahun di Mifflintown.

Demonstran pro Trump terlihat berkumpul di gedung-gedung kongres negara bagian di Michigan, Pennsylvania, dan Arizona. Para pengunjuk rasa di Phoenix meneriakkan, "Kami ingin penghitungan ulang!” Bahkan, salah satu di antaranya mengatakan, “Kami akan menang di pengadilan”. 

Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau kekacauan yang ditakuti banyak orang. Protes yang dilakukan para pendukung Trump sebagian besar mereda dengan sendirinya. Sebelum pemilihan, Trump menolak untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika kalah dan dirinya telah menyatakan kemenangan jauh sebelum penghitungan selesai.

photo
Warga turun ke jalan di New York, Amerika Serikat setelah kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, dikabarkan menang dalam persaingan dengan pejawat Donald Trump dalam pilpres AS, Sabtu (7/11) waktu setempat. - (AP)

Respons Negara Arab

Para pemimpin negara-negara Arab dengan cepat memberikan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya dalam Pilpres AS. Mereka menyatakan harapan bahwa Gedung Putih yang baru akan bekerja dengan negara-negara Timur Tengah untuk memperkuat hubungan AS-Arab.

Salah satu ucapan datang dari Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan. "Selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris karena telah memenangkan pemilihan AS. Harapan tulus kami untuk perkembangan dan kemakmuran lebih lanjut bagi rakyat AS. UEA dan AS adalah teman dan sekutu dengan kemitraan bersejarah yang kuat yang kami nantikan untuk diperkuat bersama," kata Putra Mahkota dalam cicitan di akun Twitter-nya, dilansir di ABNA, Ahad (8/11).

Selain pemimpin UEA, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi juga memberi selamat kepada Joe Biden karena memenangkan kursi kepresidenan AS. Ucapan selamat ini disampaikan oleh juru bicara kepresidenan Bassam Radi dalam sebuah pernyataan.

"Presiden menekankan aspirasi kerja sama dan aksi bersama untuk memperkuat hubungan strategis bilateral antara Mesir dan Amerika Serikat untuk kepentingan kedua negara dan rakyat sahabat," kata Bassam.

Sultan Haitham bin Tariq Al-Said dari Oman juga mengirim surat ucapan selamat kepada Biden. "Ucapan selamat yang tulus karena telah memenangkan kepercayaan rakyat Amerika dan untuk pemilihannya sebagai presiden pada masa jabatan presiden yang akan datang," kata Al-Said dalam surat ucapan selamat itu.

Raja Yordania Abdullah, yang memiliki hubungan pribadi yang kuat dengan Biden, berharap dapat bekerja sama dengan presiden terpilih dalam memajukan kemitraan bersejarah yang solid antara Yordania dan Amerika Serikat.

Presiden Lebanon Michel Aoun turut menyuarakan harapan agar negaranya dapat kembali menyeimbangkan hubungan Amerika-Lebanon selama masa jabatannya. Sedangkan, Presiden Irak Barham Salih berharap dapat memperkuat perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah bersama Biden.

"Joe Biden (adalah) seorang teman dan mitra tepercaya dalam upaya membangun Irak yang lebih baik. Kami berharap dapat bekerja untuk mencapai tujuan bersama kami dan memperkuat perdamaian dan stabilitas di seluruh Timur Tengah," kata Salih.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat