Pelajar mencuci tangan sebelum bersekolah di SMPN 4 Solo, Jawa Tengah. | ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA

Nasional

Protokol Kesehatan Masih Jadi PR

ASN diminta gencar memberi contoh penerapan protokol kesehatan.

JAKARTA -- Kedisiplinan masyarkat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah dalam menghambat laju penularan virus korona penyebab Covid-19. Survei yang dilakukan United Nations Children’s Fund (Unicef) dan Nielsen menunjukkan, baru sekitar 31 persen penduduk Indonesia yang menerapkan 3M (mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak) sekaligus. 

"Sekitar sepertiga dari total 2.000 responden, yang melakukan cuci tangan pakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak secara sekaligus," kata Konsultan Unicef, Risang Rimbatmaja, dalam acara diskusi mengenai keterlibatan masyarakat dalam merespons pandemi Covid-19 di Jakarta, Rabu (4/11). Survei dilakukan pada Agustus 2020. 

Sementara, warga yang melakukan dua dari tiga aksi 3M baru sekitar 36 persen. Sementara, 23,2 persen warga hanya melakukan satu dari aksi 3M dan 9,3 persen sama sekali tidak menjalankannya.

Risang mengatakan, Kota Semarang menjadi yang paling tinggi warganya menerapkan 3M sekaligus, yaitu 39,1 persen. DKI Jakarta menyusul dengan angka 37 persen dan Surabaya 32 persen, Makassar 19,6 persen, serta Kota Bandung dan Medan dengan masing-masing 16,6 persen.

Unicef Communications Development Specialist, Rizky Ika Syafitri mengatakan, responden yang rutin mencuci tangan pakai sabun mencapai 70 persen, menggunakan masker 70 persen, dan menjaga jarak 48 persen. Ia berharap masyarakat bisa melakukan ketiga langkah pencegahan itu sekaligus. 

"Untuk mencegah penularan, kita tidak bisa hanya pakai masker saja atau jaga jarak saja. Maka ketiganya harus dilakukan secara bersama," kata Rizky. Hasil survei penerapan 3M ini, kata dia, merupakan tantangan bagi agen-agen perubahan perilaku untuk menggencarkan kampanye pencegahan Covid-19.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak lengah dan tetap menjalankan prokes dengan ketat. Wiku berharap masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pencegahan Covid-19. 

Menurut dia, persentase masyarakat yang menerapkan 3M terus membaik. "Dalam penerapan protokol kesehatan 3M, lebih dari 68 persen masyarakat mematuhi protokol kesehatan," kata Wiku melalui keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19, Selasa (3/11).

Wiku menekankan kunci keberhasilan menangani Covid-19 dengan berkomitmen menjalankan prokes tersebut.  "Selalu disiplin protokol 3M dan pastikan berisitirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi dan rutin berolahraga," kata Wiku. 

Selama ini, pemerintah pusat dan daerah memang gencar menyosialisasikan gerakan 3M tersebut. Bahkan, sejak pertengahan tahun, sejumlah daerah telah merancang sanksi khusus bagi para pelanggar prokes tersebut. 

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Doni Monardo pada Senin (12/10), mengatakan, berdasarkan data Satgas Covid-19, 7 persen pasien yang dirawat di Wisma Atlet adalah orang yang membatasi aktivitas di luar rumah. Namun, mereka tertular virus korona dari anggota keluarga yang kerap beraktivitas di luar rumah. 

Karena itu, pemerintah terus mendorong masyarakat disiplin menerapkan gerakan 3M. "Kerumunan manusia tidak bisa kita pastikan bahwa semuanya dalam kondisi yang aman," kata Doni. 

Beri contoh

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) agar tetap menjaga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. ASN mulai dari sipil TNI/Polri hingga pegawai pemerintahan diminta bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dalam melaksanakan prosedur pencegahan penularan tersebut.

“Menjadi kewajiban bagi apparat sipil tersebut untuk memberikan contoh yang baik dalam hal penerapan prokes,” tegas Ganjar di Semarang, kemarin.

ASN, kata dia, harus melayani masyarakat banyak dan tiap hari bertemu dengan berbagai macam orang. Mereka harus bisa memberikan contoh sehingga semua pihak bisa meniru bersama- sama menaati prokes. “Namun terkadang kita tidak menyadari atau lupa sehingga menyepelekan prokes,” kata dia.

Ia merinci, disiplin mencuci tangan menjadi penting agar virus tidak menempel di tangan yang sering digunakan megang atau mengusap mata, hidung dan mulut. Kemudian, tertib memakai masker dan menjaga jarak. “Kalau pakai masker dan cuci tangan relatif bisa, yang sering kali masyarakat kita tidak sadar adalah menjaga jarak fisik, wong cuman sebentar kok pak. Padahal, cuma sebentar itu jadi awal nemploknya virus,” kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat