Warga melihat daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Bantul 2020 terpasang di depan poskamling Dongkelan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (21/10). | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Paslon Didorong Tingkatkan Kampanye Daring

Paslon dan tim sukses dinilai lemah kreatifitas dalam berkampanye.

JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta KPU provinsi maupun kabupaten/kota mendorong pasangan calon meningkatkan kegiatan kampanye daring dan media sosial (medsos). Hal itu ditegaskan dalam surat KPU perihal peningkatan pemanfaatan medsos dan media daring dalam kampanye pemilihan serentak lanjutan tahun 2020 pada 22 Oktober kepada 270 KPU daerah.

"Kami sudah bersurat ke KPU provinsi dan Kabupaten/kota yang Pilkada," ujar Komisioner KPU RI I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi saat dikonfirmasi Republika, Jumat (23/10).

Surat yang ditandatangani pelaksana harian Ketua KPU RI, Ilham Saputra itu, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan tahapan kampanye pada pemilihan kepala daerah (pilkada). Berdasarkan data rekapitulasi KPU RI, kampanye yang dilakukan oleh paslon atau tim kampanye dalam bentuk media sosial atau media daring masih berkisar pada angka 4 persen.

Sehubungan dengan itu, KPU provinsi dan kabupaten kota perlu melakukan koordinasi dengan paslon atau tim kampanye untuk meningkatkan pemanfaatan media sosial dan media daring dalam berkampanye. Jajaran KPU juga harus mendorong paslon atau tim kampanye agar mengubah metode kampanye yang semula tatap muka menjadi kampanye daring dan medsos.

Kampanye daring dan medsos perlu diupayakan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Raka mengatakan, kegiatan tersebut sudah dilakukan KPU Jawa Barat sebelumnya, yang menggelar acara fasilitasi peningkatan literasi medsos dengan mengundang tim kampanye paslon, Bawaslu, Sentra Gakkumdu, dan perwakilan manajemen Facebook secara virtual pada 20 Oktober.

Menurut Raka, 6.420 akun medsos resmi yang didaftarkan paslon kepada KPU, dapat dimaksimalkan sebagai sarana berkampanye di tengah keterbatasan interaksi fisik. Selain kampanye daring dan medsos, paslon juga dapat memaksimalkan iklan kampanye di media cetak, media elektronik, pemasangan alat peraga kampanye, serta bahan kampanye. 

Rendah kreativitas

Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) menilai kreativitas paslon dalam kampanye masih rendah. Padahal, menurut peneliti SPD, Rizqan Kariema Mustafa, terjadi peningkatan partisipasi pemilih di beberapa negara yang terdapat kampanye kreatif dengan protokol kesehatan yang ketat. "Metode kampanye tatap muka kreatif yang disesuaikan dengan protokol kesehatan dapat meningkatkan partisipasi pemilih," ujar Rizqan, Jumat.

Selain kampanye kreatif yang rendah, kata Rizqan, kampanye daring juga masih minim diupayakan paslon. Belum maksimalnya kampanye daring disebabkan permasalahan jaringan internet di beberapa daerah. Berdasarkan, data Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mencatat, dari 3.935 kecamatan terdapat 541 kecamatan terkendala jaringan internet. Dengan demikian, pasangan calon kepala daerah lebih memilih menggunakan metode kampanye pertemuan tatap muka.

Sebelumnya, peneliti lembaga Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif, Muhammad Ihsan Maulana mengatakan, paslon, tim kampanye, dan partai politik, memiliki kreativitas cukup rendah dalam melakukan kampanye di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, kandidat tidak memaksimalkan metode kampanye yang aman dari penularan Covid-19. 

"Paslon, tim kampanye, dan parpol tidak cukup kreatif dalam menggunakan metode kampanye," ujar Ihsan.

Ia menyebutkan, berdasarkan data dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), menunjukkan, metode kampanye yang paling banyak digunakan pada 10 hari pertama masa kampanye ialah pertemuan terbatas. Sebanyak 9.189 kegiatan kampanye atau 90,3 persen dilakukan dengan cara berkumpul.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat