Tren fashion di Tanah Air | Pixabay

Inovasi

Teknologi Penunjang Penjualan Fashion

Teknologi dapat membantu pelaku usaha meningkakan penjualan.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri fashion secara konsisten semakin inklusif terhadap berbagai tipe tubuh dalam penawaran produk maupun strategi pemasarannya. Berkat kampanye body positivity yang semakin marak, persepsi masyarakat tentang standar kecantikan tubuh perempuan, kini tak lagi berpegang pada standar konvensional seperti harus kurus dan tinggi. 

Dampaknya, semakin banyak jenama fashion yang menciptakan variasi ukuran lebih beragam, mulai dari XXS hingga XXXL, untuk memberikan pilihan yang bisa melayani berbagai bentuk dan ukuran tubuh perempuan. Sehingga membuat penggunanya juga merasa kian nyaman dan percaya diri.

Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan menemukan satu dari tiga orang perempuan memiliki ukuran pinggang di atas 80 senti meter. Ini berarti, 33 persen perempuan Indonesia menggunakan ukuran L, XL, atau lebih besar lagi, berdasarkan rata-rata standar ritel. 

Namun, ketersediaan busana plus size (sebutan untuk pakaian untuk ukuran yang lebih besar, atau XL ke atas-Red) masih sangatlah terbatas dan belum memiliki keragaman mode fashion terbaik seperti busana ukuran biasa.

photo
Tren fashion plus size di Indonesia - (Dok Sirclo)

Selama pandemi, jenama-jenama fashion lokal, seperti Bigissimo, Pofeleve, dan Jeny Plus Size, berupaya terus memaksimalkan kanal penjualan online untuk menjangkau pembeli. Menurut prediksi dari Credence Research, penjualan digital busana plus size melalui website, situs belanja daring, ataupun media sosial akan mengalami pertumbuhan tertinggi dalam periode 2018-2026. 

Hal ini disebabkan karena penjual tidak membutuhkan ruangan besar untuk inventaris serta display toko. Selain itu, penjualan digital juga dapat mengurangi jumlah pembeli yang selama ini merasa sungkan ketika terlihat berbelanja di toko offline busana plus size

Optimalisasi Teknologi

Untuk menjangkau pembeli secara efektif dan profesional, Bigissimo, Pofeleve, dan Jeny Plus Size menggunakan jasa solusi e-commerce Sirclo. Melalui Sirclo, ketiga jenama ini mampu menggunakan fitur pembayaran dan update stok secara real-time.

Sehingga pembeli bisa melakukan pemesanan kapan saja dan dimana saja, bahkan dari luar negeri. Dengan sistem yang otomatis ini, mereka bisa mengalokasikan waktu dan aset mereka untuk mengembangkan aspek strategis dan inovasi bisnis. “Untuk memberdayakan brand lokal, Sirclo perlu memastikan pemilik bisnis dengan market yang niche bisa menjangkau pasar, tidak hanya di wilayah tertentu, namun juga seluruh Tanah Air,” jelas Brian Marshal, selaku Founder dan CEO Sirclo.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, Sirclo menyediakan sistem pembangunan laman, verifikasi pembayaran, hingga notifikasi pengiriman produk secara otomatis. Sebagai mitra dari para jenama untuk berjualan daring, Sirclo pun berupaya memaksimalkan kehadiran mereka secara multichannel, yaitu dengan mengoperasikan berbagai kanal penjualan digital di saat yang sama, seperti laman milik sendiri, penjualan via Whatsapp, dan marketplace. 

Satu hal yang menjadi tantangan terbesar bagi jenama busana plus size di Indonesia adalah pemasaran. Bagi Jeny Chandra selaku pemilik Jeny Plus Size, melakukan pemasaran melalui media sosial membutuhkan alokasi waktu yang besar dan pengembangan idenya pun tidak mudah. 

Ini disebabkan pasar yang lebih niche, namun juga perlu mengikuti tren. Salah satu strategi yang ia tekuni adalah berfokus pada satu platform, yaitu Tiktok, untuk mengikuti tren sosial yang sedang berlangsung di Indonesia. 

Sementara itu, Bigissimo mengaku masih mengandalkan teknik pemasaran Word of Mouth (WOM) dan masih dalam usaha mengoptimalkan strategi iklan digital. Senda, Poppy dari Pofeleve juga mengakui saat ini jenama harus kreatif membuat konten dan penjelasan produk yang mudah dipahami.

Terutama karena masih banyak pembeli yang ragu membeli produk tanpa mencoba terlebih dahulu. Untuk mengatasi keraguan tersebut, Pofeleve pun menerapkan standar penukaran produk yang fleksibel, agar pembeli tidak merasa kecewa karena kekecilan atau kebesaran. 

Menurut Brian, ke depan tren penjualan fashion plus size di Tanah Air juga akan terus meningkat. Seiring makin infklusifnya pasar fashion di Indonesia. 

 
Untuk memberdayakan brand lokal, Sirclo perlu memastikan pemilik bisnis dengan market yang niche bisa menjangkau pasar, tidak hanya di wilayah tertentu, namun juga seluruh Tanah Air.
 
Brian Marshal, Founder dan CEO Sirclo.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat