Tim SAR PRancis bertugas di lokasi penyerangan tak jauh dari bekas kantor Charlie Hebdo offices di Paris, Prancis pada 25 September lalu. | EPA-EFE/IAN LANGSDON

Internasional

Dunia Islam Kecam Terorisme di Prancis

Liga Muslim Dunia menyatakan seluruh agama menilai aksi kekerasan dan terorisme adalah kejahatan.

JEDDAH -- Muslim dan dunia Arab, Sabtu (17/10), bersatu mengecam insiden pembunuhan seorang guru di Prancis. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang menyatakan solidaritas dengan rakyat Prancis. 

Prancis dijadwalkan menggelar aksi untuk mengenang Samuel Paty (47 tahun). Sedangkan aksi nasional akan digelar pada Rabu (21/10). Paty dibunuh, Jumat (16/10), saat ia dalam perjalan dari sekolah rumahnya di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran Paris.

Penyerangnya adalah Abdullakh Anzorov (18 tahun) ditembak hingga tewas oleh polisi. Sang pelaku adalah keturunan Chechnya yang lahir di Moskow, Rusia. 

Anzorov telah tinggal di Prancis sejak usia enam tahun, saat ia dan keluarganya mendapat status pencari suaka. Ia sendiri bahkan tahun ini mendapat status izin tinggal di Prancis.

Laman Arab News menyatakan, Kemenlu Saudi juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban, Pemerintah Prancis, dan rakyat Prancis. Saudi mengatakan mereka menolak semua bentuk kekerasan, ekstremisme, dan terorisme. 

photo
Kepolisian Prancis bertugas di lokasi penyerangan tak jauh dari bekas kantor Charlie Hebdo di Paris, Prancis pada 25 September lalu. - (AP/Soufian Fezzani)

Saudi juga mengulangi seruannya untuk menghormati simbol-simbol keagamaan. Saudi meminta semua pihak untuk menahan diri agar tidak memercik kebencian dengan menghina agama mana pun. 

Ketua Liga Muslim Dunia Sheikh Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa mengatakan, seluruh agama menilai tindakan kekerasan dan terorisme adalah kejahatan. Ia menekankan pentingnya upaya untuk memerangi terorisme dan mencabut akarnya, termasuk memberantasi ideologi ekstremis yang mendukung kejahatan semacam itu.

Al-Issa juga mendesak agar para pemimpin Prancis menentang semua bentuk teror. Prancis, katanya, melanjutkan upaya mereka memberantas apa pun yang bisa merusak keamanan dan stabilitas.

Di pusat ilmu Al-Azhar, di Kairo, Mesir mengecam kejahatan sadis yang terjadi di Prancis dan semua bentuk teror lain. Al-Azhar menyatakan, "Pembunuhan adalah kejahatan yang tidak bisa dibenarkan dengan dalih apa pun. Al-Azhar juga menggarisbawahi seruannya yang terus-menerus untuk mengecam ujaran kebencian dan kekerasan dan membela pentingnya untuk menghormati kesucian dan sosok keagamaan, menahan diri agar tidak memantik kebencian melalui penghinaan terhadap agama."  

Kartun Nabi 

Paty mengajar sejarah dan geografi di College du Bois d’Aulne. Pada awal Oktober, ia mengajar kebebasan berekspresi dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad. Menurut orang tua murid dan para murid, Paty memberi kebebasan bagi murid Muslim untuk meninggalkan ruang kelas agar mereka tidak merasa terhina atau terluka.

photo
Massa menggelar aksi unjuk rasa terkait majalah Charlie Hebdo di depan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, beberapa waktu lalu. - (ANTARA FOTO)

Para pemimpin politik, serikat, serta berbagai persatuan dijadwalkan menggelar aksi di Paris. Aksi serupa juga dijadwalkan di sejumlah kota lain seperti Lyon, Toulouse, Strasbourg, Nantes, Marseille, Lille, dan Bordeaux.

Pemerintah Prancis menilai pembunuhan ini sebagai serangan kepada jantung nilai-nilai Prancis. Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan, pemerintahanya terus mengupayakan keamanan lebih baik untuk para guru. "Saya ingin para guru mengatahui bahwa setelah aksi yang tdak terpuji ini seluruh negara berada di belakang Anda," kata Castex dalam wawancara dengan Journal du Dimanche.

Aksi si pelaku langsung menuai kecaman dan reaksi dari seluruh dunia termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. "Atas nama Amerika Serikat, saya ingin menyampaikan belasungkawan setulusnya kepada teman saya, Presiden (Emmanuel) Macron di Prancis, tempat terjadinya serangan teroris Islam yang keji --memenggal seorang guru tak bersalah di dekat Paris," ujar Trump.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat