Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau fasilitas Labkesda Kota Depok, Cimanggis, Jawa Barat, Jumat (2/10). Dalam sehari Labkesda tersebut mampu menerima 250 spesimen tes usap PCR yang berasal dari puskesmas dan rumah sakit di wilayah Depok. | Prayogi/Republika

Nasional

75 Persen Kasus Covid di Jabar dari Bodebek

Satgas Covid-19 mengajak masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

JAKARTA – Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) mendapat perhatian khusus dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. Sebab, daerah-daerah itu menyumbang hingga 75 persen dari total pertambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Kota Depok mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsi karena tingginya kasus Covid di Jabar. Sejak pekan lalu, Emil --sapaan akrab Ridwan Kamil-- juga telah berkantor di Depok selama satu hari dalam sepekan untuk memastikan pengendalian penyebaran Covid-19.

“Setiap hari 75 persen kasus Jawa Barat itu datangnya dari zona Bodebek. Kadang 70, kadang 73, kadang 75,” ujar Emil di akun resmi Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (9/10).

Selain itu, Kota Depok yang sedang menyelenggarakan pilkada juga menjadi perhatian khusus. Ia ingin memastikan penyelenggaraan pilkada berjalan lancar tanpa adanya pelanggaran protokol kesehatan. “Jangan sampai ada klaster baru,” kata dia.

Emil menambahkan, upaya penanggulangan Covid-19 di Jabar terbagi menjadi tiga wilayah geografis. Wilayah geografis pertama adalah zona yang dekat dengan ibu kota Jakarta, yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi. Wilayah geografis kedua, yakni Ibu Kota Jabar (Bandung) dan sekitarnya, serta yang ketiga yakni 27 kabupaten kota lainnya.

Menurut Emil, setiap geografis membutuhkan langkah penanganan yang berbeda-beda. Dan yang terpenting, menurut dia, kehadiran seorang pemimpin di tengah masyarakat diperlukan saat pandemi seperti ini.

Kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Jumat (9/10) dilaporkan bertambah 4.094 orang dalam 24 jam terakhir. Dari penambahan ini, DKI Jakarta mencatatkan angka tertinggi dengan 943 kasus baru. Menyusul kemudian ada Jabar dengan 504 kasus. Dalam beberapa hari terakhir, Jabar selalu menguntit Jakarta di nomor dua sebagai daerah penyumbang tertinggi kasus harian.

Sementara jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh juga bertambah 3.607 orang dalam 24 jam terakhir. Jumlah kumulatif pasien sembuh sampai saat ini sebanyak 247.667 orang. Adapun jumlah kasus meninggal dunia dilaporkan bertambah 97 orang dalam 24 jam terakhir, menjadi total 11.677 orang.

Keterlibatan masyarakat

Untuk mengendalikan penularan Covid-19, menurut Emil, diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat pun dimintanya agar turut membantu menekan angka penularan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Hal serupa disampaikan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo. Keterlibatan masyarakat dalam mencegah penularan Covid-19 dinilai sangat penting.

Menurut dia, membangun kesadaran di masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh. Pemerintah tidak bisa bergerak sendirian untuk melakukan penanganan, memerlukan peran aktif dari masyarakat. “Jangan saja pemerintah yang melakukan upaya penanganan, tetapi seluruh komponen,” kata dia.

Doni memandang, selama ini upaya pemerintah sudah maksimal dalam menangani Covid-19 khususnya dalam bidang kesehatan. Para dokter dan petugas kesehatan sudah bekerja keras dengan luar biasa sehingga angka kesembuhan Indonesia sudah lebih dari 230 ribu orang.

Doni menilai, angka 230 ribu orang yang sembuh tersebut merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Sebab, pada awalnya jumlah masyarakat sembuh dari Covid-19 jauh lebih sedikit dibandingkan total masyarakat terpapar.

“Tapi, alhamdulillah, dokter kita semakin berpengalaman, dan rata-rata kesembuhan sudah mencapai 76 persen. Artinya sudah di atas angka kesembuhan global,” kata dia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 17 persen penduduk Indonesia merasa dirinya kebal Covid-19. Hal ini berarti, dari 279 juta masyarakat Indonesia, sebanyak 44,9 juta merasa yakin tidak akan tertular Covid-19. Doni menilai, saat ini peran pemerintah daerah menjadi sangat penting tekait ini.

"Semakin masyarakat diikutsertakan dalam penanganan Covid-19, maka secara langsung akan meningkatkan kesadaran,” kata Doni.

Berdasarkan survei yang dilakukan BPS, Provinsi Maluku memiliki persentase masyarakat merasa kebal Covid-19 sebanyak 29,18 persen. Persentase ini menjadi yang paling tinggi jika dibandingkan provinsi lain.

Provinsi kedua yang masyarakatnya merasa kebal dari Covid-19 adalah Sulawesi Utara, yakni sebanyak 27,66 persen. Di urutan ketiga, terdapat Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni 25,46 persen.

“Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi. Mengapa ini terjadi? Mungkin karena masalah sosialisasi, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang utuh tentang Covid-19 ini,” kata Doni.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat